Senin, 11 Juni 2012

M.D.H (Materialisme, Dialektika, Historis)


I. PENDAHULUAN

       Arti Filsafat  :
Filsafat adalah pandangan tentang dunia dan alam yang dinyatakan secara teori, Filsafat adalah suatu ilmu dan suatu metode berpikir untuk memecahkan problim-problim gejala alam dan masyarakat, Filsafat merupakan sikap hidup manusia dan sebagai pedoman untuk bertindak dalam menghadapi gejala-gejala alam dan masyarakat.

“Filsafat bukan suatu kepercayan yang dogmatis dan membuta”

       Persoalan dan Katagori Filsafat  :
      Filsafat mempersoalkan soal-soal etika moral, aestetika/seni, sosial/politik, epistemologi/tentang pengetahuan, ontogi/tentang manusia.
       Katagori persoalan filsafat meliputi soal-soal hubungan bentuk dan isi, sebab dan akibat, gejala dan hakekat, keharusan dan kebetulan, keumuman dan kekhususan.

Filsafat mempersoalkan soal-soal yang pokok, sedang soal yang terpokok dari persoalan filsafat adalah soal hubungan ide dan materi, fikiran dan keadaan, mana yang primer dan mana yang sekunder diantara keduanya itu, ide atau materi, fikiran atau keadaan.
Jawaban dari persoalan yang terpokok tersebut akan membagi semua aliran filsafat menjadi dua kubu, kubu Idealisme dan kubu Materialisme.
Semua aliran filsafat yang memandang dan menyatakan ide atau fikiran sebagai hal yang primer, dan materi atau keadaan sebagai hal yang sekunder, termasuk dalam kubu Idealisme, sebaliknya semua aliran filsafat yang memendang dan menyatakan materi atau keadaan sebagai hal yang primer, dan ide atau fikiran sebagai hal yang sekunder, termasuk dalam kubu filsafat Materialisme.

       Aliran dan Kubu Filsafat  :
Filsafat mempunyai banyak sekali aliran, Tapi dari semua aliran yang banyak sekali itu bisa dibagi hanya dalam dua kubu, kubu filsafat Idealisme dan kubu Materialisme.
Aliran pokok filsafat adalah Idealisme dan Materialisme, Tapi disamping aliran yang pokok itu, terdapat aliran filsafat Dualisme.
Walau begitu, aliran filsafat Dualisme pada hakekatnya juga termasuk aliran filsafat Idealisme, karena itu aliran filsafat Dualisme juga termasuk kubu filsafat Idealisme.
Filsafat Dualisme pada hakekatnya juga filsafat Idealisme karena pandangannya didasarkan pada ide yang mereka-reka.
Filsafat Dualisme memandang ide dan materi, fikiran dan keadaan, sebagai hal yang kedua-duanya primer, tidak ada yang sekunder.
Pandangan itu jelas tidak berdasarkan kenyataan, itulah idealismenya filsafat Dualisme.


       Watak dan Klas Filsafat  :
Filsafat selalu mencerminkan watak dan mewakili kepentingan klas tertentu, karena itu filsafat selalu mempunyai dan merupakan watak dari suatu klas.
Filsafat Idealisme yang mencerminkan watak dan mewakili kepentingan klas pemilik alat produksi yang menindas dan menghisap yaitu klas-klas tuan budak atau pemilik budak, klas tuan feodal atau tuan tanah, klas borjuis atau kapitalis dsb, sebaliknya filsafat Materialisme mencerminkan watak dan mewakili kepentingan klas bukan pemilik alat produksi yang tertindas dan terhisap yaitu klas buruh dsb, sedang filsafat Dualisme mencerminkan watak dan mewakili kepentingan klas pemilik alat produksi tapi yang tertindas dan juga terhisap yaitu klas borjuis kecil dsb.

       Pentingnya Berfilsafat dan Belajar filsafat  :
Berfilsafat itu penting, dengan berfilsafat orang akan mempunyai pedoman untuk bersikap dan bertindak secara sadar dalam menghadapi gejala-gejala yang timbul dalam alam dan masyarakat, kesadaran itu akan membuat seseorang tidak mudah digoyahkan dan diombang-ambingkan oleh timbul tenggelamnya gejala-gejala yang dihadapi.
Untuk berfisafat, orang harus belajar filsafat, dan belajar filsafat harus dengan cara yang benar.
Cara belajar filsafat ialah harus menangkap ajaran dan pengertiannya secara ilmu, lalu memadukan ajaran dan pengertian itu dengan praktek, selanjutnya mengambil pengalaman dari praktek itu, dan kemudian menyimpulkan praktek itu secara ilmu.


       Arti Berfilsafat  :
Berfilsafat berarti bersikap dan bertindak secara sadar berdasarkan ilmu dan metode berfikir terhadap gejala-gejala alam dan masyarakat yang dihadapi.
Berfilsafat bukan bersikap dan bertindak secara tradisi, menurut kebiasaan atau berdasarkan naluri trun-menurun dam menghadapi dan memecahkan problem-problem gejala-gejala itu.

       Filsafat M.D.H.  :
      Arti M.D.H.  :
M.D.H. adalah Materialisme Dialektika dan Materialisme historiss, Materialisme Dialektika berarti pandangannya materialis dan metodenya dialektis, sedang Materialis historiss berarti Materialis Dialektik yang diterapkan dengan gejala sosial masyarakat.

      Lahirnya M.D.H. dan Penciptanya  :
Filsafat M.D.H. lahir sesudah lahirnya berbagai macam filsafat yang pandangannya materialis atau metodenya dialektis, sedang penciptanya adalah Karl Marx.
Filsafat M.D.H. diciptakan oleh Karl Marx dan menjadi filsafat Marxisme, Filsafat M.D.H. merupakan hasil kesimpulan dan ciptaan Karl Marx sesudah Karl Marx belajar dan mengambil dari kebenaran ajaran pandangan filsafat materialis Feuerbach dan metode filsafat dialektik Hegel, Karl Marx mengambil isinya yang benar dari pandangan materialis filsafat Feuerbach dan membuang kulitnya yang salah dari metodenya yang Metafisis, selanjutnya Karl Marx mengambil isinya yang benar dari metode dialektis filsafat Hegel dan membuang kulitnya yang salah dari pandangannya yang Idealis.
Karl Marx menerima kebenaran pandangan materialis filsafat Feuerbach, tapi menolak kesalahan metodenya yang metafisis, juga Karl Marx menerima kebenaran metode dialektis filsafat Hegel, tapi menolak kesalahan pandangannya yang idealis.
Kesimpulan dari itu Karl Marx menciptakan filsafat M.D.H. dan lahirlah filsafat M.D.H. Karl Marx.

      Ciri dan Watak Klas M.D.H.  :
Ciri-ciri filsafat M.D.H. ialah : Ilmiah, Obyektif, Universal, Praktis, Lengkap, dan Revolusioner  :



       Ilmiah , karena metodenya dialektis.
       Obyektif , karena pandangannya materialis.
       Universal , karena ajarannya tidak hanya berlaku didalam alam, tapi berlaku didalam masyarakat.
       Praktis , karena ajarannya dapat dibuktikan dan dilaksanakan.
       Lengkap , karena ajarannya tidak hanya bicara soal alam, tapi juga soal masyarakat.
       Revolusioner , karena ajarannya selalu berpihak kepada apa yang sedang tumbuh dan melawan apa yang sedang melayu berdasarkan hukum perkembangannya, selajutnya selalu menuntut perhancuran terhadap apa yang sudah tua dan membangun yang baru dan lebih maju.

Filsafat M.D.H. mencerminkan watak dan mewakili kepentingan klas bukan pemilik alat produksi yaitu klas buruh atau klas proletar yang tertindas dan terhisap serta merupakan satu-satunya filsafat yang berpihak kepada klas buruh atau klas proletar.

       M.D.H. dan Klas Buruh serta Peranannya  :
Filsafat M.D.H. merupakan senjata moril bagi perjuangan klas buruh, tanpa filsafat M.D.H. perjuangan klas buruh tidak akan mempunyai kekuatan raksasa, perjuangannya tidak akan mencapai hasil yang fundamental, dan akan gagal, sebaliknya klas buruh merupakan senjata materil bagi filsafat M.D.H, tanpa klas buruh filsafat M.D.H. tidak akan mempunyai kekuatan dan tidak akan ada artinya sebagai ilmu sosial, sebab hanya klas buruh yang mampu dan konsekueen melaksanakan ajaran M.D.H. didalam praktek.

       Pentingnya Berfilsafat M.D.H.  :
Filsafat M.D.H. adalah filsafat yang benar, karena itu berfilsafat M.D.H. penting, dengan berfilsafat M.D.H. orang akan memiliki ilmu berfikir, pandangan dan metode berfikir yang benar, dengan itu berarti mempunyai pedoman yang tepat untuk mengambil sikap dan bertindak yang tepat dalam menghadapi gejala-gejala dan memecahkan problem-problemnya yang timbul didalam alam dan masyarakat.
Dengan begitu, orang yang berfilsafat M.D.H. akan memiliki pandangan jauh kedepan dan revolusioner, juga akan mempunyai sikap yang teguh dan konsekuen, tidak mudah digoyahkan dan diombang-ambingkan oleh keadaan atau oleh gejala-gejala yang dihadapi.

       Cara Belajar Filsafat M.D.H.  :
Filsafat M.D.H. adalah suatu ilmu dan merupakan senjata perjuangan revolusioner klas buruh atau klas yang tertindas dan terhisap, karena itu belajar filsafat M.D.H. harus secara ilmiah, jujur, rendah hati, konsekueen, melaksanakan dalam praktek dan berwatak klas buruh, yaitu :
       Dengan pendirian klas proletar dan melawan ideologi klas non-proletar yang ada didalam diri sendiri.
       Secara ilmiah dan melaksanakannya dalam praktek.
       Menarik pengalaman dari pelaksanaan praktek dan menyimpulkan hasil praktek itu.
       Menangkap pengertian dan menggenggam semangat revolusionernya serta selalu menuntut perubahan dengan membangun yang baru dan lebih maju.

II. MATERIALISME DIALEKTIKA

       Monoisme dan Dualisme  :
Monoisme adalah suatu sistem pandangan filsafat yang bertitik tolak dari satu dasar pandangan, yaitu dari materi atau dari ide.
Dualisme adalah suatu sistem pandangan filsafat yang bertitik tolak dari dua dasar pandangan, yaitu dari materi dan dari ide sekaligus.
Dengan begitu, filsafat materialisme dan idealisme walau pandangannya bertitik tolak dari dasar yang bertentangan, tapi sistem pandangannya itu sama, yaitu monoisme, artinya pandangannya sama-sama bertitik tolak dari hanya satu dasar, yaitu dari dasar materi atau dari dasar ide, bedanya sistem pandangan monoisme filsafat materialisme bertitik tolak dari dasar materi, sebaliknya sistem pandangan monoisme filsafat idealisme bertitik tolak dari dasar ide.
Adapun sistem pandangan filsafat dualisme bertitik tolak dari dua dasar, yaitu dari dasar materi dan ide sekaligus.


       Materialisme, Idealisme, Dualisme  :
       Materialisme  :
Materialsme adalah satu aliran filsafat yang pandangannya bertitik tolak dari materi, Materialisme memandang materi itu primer, sedang ide sekunder, materi timbul atau ada lebih dulu, baru kemudian ide.
Pandangan materialisme itu berdasarkan atas kenyataan menurut proses waktu dan zat:
       Menurut Proses Waktu  :
Lama sebelum manusia yang bisa mempunyai ide itu ada atau lahir didunia, dunia dan alam atau materi ini sudah ada lebih dulu.
       Menurut Proses Zat  :
Manusia ini tidak bisa berfikir atau tidak bisa mempunyai ide tanpa ada atau tanpa mempunyai otak, dan otak itu adalah suatu materi, otak itu adalah materi, tapi materi atau benda yang berfikir, otak atau materi ini yang lebih dulu ada, baru kemudian bisa timbul ide atau fikiran pada kepala manusia.

       Idealisme  :
Idealisme adalah satu aliran filsafat yang pandangannya bertitik tolak dari ide, Idealisme memandang ide itu primer, sedang materi sekunder, ide itu timbul atau ada lebih dulu, baru kemudian materi, segala sesuatu yang ada ini timbul sebagai hasil yang diciptakan oleh ide atau fikiran, karena ide atau fikiran itu timbul lebih dulu, baru kemudian sesuatu itu ada.
Terhadap adanya pandangan idealisme yang demikian itu, Lenin dengan tajam mengritik idealisme sebagai filsafat yang tanpa otak.


       Dualisme  :
Dualisme adalah satu aliran filsafat yang pandangannya bertitik tolak dari materi dan ide sekaligus, Dualisme memandang bahwa materi dan ide sama-sama primer, tidak ada yang sekunder, kedua-duanya timbul dan ada bersamaan, materi itu ada karena ada ide atau fikiran, juga sebaliknya ide atau fikiran itu ada karena ada materi.
Tapi pada hakekatnya, pandangan dualisme yang demikian itu juga idealis, karena pandangan seperti itu tidak lain hanya pada ide, dan tidak ada dalam kenyataan.
Dengan begitu filsafat materialisme adalah filsafat yang obyektif, karena pandangannya bertitik tolak dari materi atau dari kenyataan obyektif, sebaliknya filsafat idealisme adalah filsafat yang subyektif, karena pandangannya bertitik tolak dari ide atau dari fikiran.

       Aliran Materialisme dan Idealisme  :
       Aliran Materialisme  :
Filsafat materialisme mempunyai banyak macam aliran, dari banyak macam aliran materialisme itu terdapat tiga aliran yang besar dan pokok, yaitu Materialisme Mekanik, Materialisme Metafisik, Materialisme Dialektik, ketiga aliran filsafat materialisme itu mempunyai perbedaan-perbedaan antara satu dengan yang lain, dan bahkan juga terdapat saling pertentangan.

       Materialisme Mekanik  :
Materialisme mekanik adalah suatu aliran filsafat yang pandangannya materialis dan metodenya mekanik.
Ajaran materialisme mekanik ialah bahwa materi tiu selalu dalam suatu gerak atau berubah, geraknya itu gerak mekanis, gerak yang tetap begitu saja selamanya seperti yang telah terjadi, gerak yang berulang-ulang seperti gerak mesin, tanpa perkembangan atau peningkatan.
       Materilisme Metafisik  :
Materialisme metafisik adalah suatu aliran filsafat yang pandangannya materialis dan metodenya metafisis.
Ajaran materialisme metafisik ialah bahwa materi itu selalu dalam keadaan diam, tetap, tidak berubah selamanya, tapi seandainya materi itu berubah, maka perubahan itu terjadi karena faktor luar atau karena kekuatan dari luar, gerak materi itu gerak externalal, gerak luar, selanjutnya materi itu dalam keadaan terpisah-pisah, tidak mempunyai dan tidak ada saling hubungan antara yang satu dengan yang lain.
       Materialisme Dialektik  :
Materialisme dialektik adalah suatu aliran filsafat yang pandangannya materialis dan metodenya dialektis.
Ajaran materialisme dialektik ialah bahwa materi itu selalu saling berhubungan, saling mempengaruhi dan saling bergantung antara yang satu dengan yang lain, bukannya saling terpisah-pisah atau berdiri sendiri-sendiri, materi itu juga selalu dalam keadaan gerak, berubah dan berkembang, bukannya selalu diam, tetap atau tidak berubah.
Selanjutnya gerak materi itu gerak internalal, gerak atau berubah karena faktor di dalamnya atau karena kekuatan dari dalamnya sendiri, bukannya gerak externalal, yaitu gerak atau berubah karena faktor luar atau karena kekuatan dari luar.
Lalu gerak materi itu dialektis, yaitu gerak atau berubah menuju ketingkatnya yang lebih tinggi dan lebih maju seperti spiral, bukannya gerak mekanis.
Adapun yang disebut Diam, itu hanya tampaknya atau hanya bentuknya, sebab hakekatnya dari gejala yang tampaknya atau bentuknya Diam itu, isinya tetap gerak, jadi Diam itu juga satu bentuk gerak.
      Aliran Idealisme  :                                                                                                                                                                          
Filsafat Idealisme mempunyai dua aliran, yaitu aliran Idealisme Obyektif dan aliran Idealisme Subyektif.

       Idealisme Obyektif  :
Idealisme Obyektif adalah suatu aliran filsafat yang pandangannya idealis dan idealismenya itu bertitik tolak dari ide universal, ide diluar ide manusia.
Menurut Idealisme Obyektif, segala sesuatu yang timbul dan terjadi, baik dalam alam maupun masyarakat, adalah karena hasil atau karena diciptakan oleh ide universal.
       Idealisme Subyektif  :
Idealisme Subyektif adalah suatu aliran filsafat yang pandangannya idealis dan pandangan idealismenya itu bertitik tolak dari ide manusia atau idenya sendiri.
Menurut Idealisme Subyektif segala sesuatu yang timbul dan terjadi, baik dalam alam maupun masyarakat, adalah karena hasil atau karena diciptakan oleh ide manusia atau oleh idenya sendiri.

       Materi dan Ide  :
       Materi  :
Materi mempunyai arti yang berbeda antara arti menurut pengertian filsafat dan arti menurut pengertian ilmu alam.
Arti menurut pengertian filsafat adalah luas, sedang menurut pengertian ilmu alam adalah terbatas.
Dalam artian filsafat, materi adalah segala sesuatu yang ada secara obyektif, ada diluar ide atau diluar kemauan manusia, materi adalah segala sesuatu yang bisa disentuh dan bisa ditangkap oleh indera manusia, serta bisa menimbulkan ide-ide tertentu.
Adapun dalam artian ilmu alam, materi adalah segala sesuatu yang mempunyai susunan atau yang tersusun secara organis, itu berarti benda.
Dengan begitu pengertian filsafat tentang materi berarti sudah mencakup pengertian materi menurut ilmu alam.
Materi mempunyai peranan menentukan ide dan perkembangannya, materi bisa menimbulkan ide atau mendorong timbulnya ide, suatu ide timbul sesudah lebih dulu suatu materi timbul dan ditangkap oleh indera, adalah jelas bahwa materi yang bernama otak yang memproduksi ide.
Otak itu suatu materi yang mempunyai vitalitet yang besar daya timbulnya ide dan perkembangannya, otak mempunyai daya tangkap, daya simpan, daya seleksi, daya kombinasi dan daya simpul.
       Ide  :
Ide adalah cermin dari materi atau merupakan bentuk lain dari materi
Tapi ide tidak mesti persis sama seperti materi yang dicerminkan, ide selalu berada diatas atau didepan materi, ide bisa menjangkau jauh didepan materi, walau begitu ide tetap tidak bisa lepas dari materi.
Materi dan Ide adalah dua bentuk yang lain dari gejala yang satu dan sama, materi menentukan ide, sedang ide mempunyai pengaruh terhadap perkembangan materi, jadi ide juga mempunyai peranan aktif, tidak pasif seperti cermin biasa.


       Gerak  :
Gerak adalah suatu existensi dari adanya materi atau suatu pernyataan dari adanya materi.
Itu berarti bahwa sesuatu yang gerak adalah selalu materi, tidak ada gerak tanpa materi, atau tidak ada gerak yang bukan materi, itu sama halnya bahwa tidak ada materi tanpa gerak.
Segala sesuatu itu selalu gerak, berubah dan berkembang, tidak ada sesuatu yang tetap, kecuali gerak itu sendiri, artinya bahwa segala sesuatu itu tetap dalam keadaan gerak, bahwa gerak itu tetap berlangsung terus selamanya bagi segala sesuatu.
Gerak mempunyai dua bentuk yang utama, yaitu Gerak Mekanis dan Gerak Dialektis.

       Garak Mekanis  :
Gerak mekanis adalah gerak atau perubahan yang bersifat ulang-mengulangi, yang tetap dalam lingkungannya yang sama dan tidak akan menuju atau mencapai perubahan yang bersifat kualitatif atau yang bersifat lebih tinggi dan lebih maju.
Gerak mekanis adalah gerak yang bersifat kuantitatif, gerak yang begitu saja terus menerus, berulang-ulang, ulang-mengulangi seperti gerak sebuah mesin.
       Gerak Dialektis  :
Gerak dialektis adalah gerak atau perubahan yang bersifat meningkat, dari tingkatnya yang rendah menuju ke tingkatnya yang tinggi sampai mencapai kwalitet baru.
Gerak atau perubahan dialektis dari tingkatnya yang rendah menuju ke tingkatnya yang tinggi sampai kwalitet baru, itu tampaknya  juga seperti mengulangi dalam bentuknya pada tingkatnya yang rendah, tapi bentuk yang baru itu sudah dalam keadaan kwalitet yang lebih tinggi, jadi tidak mengulangi kembali seperti semula dalam bentuk pada tingkatnya yang lama.
Arah gerak atau perubahan dialektis adalah seperti spiral.
       Diam  :
Diam itu juga merupakan satu bentuk gerak, sifatnya sangat relatif atau sangat sementara sekali, artinya bentuk diam itu hanya bersifat sangat sementara karena didalam yang diam itu juga terdapat proses gerak dari kekuatan-kekuatan yang saling berkontradiksi dan saling mendorong yang ketika itu sedang bertemu pada satu titik, kekuatan-kekuatan itu sama kuatnya sehingga salah satunya tidak ada yang tergeserkan dari titik bertemunya, keadaan yang demikian itulah yang menampakkan gejala seolah-olah sesuatu itu dalam keadaan diam.
Tapi keadaan diam itu sangat relatif atau sangat sementara karena kedua kekuatan yang saling berkontradiksi dan saling mendorong itu pada saat dan akhirnya pasti akan segara ada yang terdesak dan tergeser dari tempatnya, pada saat terjadinya pergeseran itulah akan tampak dengan nyata gejala gerak atau perubahan.
Kecuali itu, keadaan yang tampaknya diam juga bisa terjadi karena proses gerak atau proses perubahan sesuatu belum sampai pada pengubahan kwalitet atau pengubahan bentuknya yang lama, masih bersifat pada pengubahan kwantitet sehingga belum mampu menunjukkan gejala-gejala perubahannya.
Keadaan yang demikian itu pula yang menampakkan gejala seolah-olah sesuatu itu dalam keadaan diam, tapi yang sebenarnya didalam sesuatu yang tampaknya diam itu terus berlangsung proses gerak atau proses perubahan, maka dalam waktu yang sangat relatif atau sangat sementara, bila proses gerak atau proses perubahan itu sudah sampai pada pengubahan kwalitet, gejala gerak atau perubahan sesuatu akan tampak dengan jelas.
Gerak atau perubahan itu terjadi karena faktor internalal atau karena adanya kekuatan-kekuatan yang mendorong didalamnya, didalam materi itu sendiri.
Gerak materi adalah gerak internal, faktor atau kekuatan internal dari materi itu sendiri yang menentukan gerak atau perubahannya, sedang faktor luar atau kekuatan-kekuatan yang mendorong dari luar adalah faktor atau kekuatan-kekuatan yang mempunyai pengaruh terhadap keadaan internalal sesutau materi, peranan pengaruh dari faktor atau kekuatan luar itu bisa menghambat atau juga bisa mempercepat, bahkan bisa ikut menentukan gerak atau perubahan sesuatu materi, tapi bagaimana juga peranan pengaruh faktor atau kekuatan luar itu pada akhirnya yang paling menentukan adalah faktor internal materi itu sendiri.

       Materi, Ruang dan Waktu  :
Materi, ruang dan waktu merupakan hal yang selalu saling hubungan dan tidak terpisahkan.
Materi selalu berada didalam ruang dang berkembang menurut waktu, tidak ada materi tanpa ruang atau berada diluar ruang, juga tidak ada materi berkembang tanpa waktu.
Materi didalam ruang menyebabkan materi bisa mempunyai saling hubungan antara yang satu dengan yang lain, sedang materi didalam waktu membuat materi itu bisa berkembang.
Ruang adalah sesuatu yang mempunyai luas dan isi materi, tidak ada ruang yang kosong tanpa materi, ruang mempunyai hubungan antara yang satu dengan yang lain, sifat hubungannya itu horizontal atau mendatar, karena itu ruang bisa dicapai secara berulang lebih dari satu kali, ruang menenpatkan materi yang ada didalamnya untuk berkembang sesuai dengan luas ruang itu.
Waktu adalah detik-detik yang terus-menerus bersambung tanpa berhentinya, detik-detik yang terus-menerus bersambung itu, hubungannya bersifat vertikal atau bersusun, karena itu detik-detik atau waktu tidak bisa dicapai secara berulang lebih dari satu kali, sebab waktu terus berjalan maju, terus berlalu tanpa berhenti dan tanpa kembali pada detik-detik yang telah lewat, maka waktu menenpatkan materi untuk berkembang mengikuti jalannya waktu yang terus maju, waktu terus-menerus mendorong materi berkembang maju secara historiss, bersusun tingkat demi tingkat, fase demi fase dalam proses yang terus berkembang.
Demikian materi, ruang dan waktu mempunyai saling hubungan yang erat dan konden, yang sama sekali tidak terpisahkan antara yang satu dengan yang lain, materi berada dan berkembang dalam ruang dan waktu, materi berkembang dalam ukuran luas ruang dan maju menurut tingkatan waktu.

       Saling Hubungan  :
Saling hubungan ini dalam arti saling hubungan yang kongkrit dan mempunyai saling pengaruh antara materi yang satu dengan yang lain, hubungan yang wajar, bukan hubungan yang abstrak dan diada-adakan atau direka-reka.
Saling hubungan yang demikian itu ada empat macam, yaitu Saling hubungan Organik, Saling hubungan Menentukan, Saling hubungan Pokok, serta Saling hubungan Keharusan dan Kebetulan.

       Saling Hubungan Organik  :
Saling hubungan organik adalah saling hubungan yang mempunyai saling pengaruh antara yang satu dengan yang lain, saling hubungan dalam rangka kesatuan organik, saling hubungan yang tersusun dan saling terikat.

       Saling Hubungan Menentukan  :
Saling hubungan menentukan adalah saling hubungan yang hakiki, yang menentukan adanya sesuatu, atau saling hubungan hakekat dari adanya sesuatu dan yang juga merupakan hakekat sesuatu itu sendiri.

       Saling Hubungan Pokok  :
Saling hubungan pokok adalah saling hubungan yang menjadi poros dan memimpin semua saling hubungan yang lain, atau saling hubungan yang paling mempengaruhi saling hubungan- saling hubungan yang lain, dan juga yang paling mempengaruhi perkembangan sesuatu yang mengandungnya.

       Saling Hubungan Keharusan dan Kebetulan  :
Saling hubungan keharusan adalah saling hubungan yang pasti dan harus terjadi atau harus ada, atau saling hubungan yang tidak bisa ditiadakan dan tidak bisa dihindari.
Adapun saling hubungan kebetulan adalah saling hubungan yang tidak tentu terjadi didalam saling hubungan yang organis, tapi bila saling hubungan itu terjadi, akan mempunyai pengaruh terhadap saling hubungan yang organis itu.



III. DIALEKTIKA MATERIALIS

Inti dari masalah dialektika adalah masalah saling hubungan dari segala sesuatu, serta masalah gerak atau masalah perubahan dan perkembangan segala sesuatu itu.
Dalam masalah gerak, dialektika materialis mempersoalkan dan mempunyai tiga azas gerak, yaitu Kontradiksi, perubahan kuantitatif ke kualitatif, dan Negasi dari Negasi.

       Kontradiksi  :
       Arti dan Peranan Kontradiksi  :
Kontradiksi adalah pertentangan atau perbedaan, kontradiksi ini merupakan sebab dari gerak atau perubahan segala sesuatau.

       Sifat Kontradiksi  :
Kontradiksi mempunyai sifat Umum dan Khusus, atau mempunyai sifat Keumuman dan Kekhususan.

       Keumuman Kontradiksi  :
Kontradiksi itu ada dimana-mana dan dalam seluruh waktu,terdapat disegala sesuatu, dimanapun dan kapanpun, segala sesuatu itu dimanapun dan kapanpun selalu dan pasti mengandung kontradiksi.
Kontradiksi itu terjadi dan berlangsung terus menerus melalui proses awal dan akhir, artinya kontradiksi itu pasti mempunyai awal dan juga mempunyai akhir, ada awal kontradiksi dan ada akhir kontradiksi, dan sesudah sesuatu kontradiksi itu berakhir, pasti disusul atau pasti timbul lagi kontradiksi baru yang juga mempunyai awal dan kemudian juga akan berakhir pula, begitu terus menerus, kontradiksi itu tidak akan ada putus-putusnya, berakhir yang satu, berawal yang baru, selesai yang satu, timbul yang baru.
       Kekhususan Kontradiksi  :
Kontradiksi itu berbeda-beda menurut adanya didalam sesuatu hal yang berbeda-beda pula, artinya karena hal yang satu berbeda dengan hal yang lain, maka kontradiksi yang ada atau yang dikandung didalam hal yang berbeda itu, juga berbeda.
Kontradiksi itu tidak hanya berbeda menurut halnya yang berbeda, tapi juga berbeda menurut tingkat-tingkat perkembangan yang berbeda didalam satu hal itu, artinya karena tingkat-tingkat perkembangan didalam satu hal itu berbeda-beda, maka kontradiksi yang berlangsung pada satu tingkat perkembangan tertentu, juga berbeda dengan kontradiksi pada tingkat perkembangannya yang lain.
      Macam  Kontrdiksi  :
Kontradiksi yang ada didalam sesuatu itu tidak hanya satu, tapi lebih dari satu atau banyak, dan kontradiksi yang banyak itu tidak semua sama kedudukannya, juga tidak sama peranannya, sifatnya dan wataknya.
Ada tiga macam Kontradiksi, yaitu Kontradiksi Pokok dan Tidak pokok, Kontradiksi Dasar dan Tidak dasar, Kontradiksi Antagonis dan tidak antagonis.

      Kontradiksi Pokok  :
Kontradiksi Pokok adalah kontradiksi yang menjadi poros, yang memimpin dan menentukan adanya kontradiksi-kontradiksi yang lain yang tidak pokok, kontradiksi itu didalam pengurusan dan penyelesaiannya harus diutamakan.
Adapun Kontradiksi Tidak pokok adalah kontradiksi yang adanya ditentukan oleh kontradiksi pokok, perkembangannya dipimpin dan tunduk kepada kontradiksi pokok itu.
      Kontradiksi Dasar  :
Kontradiksi Dasar adalah kontradiksi yang kepentingannya sama sekali bertentangan antara yang satu dengan yang lain dan tidak bisa dikompromikan, kontradiksi dasar juga kontradiksi yang menentukan adanya sesuatu dan menentukan bentuk dari sesuatu itu.
      Kontradiksi Antagonis  :
Kontradiksi Antagonis mempunyai dua pengertian, yaitu antagonis dalam artian wataknya dan antagonis dalam artian bentuknya.
Kontradiksi Antagonis dalam artian wataknya atau kontradiksi yang berwatak antagonis adalah kontradiksi yang mempunyai kepentingannya sama sekali bertentangan antara yang satu dengan yang laindan tidak bisa dikompromikan, serta mengandung saling menghancurkan dengan unsur-unsur kekerasan dalam penyelesaiannya.
Kontradiksi Antagonis dalam artian bentuknya atau kontradiksi yang berbentuk antagonis adalah kontradiksi yang penyelesaiannya mengambil bentuk kekerasan, walau watak kontradiksinya sendiri tidak antagonis.

Ketiga macam kontradiksi itu mempunyai saling hubungan, walau tidak tentu satu kontradiksi mengandung tiga macam kontradiksi itu sekaligus, artinya kontradiksi pokok tidak tentu kontradiksi dasar, dan juga tidak tentu kontradiksi yang berwatak antagonis, tapi kontradiksi dasar, salah satu tentu menduduki dan menjadi kontradiksi pokok, kontradiksi dasar itu sendiri tidak tentu kontradiksi yang antagonis, baik antagonis dalam artian wataknya maupun antagonis dalam artian bentuknya, sedang kontradiksi yang antagonis dalam artian wataknya yang antagonis, tentu mengandung kontradiksi dasar dan kontradiksi yang berwatak antagonis itu tentu menduduki serta menjadi sebagai kontradiksi pokok.

      Segi-segi Kontradiksi  :
Setiap kontradiksi didalam sesuatu hal, tentu mengandung segi-segi yang berkontradiksi, atau didalam setiap hal tentu mengandung segi-segi yang berkontradiksi.
Hakekat dari hukum kontradiksi adalah hukum persatuan dan perjuangan dari segi-segi yang bertentangan, dan hakekat dari studi tentang dialektika adalah studi tentang hubungan kontradiksi itu.
Segi-segi yang berkontradiksi selalu mempunyai kedudukan dan peranan yang berbeda antara yang satu dengan yang lain sbb  :

      Segi Pokok dan Segi Tidak Pokok  :
Segi pokok adalah segi yang memimpin segi yang lain yang tidak pokok, Segi tidak pokok tunduk kepada Segi pokok.
Segi pokok merupakan segi yang menuntut soalnya segera diselesaikan atau dipenuhi, dan merupakan segi yang membawa arah jalannya segi yang lain yang tidak pokok.
      Segi Berdominasi dan Segi Tidak Berdominasi  :
Segi berdominasi adalah segi yang menentukan kwalitet sesuatu, didalam masyarakat, segi yang berdominasi berarti segi yang berkuasa, dan juga berarti segi yang menetukan kwalitet masyarakat itu.
Sedang segi yang tidak berdominasi adalah segi yang tidak menentukan kwalitet, didalam masyarakat, segi yang tidak berdominasi berarti segi yang tidak berkuasa atau segi yang dikuasai.


      Segi Berhari Depan dan Segi Tidak Berhari Depan  :
Segi berhari depan adalah segi yang akan atau yang sedang berkembang, segi yang masih akan terus ada atau akan terus hidup didalam perubahan atau didalam tingkat perkembangan kwalitet yang baru dan kelanjutannya.
Sedang segi tidak berhari depan adalah segi yang akan layu atau sedang melayu, segi yang adanya atau hidupnya hanya terbatas didalam kwalitet yang lama dan tidak akan ada lagi didalam perubahan atau didalam tingkat perkembangan kwalitet yang baru atau kwalitet kelanjutannya.
      Segi Berhegemoni dan Segi Tidak Berhegemoni  :
Segi berhegemoni adalah segi didalam gejala sosial atau didalam masyarakat, segi berhegemoni hanya didalam katagori revolusi, dalam hal revolusi itu, segi berhegemoni adalah segi yang memimpin, segi yang membawa dan menentukan arah perkembangan revolusi.
Segi berhegemoni mempunyai syarat dan menampakkan ciri-cirinya, yaitu  :

      Mempunyai program perjuangan klas yang diterima oleh seluruh nasion atau diterima secara nasional.
      Menjadi teladan dalam melaksanakan program perjuangan klasnya yang sudah diterima oleh seluruh nasion atau diterima secara nasional.
      Mempunyai kekuatan yang cukup untuk melaksanakan kepemimpinan.
      Mampu menggalang persatuan dan kekuatan nasional.

Keempat macam kedudukan dan peranan segi-segi yang berkontradiksi itu terdapat saling hubungan, tapi tidak berarti satu segi kontradiksi tentu menempati atau mempunyai empat kedudukan dan peranan itu sekaligus, sebagaimana halnya segi pokok tidak tentu sekaligus sebagai segi yang berdominasi ataupun segi yang berhari depan, didalam katagori revolusi atau didalam gelaja sosial, segi pokok pada hakekatnya adalah segi yang berhegemoni.
Segi berdominasi tidak tentu segi pokok dan juga tidak tentu segi berhari depan, didalam katagori revolusi atau didalam gejala sosial, segi berdominasi tidak tentu segi berhegemoni.
Segi berhari depan tidak tentu segi pokok, dan juga tidak tentu segi berdominasi, didalam katagori revolusi atau didalam gejala sosial, segi berhari depan tidak tentu segi berhegemoni, tapi segi berhari depan itu pada tingkat menjelang perubahan kwalitet lama ke kwalitet baru, pasti menduduki atau menjadi segi pokok, didalam katagori revolusi atau didalam gejala sosial, segi berhari depan itu pada tingkat menjelang kemenangan revolusi dalam proses perubahan masyarakat lama ke masyarakat baru, pasti menduduki atau menjadi sebagai segi berhegemoni, kemudian dalam kwalitet baru, segi berhari depan pasti menduduki atau menjadi segi berdominasi, dan didalam katagori revolusi atau didalam gejala sosial, segi berhari depan didalam masyarakat baru pasti menduduki atau menjadi segi berkuasa.
Segi berhegemoni pasti segi pokok, tapi segi berhegemoni tidak tentu segi berhari depan dan juga tidak tentu segi berdominasi atau segi berkuasa, hanya pada tingkat menjelang kepastian kemenangan revolusi, dalam proses perubahan masyarakat lama ke masyarakat baru, segi yang berhegemoni pasti segi yang berhari depan, dan didalam kwalitet masyarakat baru, segi berhegemoni pasti juga sebagai segi berdominasi atau segi yang berkuasa.

      Hukum Mutasi  :
Hukum mutasi atau hukum perpindahan adalah suatu hukum yang berlaku didalam proses kontradiksi, artinya kedudukan dan peranan satu kontradiksi atau segi kontradiksi bisa bermutasi, kontradiksi pokok bisa berubah menjadi kontradiksi tidak pokok, sebaliknya kontradiksi tidak pokok bisa berubah menjadi kontradiksi pokok, kontradiksi berbentuk antagonis bisa berubah menjadi kontradiksi tidak berbentuk antagonis, sebaliknya kontradiksi tidak berbentuk antagonis bisa berubah menjadi kontradiksi berbentuk antagonis.
Tapi hukum mutasi itu tidak berlangsung pada kontradiksi dasar dan pada kontradiksi yang berwatak antagonis, artinya kontradiksi dasar dan kontradiksi yang berwatak antagonis akan tetap, tidak akan berubah, kontradiksi dasar akan tetap sebagai kontradiksi dasar dan tidak akan berubah menjadi sebagai kontradiksi tidak dasar, sebaliknya kontradiksi tidak dasar juga akan tetap, tidak berubah menjadi sebagai kontradiksi dasar, selanjutnya kontradiksi yang berwatak antagonis akan tetap, tidak akan berubah menjadi kontradiksi yang tidak berwatak antagonis, begitu sebaliknya kontradiksi yang tidak berwatak antagonis juga akan tetap, tidak akan berubah menjadi kontradiksi berwatak antagonis, kedua kontradiksi itu, yaitu kontradiksi dasar dan kontradiksi berwatak antagonis yang akan tetap pada kedudukannya, tidak akan berubah, dalam proses perkembangan akhirnya tentu akan hancur salah satu, kehancuran itu terjadi pada menjelang dan menyebabkan berubahnya suatu kwalitet atau masyarakat, serta berarti timbulnya kwalitet baru atau lahirnya masyarakat baru.
Hukum mutasi itu juga berjalan pada segi-segi yang berkontradiksi, yaitu segi pokok bisa berubah menjadi segi tidak pokok, sebaliknya segi tidak pokok bisa berubah menjadi segi pokok, segi berdominasi bisa berubah menjadi segi tidak berdominasi, sebaliknya segi tidak berdominasi bisa berubah menjadi segi berdominasi, didalam masyarakat, segi berkuasa bisa berubah menjadi segi tidak berkuasa, sebaliknya segi tidak berkuasa bisa berubah menjadi segi berkuasa, segi berhegemoni bisa berubah menjadi segi tidak berhegemoni, sebaliknya segi tidak berhegemoni bisa berubah menjadi segi berhegemoni.
Tapi hukum mutasi itu tidak akan berlangsung pada segi berhari depan, segi berhari depan akan tetap sebagai segi berhari depan, tidak akan bermutasi atau tidak akan berubah menjadi segi tidak berhari depan selama dalam periode kwalitet lama atau dalam periode masyarakat lama, walau mungkin, sesudah dalam kwalitet baru atau dalam masyarakat baru, segi berhari depan dari kwalitet lama atau dari masyarakat lama itu bisa bermutasi atau berubah menjadi segi tidak berhari depan, tapi mutasi atau perubahan itu baru terjadi sesudah dalam kwalitet baru atau dalam masyarakat baru, dan tidak akan terjadi selama dalam satu periode kwalitet lama atau masyarakat lama.

       Perubahan kuantitatif ke kualitatif  :
      Arti Kwantitet dan Kwalitet  :
Kwantitet adalah jumlah, jumlah dalam arti yang luas, meliputi bilangan, susunan, saling hubungan dan komposisi, kwantitet menentukan kwalitet sesuatu.
Kwalitet adalah hakekat sesuatu, yang membedakan sesuatu itu dari yang lain.

      Perubahan Kwantitet dan Perubahan Kwalitet  :
Perubahan kwantitet adalah perubahan yang masih dalam kwalitet lama atau masih dalam bentuk yang lama, perubahan yang bersifat kuantitatif, perubahan evolusioner yang menyiapkan dan menuju kearah perubahan kwalitet, perubahan demikian, berarti belum perubahan kuantitatif.
Perubahan kwantitet itu akan mencapai perubahan kwalitet hanya sesudah mencapai titik batas tertentu, yaitu titik batas tertinggi atau terendah, atau batas maximum atau minimum dari syarat bagi berubahnya suatu kwalitet.
Perubahan kwantitet samata-mata yang tidak sampai mencapai titik batas, tidak akan merubah kwalitet lama dan kurang ada artinya bagi suatu perkembangan.
Adapun perubahan kwalitet adalah perubahan yang mengakhiri perubahan kwantitet dan menghancurkan kwalitet lama.
Perubahan kwalitet itu merupakan dan melalui proses loncatan dari kwalitet ke kwalitet baru, perubahan kwalitet itu tentu melalui proses perubahan kwantitet, tanpa adanya perubahan kwantitet lebih dulu, tidak akan ada dan tidak akan terjadi perubahan kwalitet, selanjutnya kwalitet baru yang mengakhiri perubahan-perubahan kwantitet lama itu, menimbulkan lagi kwantitet-kwantitet baru, dan perubahan –perubahan kwantitet baru itu juga menyiapkan lagi perubahan kwalitet baru, demikian seterusnya.
Perubahan kwantitet ke perubahan kwalitet itu merupakan suatu proses dari gerak atau perubahan dan perkembangan, artinya setiap gerak atau setiap peribahan dan perkembangan sesuatu tentu melalui proses perubahan kuantitatif ke perubahan kualitatif.
Perubahan kwantitet dan perubahan kwalitet selalu saling hubungan sangat erat yang tidak bisa dipisah-pisahkan antara yang satu dengan yang lain, kedua-duanya saling jalin-menjalin.

       Negasi dari Negasi  :
Negasi berarti tiada atau meniadakan, Negasi dari negasi berarti yang meniadakan, Hukum negasi dari negasi adalah hukum arah gerak atau arah perubahan dan perkembangan sesuatu, Hukum itu ialah, bahwa gerak atau perubahan dan perkembangan dari segala sesuatu, arahnya tentu menuju ke bentuknyanya yang lama atau ke asalnya semula, tapi dengan isi atau dengan kwalitetnya yang baru, selama gerak atau perubahan dan perkembangan sesuatu itu belum sampai mencapai bentuknya yang lama atau belum kembali ke asalnya semula, maka berarti gerak atau perubahan dan perkembangan itu masih dalam proses perjalanannya.
Hukum negasi dari negasi adalah hukum, bahwa gerak atau perubahan dan perkembangan segala sesuatu tentu akan menegasi yang menegasi atau akan meniadakan yang meniadakan, bahwa yang menegasi tentu akan dinegasi atau yang meniadakan tentu akan ditiadakan, selama yang menegasi belum dinegasi atau yang meniadakan belum ditiadakan, maka gerak atau perubahan dan perkembangan sesutau itu masih belum selesai, belum berakhir, dan masih proses perjalanan, gerak atau perubahan dan perkembangan sesuatu itu baru akan selesai atau akan berakhir hanya apabila yang menegasi sudah dinegasi , atau yang meniadakan sudah ditiadakan, dengan begitu berarti gerak atau perubahan dan perkembangan itu sudah sampai kembali pada bentuknya yang lama atau pada asalnya semula.
Titik mula proses dari gerak atau perubahan dan perkembangan dimulai dari bentuk dan isinya yang asal itu dinegasi atau ditiadakan oleh bentuk dan isi yang baru, dari dinegasi atau ditiadakannya bentuk dan isi yang asal oleh bentuk dan isi yang baru, mulailah suatu proses gerak spiral yang menuju ke arah kembali ke bentuk dan isinya yang asal, dan itu yang dinyatakan bahwa selama gerak atau perubahan dan perkembangan itu belum sampai kembali pada bentuk dan isinya yang asal, maka berarti bahwa gerak perubahan dan perkembangan itu masih belum berakhir, belum selesai, dan masih dalam perjalanannya.
Negasi atau peniadaan bentuk dan isi yang asal oleh bentuk dan isi yang baru itu merupakan negasi atau peniadaan yang pertama dalam suatu proses gerak spiral, kemudian bentuk dan isi yang baru, yang telah menegasi atau telah meniadakan bentuk dan isi yang asal itu, pada akhirnya tentu akan dinegasi atau ditiadakan juga oleh bentuk dan isi yang lama yang asal, tapi dalam kwalitetnya yang baru dan tinggi serta maju, negasi atau peniadaan itu, yaitu negasi atau peniadaan oleh bentuk dan isi yang asal terhadap bentuk dan isi yang telah pernah menegasi atau meniadakannya itu, adalah merupakan negasi atau peniadaaan yang kedua dalam suatu proses gerak spiral.
Berlangsungnya suatu negasi atau peniadaan yang pertama, kemudian diakhiri oleh negasi atau peniadaan yang kedua, itu yang disebut sebagai hukum negasi dari negasi atau hukum meniadakan yang meniadakan, berdasarkan hukum itu, maka yang menegasi tentu akan dinegasi atau yang meniadakan tentu akan ditiadaka, dan kembalilah gerak atau perubahan dan perkembangan sesuatu kepada bentuk dan isinya yang lama atau yang asal, tapi dalam kwalitetnya yang baru yang lebih tinggi dan lebih maju dari awal mulanya.
Demikian hukum arah gerak atau arah perubahan dan perkembangan secara spiral dari segala sesuatu.

IV. EPISTEMOLOGI MATERIALIS

Epistemologi adalah teori tentang pengetahuan, yaitu tentang asal dan lahirnya pengetahuan serta peranan dan perkembangan pengatahuan.

       Asal dan Lahirnya Pengatahuan  :
      Asal Pengetahuan  :
Pengetahuan adalah berasal dari praktek, baik praktek langsung maupun praktek tidak langsung.
Praktek langsung ialah praktek atau pengalamannya sendiri, sedang praktek tidak langsung ialah praktek atau pengalaman orang lain.
Praktek langsung menimbulkan pengetahuan langsung, dengan begitu, baik pengetahuan langsung maupun pengetahuan tidak langsung, kedua-duanya berasal dari praktek.
Dari kedua pengetahuan itu, pengetahuan langsung lebih penting daripada pengetahuan tidak langsung, maka praktek dan pengalaman langsung juga lebih penting daripada praktek atau pengalaman tidak langsung.
Pengetahuan langsung itu bersifat terbatas karena praktek langsung atau pengalaman sendiri juga terbatas, sebaliknya pengetahuan tidak langsung bersifat luas karena praktek tidak langsung atau pengalaman orang lain juga luas.


      Lahirnya Pengatahuan  :
Pengetahuan lahir melalui proses dua tingkat, yaitu tingkat sensasi dan tingkat rasio.
Pengetahuan tingkat sensasi atau pengetahuan sensasional adalah pengetahuan yang langsung ditangkap secara apa adanya dari praktek, pengetahuan sensasional itu bersifat kuantitatif dan sepotong-sepotong serta menyiapkan pengetahuan rasional, karena itu pengetahuan sensasional akan menjadi kurang ada gunanya bagi ilmu pengetahuan atau tidak bisa menjadi ilmu bila tidak ditingkatkan menjadi pengetahuan rasional, pengetahuan sensasional yang tidak ditingkatkan menjadi pengetahuan rasional hanya akan menjadi sebagai pengetahuan biasa, pengetahuan tingkat rendah yang sederhana dan bersifat kuantitatif ( kennis ).
      Adapun pengetahuan rasional adalah pengetahuan hasil penangkapan, hasil penelitian dan perenungan serta merupakan penyimpulan dari pengetahuan sensasional, dengan begitu pengetahuan rasional adalah pengetahuan yang tidak langsung dari praktek pengetahuan tingkat kedua sebagai peningkatan dan kelanjutan dari pengetahuan sensasional.
Pengetahuan rasional bersifat luas dan kwntitatif, lengkap tidak sepotong-sepotong,  bersifat kombinatif dan kongklusif dari sejumlah pengetahuan sensasional yang sepotong-sepotong, pengetahuan rasional merupakan perubahan kualitatif dari pengetahuan sensasional dan menjadi ilmu pengetahuan (wetenschap).
Tentang pengetahuan sensasional dan pengetahuan rasional itu ada pandangan yang extrim dan salah dari kaum sensasionalis dan kaum rasionalis.
Kaum sensasionalis memandang pengetahuan sensasional itu sebagai pengetahuan yang obyektif dan benar karena pengetahuan sensasional adalah pengetahuan yang langsung berasal dari praktek, dengan begitu pandangan kaum sensasionalis adalah pandangan yang sepotong-sepotong, kaum sensasionalis tidak memandang sifat-sifat yang sempit, terbatas dan sepotong-sepotong dari pengetahuan sensasional, mereka seperti tidak memandang bahwa segala sesuatu itu tidak hanya terdiri dari sepotong, karena itu keobyektifan dan kebenaran sesuatu tidak bisa dipandang hanya dari sepotong itu, sesuai dengan pandangannya kaum sensasionalis memandang pengetahuan rasional sebagai pengetahuan yang tidak obyektif dan tidak benar atau diragukan keobyektifan dan kebenarannya karena pengetahuan rasional adalah pengetahuan yang tidak langsung berasal dari praktek dan karena rasio itu bisa salah dalam menyimpulkan, maka pengetahuan rasional sebagai pengetahuan hasil penyimpulan itupun bisa salah, Sebaliknya kaum rasionalis memandang pengetahuan rasional sebagai pengetahuan yang obyektif dan benar karena pengetahuan rasional adalah pengetahuan yang menyeluruh dan lengkap, dalam hal ini kaum rasionalis tidak memandang bahwa pengetahuan rasional adalah pengetahuan yang berasal dari dan melalui proses pengetahuan sensasional, dan karena itu bisa salah, sebab rasio memang bisa salah, maka pengetahuan rasional sebagai hasil penyimpulan rasio pun bisa salah, sesuai dengan pandangannya itu kaum rasionalis memandang pengetahuan sensasional sebagai pengetahuan yang rendah dan remeh, tidak penting dan tidak berguna karena pengetahuan sensasional adalah pengetahuan yang sempit, sepotong-sepotong dan tidak lengkap.
Kedua pandangan itu adalah pandangan yang extrim dan salah karena hanya mengagungkan yang satu dan meremehkan yang lain, adapun pandangan yang obyektif dan benar mengenai kedua pengetahuan itu ialah bahwa pengetahuan sensasional dan pengetahuan rasional adalah dua tingkat pengetahuan yang secara dialektis tidak bisa dipisah-pisahkan dan tidak bisa direndahkan atau diremehkan, kedua-duanya selalu saling berhubungan sangat erat dan mempunyai peranan yang penting, pengetahuan sensasional adalah bagian dari pengetahuan rasional dan menyiapkan lahirnya pengetahuan rasional itu, sedang pengetahuan rasional tidak akan bisa lahir tanpa adanya dan tanpa melalui proses pengetahuan sensasional, pengetahuan sensasional adalah pengetahuan yang obyektif dan benar dalam artian baru sepotong, tapi dalam artian yang menyeluruh bagi sesuatu, pengetahuan sensasional menjadi belum lengkap, karena itu pengetahuan sensasional menjadi belum sepenuhnya obyektif dan belum sepenuhnya benar, sebaliknya pengetahuan rasional adalah pengetahuan yang menyeluruh dan lengkap, tapi juga bisa belum sepenuhnya obyektif dan belum sepenuhnya benar, sebab keobyektifan dan kebenarannya harus ditinjau dari keadaan praktek yang berlangsung, yang secara menyeluruh disaling  hubungkan dan disimpulkan dari dan berdasarkan yang sepotong-sepotong, sesuainya pengetahuan rasional dengan praktek baru bisa dinyatakan suatu pengetahuan rasional sebagai pengetahuan yang obyektif dan benar.




       Batas dan Perkembangan serta Peranan Pengetahuan :
      Batas Pengetahuan :
Pengetahuan yang berasal dari praktek bersifat terbatas dan tidak terbatas sekaligus sesuai dengan praktek itu sendiri.
Pengetahuan manusia orang-seorang itu terbatas karena praktek dang pengalaman seseorang juga terbatas, tapi pengetahuan manusia bersama tidak terbatas karena praktek dan pengalaman manusia bersama juga tidak terbatas, pengetahuan manusia satu generasi terbatas karena praktek dan pengalaman manusia satu generasi juga terbatas, tapi pengetahuan manusia seluruh generasi tidak terbatas karena praktek dan pengalaman manusia seluruh generasi juga tidak terbatas.
Ketidak terbatasan pengetahuan manusia bersama dan manusia seluruh generasi terjadi melalui suatu proses akumulasi yaitu pengumpulan dan penyatuan dan pengetahuan manusia orang-seorang atau manusia satu generasi yang terbatas, pengetahuan manusia orang-seorang yang satu dengan yang lain terbatas, diakumulasi atau dikumpulkan dan disatukan menjadi pengetahuan manusia bersama yang tidak terbatas, begitu juga pengetahuan manusia satu generasi yang satu dengan yang lain terbatas, diakumulasi atau dikumpulkan dan disatukan menjadi pengetahuan manusia seluruh generasi yang tidak terbatas, artinya pangetahuan manusia seseorang yang terbatas, ditambah-tambah dan disatukan dengan pengetahuan manusia seseorang lainnya yang juga terbatas menjadi pengetahuan manusia bersama yang tidak terbatas, begitu juga pengetahuan manusia satu generasi yang terbatas, ditambah-tambah atau disambung-sambung dan disatukan dengan pengetahuan manusia satu generasi yang lain yang juga terbatas menjadi pengetahuan manusia seluruh generasi yang tidak terbatas.
Dengan begitu pengetahuan adalah terbatas pada manusia orang-seorang, tapi tidak terbatas pada manusia bersama seluruhnya, terbatas pada manusia satu generasi, tapi tidak terbatas pada manusia seluruh generasi, terbatas pada satu waktu, tapi tidak terbatas pada seluruh waktu.
Maka semua yang ada secara obyektif yang tidak bisa diketahui oleh manusia orang-seorang akan bisa diketahui oleh manusia orang-seorang lainnya, apa yang tidak bisa diketahui oleh manusia satu generasi akan bisa diketahui oleh manusia satu generasi lainnya, yang tidak bisa diketahui pada satu waktu akan bisa diketahui pada satu waktu lainnya, Karena itu semua yang ada secara obyektif pasti akan bisa diketahui, tapi belum bisa diketahui dan akan bisa diketahui sejalan dengan perkembangan praktek manusia orang-seorang dan praktek manusia bersama serta sejalan dengan perkembangan praktek manusia satu generasi dan praktek manusia seluruh generasi.

      Perkembangan Pengetahuan :
Pengetahuan manusia tidak berhenti pada satu batas, tapi akan berkembang ke batas yang lain sejalan dangan praktek manusia yang juga tidak akan berhenti pada satu batas, tapi akan berkembang ke batas yang lain, pengetahuan dan praktek manusia berkembang dan akan selalu berkembang terus sesuai dan sejalan dengan gerak materi yang juga terus menerus tanpa berhenti.
Pengatahuan manusia berkembang dan meluas, itu berlangsung dan terjadi dari pengetahuan manusia orang-seorang dan manusia bersama sampai pengetahuan satu generasi dan manusia seluruh generasi berkumpul dan tersambung dengan pengetahuan manusia orang-seorang dan manusia generasi-generasi lainnya atau keselanjutnya, semua pengetahuan itu dari pengetahuan yang satu ke pengetahuan yang lain yang terus menerus bertambah, terus diakumulasi dan dikombinasi, disatukan dan disaling hubungkan, diseleksi dan terus bersambung berkembang menuju dan menjadi pengetahuan yang luas dan makin luas serta tinggi dan makin tinggi.
Pengetahuan yang makin luas dan makin tinggi itu akhirnya pasti akan bisa menggali dan mencapai semua yang ada secara obyektif yang masih tersembunyi yang belum tergali dan belum tercapai.

      Peranan Pengetahuan :
Pengetahuan (wetenschap) atau teori mempunyai peranan yang sangat penting bagi perkembangan praktek dan materi, bagi hidup dan kehidupan manusia.
Pengetahuan berasal dan lahir dari praktek serta berkembang dan meluaas sejalan dengan perkembangan praktek dan materi, tapi pengetahuan mempunyai pengaruh besar terhadap perkembanga praktek dan materi itu sendiri.
Pengetahuan mempunyai pandangan dan jangkauan jauh ke depan sebelum praktek dan materi itu berkembang, pengetahuan merupakan sinar bagi praktek serta memimpin dan membawa arah perkembangan praktek dan materi.
Praktek akan berjalan dalam gelap dan meraba-raba bila tidak disinari dan dipimpin oleh pengetahuan atau teori, sehingga akan terbentur-bentur dan tersesat.
Pengetahuan dan praktek tidak bisa dipisah-pisahkan antara yang satu dengan yang lain, praktek melahirkan pengetahuan, sedang sebaliknya pengetahuan menyinari dan memimpin praktek, perkembangan praktek menimbulkan perkembangan pengetahuan, sedang sebaliknya perkembangan pengetahuan kebenarannya diuji dalam praktek yang selanjutnya menimbulkan perkembangan baru bagi praktek.
Praktek melahirkan pengetahuan, sedang sebaliknya pengetahuan diuji dan kembali kepada praktek, demikian berlangsung proses skematis yaitu praktek-pengatahuan-praktek.

       Praktek dan Pengetahuan :
      Arti dan Macam Praktek :
Praktek adalah kerja manusia atau perbuatan manusia mengubah materi, yaitu benda atau kebendaan serta mengubah alam dan kehidupan masyarakat.
Mengubah benda artinya adalah kerja produksi, mengubah keadaan artinya adalah kerja sosial, sedang mengubah alam berarti menentang atau melawan alam, dan mengubah kehidupan masyarakat berarti berjuang atau berevolusi.
Kerja produksi dan menentang atau melawan alam merupakan praktek alam atau praktek produksi, sedang kerja sosial dan berjuang atau berevolusi merupakan praktek sosial atau praktek revolusi.
Dengan begitu praktek pada pokoknya hanya terbagi dalam dua golongan atau dua macam, yaitu praktek alam atau praktek produksi dan praktek sosial atau praktek revolusi, semua dan berbagai macam praktek manusia tergolong dalam salah satu dari kedua macam praktek itu.
Karena itu pengetahuan atau teori yang lahir dari praktek pada pokoknya juga hanya terbagi dalam dua golongan atau hanya ada dua macam, yaitu pengetahuan atau teori tentang alam dan sosial atau tentang produksi dan revolusi, jadi juga hanya ada dua macam ilmu, yaitu ilmu alam dan ilmu sosial atau ilmu produksi dan ilmu revolusi, berbagai macam ilmu pada pokoknya termasuk ke dalam salah satu golongan atau salah satu macam ilmu itu
Praktek alam atau praktek produksi melahirkan ilmu dengan segala macam jenisnya, sedang praktek sosial atau praktek revolusi melahirkan ilmu sosial dengan segala macam jenisnya.

      Peranan Praktek :
Praktek mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan ilmu dan manusia, Praktek melahirkan pengetahuan atau ilmu, menguji dan mengembangkan menjadi teori, praktek membuat hidup manusia, membentuk watak manusia dan meningkatkannya.
Praktek yang terus-menerus, melahirkan pangalaman yang kesimpulannya menjadi teori, kebenaran teori itu selanjutnya masih harus diuji didalam praktek, kebenaran ditinjau dari sesuai atau tidaknya dengan praktek, sesuainya teori itu dengan praktek berarti teori itu benar, sedang yang tidak sesuai dengan praktek berarti teori itu salah, Peninjauan atau pengujian kebenaran teori itu didalam praktek tidak hanya sekali, tetapi terus-menerus sebab dalam perkembangan praktek selanjutnya teori yang sudah benar itu bisa menjadi selisih dan tidak sesuai lagi dengan praktek yang sudah berkembang, keadaan demikian menurut teori itu untuk menyesuaikan lagi dengan perkembangan praktek yang baru, dari perkembangan itu teori juga menjadi berkembang sesuai dengan perkembangan praktek, begitu terus-menerus praktek melahirkan teori, menguji kebenaran teori dan selanjutnya mengembangkan teori.
Praktek yang terus-menerus juga menghasilkan sesuatu yang berguna bagi kelanjutan hidup manusia, dari praktek yang terus-menerus itu juga terbentuk watak manusia dan tuntutan untuk kelanjutannya.

      Praktek Membentuk Watak :
Praktek membuat hidup dan menjadi kehidupan manusia, membuat manusia biasa dalam hidup dan kehidupan itu, dan menimbulkan pada fikiran manusia tuntutan-tuntutan bagi kelanjutan dan perkembangannya, kebiasaan dalam hidup dan dalam satu kehidupan itu dengan tuntutan-tuntutan bagi kelanjutan dan perkembangan dari kebiasaan hidup dan kehidupan itu menjadi dan merupakan suatu watak.
Demikian praktek membentuk watak, cara hidup menentukan cara berfikir, kedudukan sosial menentukan kesadaran sosial atau kedudukan klas menentukan kesadaran klas.
Begitu, bahwa keadaan menimbulkan dan menentukan fikiran, materi menimbulkan dan menentukan ide, maka setiap perubahan keadaan atau perubahan materi akan menimbulkan dan menentukan pula perubahan watak, cara berfikir, kesadaran sosial atau kesadaran klas, ide atau fikiran.

      Kebenaran :
      Arti dan Macam Kebenaran :
Kebenaran adalah sesuainya ide dengan materi atau sesuainya fikiran dengan keadaan, Kebenaran ada dua macam, yaitu kebenaran obyektif dan kebenaran subyektif :

      Kebenaran Obyektif :
Kebenaran obyektif adalah suatu kenyataan apa adanya dari suatu materi atau keadaan.
      Kebenaran Subyektif :
Kebenaran subyektif adalah suatu pencerminan ide tentang materi atau pencerminan fikiran tentang keadaan.

      Sumber dan Letak Kebenaran :
Sumber kebenaran adalah kenyataan apa adanya dari materi atau keadaan, kebenaran obyektif dan kebenaran subyektif, kedua-duanya bersumber dari kenyataan itu.
Adapun letak kebenaran, bagi kebenaran obyektif letaknya ada pada kenyataan/materi atau keadaan, sedang kebenaran subyektif letaknya ada pada pencerminan/ide atau fikiran.

      Sifat Kebenaran :
Kebenaran sesuatu mempunyai dua sifat, yaitu sifat absolut dan sifat relatif :

      Kebenaran Absolut :
Kebenaran absolut adalah kebenaran yang lengkap dan menyeluruh dari sesuatu materi atau keadaan yang dicerminkan sesuai dengan kenyataannya secara obyektif, lengkap dan menyeluruh menurut apa adanya, karena itu kebenaran absolut adalah juga kebenaran obyektif.
      Kebenaran Relatif :
Kebenaran Relatif adalah kebenaran sementara atau kebenaran pada satu waktu dan akan berubah atau berkembang pada waktu yang lain, kebenaran relatif juga kebenaran di satu tempat dan bisa berubah di tempat lain, kebenaran relatif berarti pula kebenaran yang baru sepotong atau baru sebagian dari suatu materi atau keadaan yang lengkap dan menyeluruh yang dicerminkan, kebenaran relatif adalah juga kebenaran subyektif.

Kebenaran itu sendiri adalah relatif, bersifat sementara dan akan selalu berubah atau berkembang, materi atau keadaan sebagai sumber kebenaran juga selalu berubah atau berkembang, dengan begitu berarti bahwa kebenaran obyektif ataupun kebenaran subyektif, kedua-duanya juga relatif, bersifat sementara dan akan selalu berubah atau berkembang.
Kebenaran absolut dan kebenaran relatif adalah dua hal yang berhubungan sangat erat, tidak bisa dipisah-pisahkan, kebenaran absolut kebenaran yang lengkap dan menyeluruh, itu terjadi dan terjadi dari kebenaran-kebenaran relatif, kebenaran yang baru sepotong-sepotong atau baru sebagian, sebaliknya kebenaran relatif, kebenaran yang baru sepotong-sepotong atau baru sebagian itu, mengandung kebenaran absolut dan merupakan unsure atau bagian yang akan melahirkan suatu kebenaran absolut.
Kebenaran itu bersifat absolut karena kebenaran itu ada secara obyektif dan kebenaran absolut itupun bersifat relatif karena kebenaran itu hanya bersifat sementara.
Maka salah pendapat kaum subyektivis yang mengatakan tidak ada kebenaran obyektif karena kebenaran bersifat relatif, bergantung pada ide yang mencerminkannya, tetapi juga salah pendapat kaum absolutis yang mengatakan tidak ada kebenaran subyektif atau tidak ada kebenaran ide karena kebenaran itu bersifat apa adanya, karena itu kebenaran juga tidak bersifat relatif tetapi tetap.




      Kebenaran Umum dan Kebenaran Khusus :
Kebenaran kecuali mempunyai sifat absolut dan relatif, juga mempunyai sifat umum dan khusus, yaitu sebagai kebenaran umum dan kebenaran khusus.

      Kebenaran Umum :
Kebenaran umum adalah kebenaran sepanjang masa atau kebenaran yang tetap selamanya, kebenaran yang terdapat dan berlaku dimanapun dan kapanpun.
      Kebenaran khusus :
Kebenaran khusus adalah kebanaran menurut waktu, tempat dan tingkatan.

Kebenaran umum dan kebenaran khusus adalah dua hal yang berhubungan erat, tidak bisa dipisah-pisahkan, kebenaran umum terjadi dari dan terdapat secara konkrit pada kebenaran khusus, atau kebenaran umum itu ada dan terdapat pada kebenaran khusus, kebenaran umum merupakan poros dari kebenaran-kebenaran khusus, sebaliknya kebenaran khusus mengandung kebenaran-kebenaran umum dan berpedoman pada kebenaran umum itu.
Adalah salah pendapat kaum absolutis sebagaimana juga pendapat kaum dogmatis yang mengatakan tidak ada kebenaran khusus menurut waktu, tempat dan tingkatan, kebenaran itu hanya satu dan universil, kapanpun waktunya, dimanapun tempatnya dan bagaimanapun tingkatannya, kebenaran adalah sama, kebenaran berlaku pada semua waktu, berlaku di semua tempat dan di semua tingkat.
Tetapi juga salah pendapat kaum relativis dan kaum revisionis yang mengatakan tidak ada kebenaran umum, semua kebenaran adalah relatif menurut waktu, tempat dan tingkatan, dan berdasarkan pendapatnya yang salah itu kaum revisionis merevisi teori kebenaran umum filsafat Marxisme dan merevisi ajaran Marxisme itu sendiri.

V. KATEGORI FILSAFAT

      Bentuk dan Isi :
Bentuk adalah bingkai dari isi, bentuk merupakan kekuatan dan pelindung kehidupan isi, bentuk menyelimuti atau menyelubungi isi, bentuk merupakan gejala luar yang tampak dan menampakkan diri atau yang tertangkap oleh indera lebih dulu daripada isinya, bentuk bersifat pasif dalam proses perkembangannya.
Adapun isi adalah yang terkandung di dalam bentuk, isi merupakan inti dan kebenaran dari sesuatu, isi merupakan sesuatu yang hidup dan membentuk kehidupan, isi bersifat aktif dalam proses perkembangannya.
Bentuk dan isi adalah dua segi yang tidak bisa dipisah-pisahkan, kedua-duanya selalu berhubungan erat, bentuk selalu mengandung isi, tidak ada bentuk tanpa isi, sebaliknya isi selalu ada di dalam bentuk, tidak isi tanpa bentuk, bentuk tanpa isi akan tidak mempunyai arti apa-apa, sebaliknya isi tanpa bentuk akan tidak mempunyai kekuatan, karena itu akan berantakan dan tidak bisa mempertahankan adanya.
Bentuk dan isinya harus selalu sesuai, juga dalam setiap perkembangannya, tidak sesuainya bentuk dengan isinya akan menimbulkan satu kontradiksi antara bentuk dengan isinya itu.
Bentuk ditentukan oleh isinya, tetapi bentuk mempunyai pengaruh terhadap isinya, isi menentukan perkembangan bentuknya, tetapi bentuk mempengaruhi perkembangan isinya, bentuk yang sudah sempit dan tidak sesuai dengan perkembangan isinya akan di bongkar dan dihancurkan oleh isinya, karena itu akan terjadi atau akan lahir dan timbul suatu bentuk yang baru yang sesuai dengan perkembangan isinya.
Bentuk yang baru melonggarkan bagi perkembangan isinya lebih lanjut, begitu sampai pada suatu ketika, bentuk menjadi sempit dan tidak sesuai lagi dengan perkembangan isinya, karena itu juga akan terjadi lagi pembongkaran dan penghancuran terhadap bentuk itu oleh isinya untuk menggantinya dengan bentuk yang baru lagi yang sesuai dengan perkembangan isinya.
Bentuk yang lama berubah menjadi bentuk yang baru, itu terjadi tidak dengan sendirinya, tetapi terjadi karena atas perjuangan aktif oleh isinya.

      Gejala dan Hakekat :
Gejala adalah apa yang tertangkap oleh indera, gejala merupakan pelantunan hakekat dan merupakan ujud luar yang mempunyai saling hubungan dengan hakekatnya, gejala tampak dan menampakkan diri pada berbagai macam.
Adapun hakekat adalah saling hubungan yang menentukan adanya sesuatu dan menimbulkan gejala-gejala, hakekat menampakkan diri lewat gejala-gejalanya.
Gejala-gejala yang timbul dari adanya hakekat, tidak semua sama atau tidak semua mencerminkan sesuai dengan hakekatnya, walau begitu untuk bisa mengetahui hakekat sesuatu tentu melalui gejala-gejalanya.
Gejala yang sama atau yang mencerminkan sesuai dengan hakekatnya adalah gejala yang menembus langsung dengan hakekatnya.



      Sebab dan Akibat :
Sebab adalah yang menimbulkan akibat dan merupakan sumber dari timbulnya akibat atau ada serta terjadinya sesuatu, Adapun akibat adalah yang ditimbulkan oleh sebab.
Sebab dan akibat mempunyai hubungan langsung dan erat, sebab menimbulkan akibat dan tidak ada akibat tanpa sebab, akibat akan terus-menerus timbul selama sebab yang menimbulkannya itu masih ada.
Karena itu mengurus akibat harus pula mengurus atau mengakhiri sebabnya atau menyelesaikan sebabnya yang menimbulkannya itu, mengurus akibat tanpa mengurus atau tanpa menyelesaikan dan mengakhiri sebabnya atau sebab yang menimbulkannya akan tidak ada artinya, akibat menuntut pengurusan yang segera, sedang sebab harus lebih lanjut dan mutlak untuk diurus.
Sebab selalu mendahului akibat, sebaliknya akibat selalu timbul kemudian sesudah sebab, tetapi apa yang timbul kemudian sebagai kelanjutan dari sesuatu yang timbul mendahuluinya, tidak tentu merupakan akibat dari yang timbul mendahuluinya itu.
Akibat yang ditimbulkan oleh sebab pada proses kelanjutannya bisa menjadi sebab yang akan menimbulkan akibat yang baru.
Studi tentang saling hubungan pada hakekatnya adalah studi tentang saling hubungan sebab dan akibat.

      Keharusan dan Kebetulan :
Keharusan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari, ada dan terjadinya tidak bisa dielakkan dan tidak bisa ditolak, keharusan adalah hal yang mutlak dan obyektif.
Adapun kebetulan adalah sesuatu yang tidak tentu, ada dan terjadinya bukan suatu kepastian, kebetulan merupakan titik pertemuan atau titik persilangan dari dua keharusan, kebetulan itu terjadi karena bertemunya dua keharusan, kebetulan merupakan perwujudan konkrit dari tuntutan dua keharusan.

VI. L O G I K A

      Logika :
Logika adalah cara berfikir yang sederhana yang bisa diterima oleh akal, logika sesuai dengan caranya yang sederhana, hanya dapat dipergunakan untuk memecahkan hal-hal yang sederhana.
Logika bukan cara berfikir yang kompleks dan mendalam, karena itu juga tidak bisa dipergunakan untuk memecahkan hal-hal yang kompleks dan rumit.
Logika mengandung keterbatasan atau cara berfikir yang terbatas, logika meninjau sesuatu hal hanya mengenal apa yang ada diluar atau tampak dan tidak sampai menembus soalnya sampai ke dalam, logika hanya menangkap apa yang ada diluar, hanya pada bentuknya, gejala atau akibabnya, tidak sampai menangkap apa yang ada di dalam atau apa yang terdapat di dalamnya, tidak sampai menangkap isinya, hakekat atau sebabnya, karena itu logika belum cukup bisa mengetahui kebenaran secara lengkap dan menyeluruh.

      Macam Logika :
Logika sebagai cara berfikir terdapat dua macam, yaitu logika formal dan logika dialektik :

      Logika formal adalah seperti halnya metode berfikir metafisik, memandang segala sesuatu secara terpisah dan memandang keadaan sebagai hal yang tetap, tidak berubah.
      Logika Dialektik adalah seperti juga cara berfikir dialektis, memandang segala sesuatu mempunyai saling hubungan dan dalam keadaan berubah, tidak tetap.


VII. MATERIALISME HISTORIS

Materialisme historis adalah penerapan pandangan materialis dan metode dialektik dari filfasat materialisme dialektik pada gejala sosial atau di dalam masyarakat, materialisme historis adalah materialisme dialektiknya sejarah atau materialisme dialektik yang berlaku di dalam keadaan sosial atau di dalam masyarakat.
Materialisme historis merupakan cirri dari kelengkapan dan ke-konsekuenan filsafat materialisme dialektika Marx yang membedakan filsafat Marx dari filsafat-filsafat sebelumnya.
Perbedaan filsafat Marx dengan filsafat-filsafat sebelumnya, yaitu terletak pada soal : Bahwa filsafat-filsafat sebelumnya Marx hanya berbicara tentang gejala alam, sedang pandangannya tentang sejarah masyarakat tidak jelas dan tidak konsekuen, baru filsafat Marx yang berbicara tidak hanya tentang gejala alam, tetapi juga secara lengkap dan lonsekwen berbicara tentang gejala sosial atau sejarah masyarakat, karena itu lahirnya filsafat M.D.H Karl Marx merupakan suatu revolusi dari sejarah filsafat.
Materialisme historis Marx mengajarkan tentang keadaan sosial menentukan kesadaran sosial, hukum umum perkembangan masyarakat, basis dan bangunan atas, klas dan perjuangan klas, negara dan revolusi, peranan massa dan pimpinan dalam sejarah.

      Keadaan Sosial Menentukan Kesadaran Sosial :
Keadaan sosial mempunyai syarat-syarat dan terdiri dari tiga faktor, yaitu geografi, penduduk dan cara produksi.
Dari ketiga faktor keadaan sosial itu yang paling menentukan adalah faktor cara produksi, faktor cara produksi adalah faktor paling mobil, progresif dan revolusioner dalam mendorong maju keadaan sosial, sedang faktor geografi dan faktor penduduk adalah faktor-faktor yang mempunyai pengaruh dan ikut menentukan dalam mendorong maju keadaan sosial, tetapi tidak lebih cepat dari faktor cara produksi.
Faktor geografi dan faktor penduduk itu berubah dan berkembang sangat lambat, begitu lambatnya berubah dan berkembangnya faktor geografi dan faktor penduduk itu, sehingga ketinggalan sangat jauh dari berubah dan berkembangnya faktor cara produksi, karena itu peranannya dalam mendorong maju keadaan sosial sampai seperti tidak terasa, maka pada hakekatnya berubah dan berkembangnya keadaan sosial menjadi ditentukan oleh berubah dan berkembangnya faktor cara produksi, demikian kesadaran sosial yang ditentukan oleh keadaan sosial pada hakekatnya juga ditentukan oleh faktor cara produksi.
Adapun kesadaran sosial adalah suatu pengertian, pandangan dan sikap sosial manusia terhadap hidup dan kehidupannya, serta terhadap hidup dan kehidupan sosial masyarakat, kesadaran sosial seseorang bergantung dan ditentukan oleh keadaan sosialnya.
Keadaan sosial menentukan kesadaran sosial, perubahan dan perkembangan keadaan sosial juga membawa dan menentukan perubahan dan perkembangan kesadaran sosial, walau begitu kesadaran sosial tidak bersikap pasif terhadap keadaan sosial, kesadaran sosial mempunyai pengaruh aktif terhadap keadaan sosial, terhadap perubahan dan perkembangan keadaan sosial itu.
Faktor-faktor keadaan sosial yang mempengaruhi dan menentukan kesadaran sosial, yaitu geografi, penduduk dan cara produksi dengan peranan masing-masing :

      Geografi :
Geografi meliputi unsur-unsur letaknya, bentuknya dan kegunaannya bagi produksi, Dari ketiga unsur itu yang paling penting peranannya dalam mempengaruhi dan ikut menentukan keadaan sosial, serta lebih lanjut mempengaruhi dan menentukan kesadaran sosial adalah unsur kegunaannya bagi produksi.
Geografi yang berbeda dari suatu negeri dan masyarakat, menimbulkan pula perbedaan keadaan sosial serta kesadaran sosial dari negeri dan masyarakat lain yang berbeda geografinya.
Perubahan dan perkembangan geografi membawa dan menentukan pula perubahan dan perkembangan keadaan sosial dan lebih lanjut membawa perubahan dan perkembangan kesadaran sosial.

      Penduduk :
Penduduk mempunyai dan meliputi unsur-unsur jumlah dan kepadatan, unsur-unsur itu mempengaruhi dan ikut menentukan keadaan sosial yang selanjutnya mempengaruhi dan menentukan kesadaran sosial, perubahan dan perkembangan penduduk ikut membawa dan menentukan perubahan dan perkembangan keadaan sosial yang lebih lanjut juga membawa perubahan dan perkembangan kesadaran sosial.
Perubahan dan perkembangan penduduk berlangsung dalam proses yang lebih cepat daripada proses perubahan dan perkembangan geografi.

      Cara Produksi :
Cara produksi terbentuk dan terdiri dari tenaga produktif dan hubungan produksi, cara produksi adalah faktor yang paling mempengaruhi dan paling menentukaan keadaan sosial yang lebih lanjut berarti paling mempengaruhi dan paling menentukan kesadaran sosial, perubahan dan perkembangan cara produksi membawa dan menentukan pula perubahan dan perkembangan keadaan sosial yang lebih lanjut juga membawa dan menentukan perubahan dan perkembangan kesadaran sosial.
Proses perubahan dan perkembangan cara produksi sangat cepat, paling mempengaruhi dan paling menentukan di banding dengan proses perubahan dan perkembangan geografi dan penduduk.
Proses perubahan dan perkembangan cara produksi di mulai dari proses perubahan dan perkembangan tenaga produktif serta ditentukan pada akhirnya oleh perubahan dan perkembangan hubungan produksi.
Hubungan produksi menentukan cara produksi, perubahan dan perkembangan hubungan produksi membawa perubahan dan perkembangan cara produksi.
Inti persoalan hubungan produksi adalah pemilikan atas alat produksi, sedang inti persoalan pemilikan alat produksi adalah penentuan kedudukan sosial manusia dalam hubungannya antara yang satu dengan yang lain dalam proses produksi dan lebih lanjut kedudukan sosial itu menentukan kesadaran sosial.
Kedudukan sosial manusia sebagai pemilik alat produksi menimbulkan dan menentukan kesadaran sosialnya sebagai pemilik alat produksi untuk mempertahankan kepemilikannya atas alat produsi, sebaliknya kedudukan sosial manusia sebagai bukan pemilik alat produksi menimbulkan dan menentukan kesadaran sosialnya sebagai bukan pemilik alat produksi yang anti pada pemilikan atas alat-alat produksi.
Demikian pada hakekatnya keadaan sosial ditentukan oleh hubungan produksi dan kesadaran sosial ditentukan oleh kedudukan sosial dalam hubungan produksi itu.
Kesadaran sosial itu hanya ada dua macam, yaitu kesadaran sosial untuk mempertahankan pemilikan perseorangan atas alat produksi dan kesadaran sosial untuk pemilikan bersama secara kolektif atas alat produksi sebagai milik masyarakat.

      Hukum Umum Perkembangan Masyarakat :
Hukum umum perkembangan masyarakat adalah suatu hukum yang obyektif, hukum itu timbul dan berlangsung secara obyektif di dalam masyarakat, diluar kesadaran dan diluar kemauan manusia, timbul dan terjadinya tidak diciptakan oleh manusia, berlangsung dan terlaksananya tidak bisa dihindari dan tidak bisa ditolak oleh manusia dan oleh kekuatan apapun, itu sudah menjadi kepastian sejarah dalam proses perkembangan masyarakat.
Hukum perkembangan masyarakat di mulai dari proses kebutuhan hidup manusia yang pokok, yaitu mempertahankan dan melangsungkan hidup dalam proses kehidupan dan perkembangan selanjutnya, proses itu berlangsung secara obyektif dan berlaku sebagai hukum umum perkembangan masyarakat, bahwa :

      Kebutuhan hidup manusia yang pokok ialah mempertahankan dan melangsungkan hidup.
      Utuk bisa mempertahankan dan melangsungkan hidup, manusia harus makan, berpakaian dan bertempat tinggal, itu merupakan syarat dan sebagai kebutuhan hidup yang primer.
      Untuk bisa memenuhi kebutuhan hidupnya yang primer itu, manusia harus bekerja memproduksinya.
      Untuk bisa bekerja memproduksinya, manusia harus menggunakan alat kerja dan ada sasaran kerja, alat kerja dan sasaran kerja itu merupakan dan disebut sebagai alat produksi, dalam hal kerja itu juga harus ada atau tersedia tenaga kerja.
      Tenaga kerja manusia dengan kecakapan dan keahliannya yang di dapat dari pengalaman kerjanya beserta alt produksi, merupakan tenaga produktif.
      Tenaga produktif itu selalu berubah dan berkembang, tidak pernah tinggal diam atau berhenti pada satu saat pun, tenaga produktif itu merupakan motor dari perkembangan maju masyarakat.
      Perubahan dan perkembangan tenaga produktif di mulai pertama-tama dari perubahan dan perkembangan alat kerja, kemudian diikuti dengan perubahan dan perkembangan kecakapan dan keahlian tenaga kerja yang menggunakan alat kerja itu, tenaga kerja itu merupakan faktor yang terpenting dalam tenaga produktif.
      Tenaga produktif selalu menuntut keharusan sesuainya hubungan produksi dengan perubahan dan perkembangan tenaga produktif itu pada setiap tingkat.
      Hubungan produksi adalah hubungan antara manusia yang satu dengan yang lain dalam proses produksi, hubungan produksi itu berlangsung karena untuk memproduksi, manusia tidak cukup hanya dengan menggunakan tenaga kerjanya sendiri dan alat produksi, tetapi masih harus mengadakan hubungan dengan manusia lain yang merupakan dan disebut sebagai hubungan produksi.
      Hubungan produksi mengandung isi yang pokok, yaitu kedudukan pemilikan alat produksi dalam proses produksi itu, artinya alat produksi dalam proses produksi itu milik siapa, milik bersama secara kolektif dari semua manusia dalam hubungan produksi itu atau milik perseorangan secara sepihak dalam proses produksi itu juga.
      Hubungan produksi itu menentukan kwalitet suatu masyarakat, berubah dan berkembangnya hubungan produksi berarti berubah dan berkembangnya suatu masyarakat.
      Hubungan produksi harus selalu sesuai dengan tenaga produktif dalam setiap tingkat perubahan dan perkembangan tenaga produktif itu, hubungan produksi itu berlangsung diluar kesadaran manusia, tetapi kesadaran manusia tidak berarti pasif, kesadaran manusia juga mempunyai peranan aktif dalam proses perubahan dan mendorong maju perkembangan hubungan produksi sesuai dengan perkembangan tenaga produktif.
      Hubungan produksi merupakan bingkai dari tenaga produktif sebagaimana bentuk merupakan bingkai dari isi, hubungan produksi itu bersifat pasif dalam setiap proses perubahan dan perkembangannya, sebaliknya tenaga produktif bersifat aktif dalam setiap proses perubahan dan perkembangannya, perubahan dan perkembangan hubungan produksi selalu kemudian daripada perubahan dan perkembangan tenaga produktif.
      Hubungan produksi yang sudah menjadi sempit bagi perubahan dan perkembangan tenaga produktif pada akhirnya akan dibongkar dan dihancurkan oleh perkembangan tenaga produktif itu sendiri untuk kemudian diganti dengan hubungan produksi baru yang sesuai dengan perkembangan dan watak tenaga produktif itu, dengan berubah dan berkembangnya hubungan produksi, berubah dan berkembang pula masyarakatnya.
      Keharusan sesuainya hubungan produksi dengan perkembangan tenaga produktif itu merupakan suatu hukum dan yang mendorong maju perkembangan masyarakat, itu adalah hukum umum perkembangan masyarakat.
      Hubungan produksi dan tenaga produktif merupakan cara produksi, dengan hubungan produksi sebagai faktor yang menentukan cara produksi, sebagaimana hubungan produksi menentukan kwalitet suatu masyarakat, begitu hubungan produksinya , begitu pula cara produksi dan system ekonominya, yang berarti begitu juga kwalitet masyarakatnya, berubah hubungan produksinya berarti berubah cara produksi dan system ekonominya juga kwalitet masyarakatnya.

      Basis dan Banguna Atas :
Basis adalah suatu system ekonomi, Faktor-faktor system ekonomi ialah pemilikan alat produksi, distribusi hasil produksi dan pertukaran dari hasil produksi itu, dari tiga faktor itu yang paling menentukan adalah faktor pemilikan alat produksi.
Adapun bangunan atas adalah suatu pencerminan dari basis, Bangunan atas berdiri diatas dan karena kekuatan basis.
Bangunan atas terdiri dari dua faktor, yaitu faktor ide dan faktor pelaksana alat realisator ide, dari dua faktor itu akhirnya yang paling penting dan menentukan adalah ide dan alat pelaksana atau alat realisator ide itu.
Basis menentukan bangunan atas, yaitu menentukan perubahan dan perkembangan bangunan atas, berubah dan berkembangnya basis berarti berubah dan berkembangnya bangunan atas, tetapi bangunan atas tidak bersifat pasif, bangunan atas mempunyai peranan aktif dalam mempengaruhi perubahan dan perkembangan basis, juga dalam mengubah dan mengembangkan basis itu, pengalaman sejarah menunjukkan bahwa pengubahan dan perubahan revolusioner basis selalu dimulai dari pengubahan dan perubahan revolusioner bangunan atas.
Pengubahan dan perubahan basis yang selalu di mulai dari pengubahan dan perubahan bangunan atas itu tidak berarti bahwa bangunan atas yang menentukan basis, tetapi tetap basis yang menentukan bangunan atas, sebab bila pengubahan dan perubahan bangunan atas itu berhenti hanya pada pengubahan dan perubahan bangunan atas itu saja dan tidak terus sampai pada pengubahan dan perubahan basis, maka akhirnya bangunan atas yang sudah berubah itu akan kembali seperti semula sesuai dengan basisnya yang belum atau tidak berubah karena tidak diubah.

      Klas dan Perjuangan Klas :
Klas adalah segolongan orang yang mempunyai kedudukan yang sama dalam hubungannya dengan pemilikan alat produksi, mempunyai kepentingan yang sama dan tujuan yang sama pula.
Kedudukan sosial klas seseorang dalam masyarakat ditentukan oleh hubungannya dengan pemilikan alat produksi, yaitu ia sebagai pemilik alat produksi atau sebagai bukan pemilik alat produksi, mereka yang menduduki sebagai pemilik alat produksi adalah klas parasit yang menghisap dan menindas, sebaliknya mereka yang menduduki sebagai bukan pemilik alat produksi adalah klas buruh atau produsen yang terhisap dan tertindas.
Ideologi klas seseorang ditentukan oleh kedudukan dan kepentingan klasnya, disamping itu juga ditentukan oleh tujuan perjuangan hidupnya, artinya ia berjuang untuk apa, untuk siapa dan untuk kepentingan klas mana, untuk memiliki dan mempertahankan serta melindungi pemilikan perseorangan atas alat produksi atau untuk menghapuskan pemilikan perseorangan atas alat produksi dan menjadikannya sebagai milik bersama seluruh masyarakat, mereka berjuang untuk yang pertama adalah berideologi klas penghisap dan penindas, sedang mereka yang berjuang untuk yang kedua adalah berideologi klas buruh.
Kepentingan klas seseorang ditantukan oleh kedudukan klasnya, klas pemilik alat produksi sebagai klas penghisap dan penindas mempunyai kepentingan untuk mempertahankan dan melindungi pemilikannya atas alat produksi yang berarti berkepentingan untuk mempertahankan dan melindungi penghisapan dan penindasan, sebaliknya klas bukan pemilik alat produksi sebagai klas terhisap dan tertindas mempunyai kepentingan untuk menghapuskan pemilikan perseorangan atas alat produksi yang berarti berkepentingan untuk menghapuskan penghisapan dan penindasan.
Klas dalam masyarakat berklas hanya terdapat dua klas yang pokok, yaitu klas pemilik alat produksi sebagai klas penghisap dan penindas, dan klas bukan pemilik alat produksi sebagai klas terhisap dan tertindas, tetapi disamping dua klas yang pokok itu ada satu klas peralihan, yaitu klas pemilik alat produksi yang sekaligus juga klas buruh yang terhisap dan tertindas oleh klas pemilik alat produksi yang besar yang menghisap dan menindas.
Klas-klas dalam masyarakat lahir sesudah terjadinya perampasan dan pemilikan perseorangan atas alat produksi oleh segolongan kecil manusia yang kuat terhadap segolongan besar manusia yang lemah.
Lahirnya klas dalam masyarakat menimbulkan adanya perjuangan klas di dalam masyarkat, Perjuangan klas adalah perjuangan untuk membela kepentingan klas dan tujuan klas atau perjuangan antara dua klas yang kepentingan dan tujuannya bertentangan.
Perjuangan klas antara dua klas yang saling bertentangan kepentingan dan tujuannya itu tidak mengenal kompromi dan tidak bisa dikompromikan, berwatak dan bersifat antagonis, perjuangan klas itu terus berlangsung dan tidak akan berhenti pada satu saatpun, hanya bentuk dan sifatnya yang kadang-kadang terbuka dan kadang-kadang tertutup.
Perjuangan klas itu akan terus-menerus berlangsung, tidak akan berhenti dan tidak akan lenyap selama klas-klas itu sendiri masih ada di dalam masyarakat, berhenti dan lenyapnya perjuangan klas akan bersamaan dengan lenyapnya klas-klas itu dari masyarakat.
Klas-klas itu akan lenyap bila dan pada saat pemilikan perseorangan atas alat produksi lenyap atau hapus dan menjadi pemilikan bersama oleh masyarakat.

      Negara dan Revolusi :
      Negara :
Negara adalah alat suatu klas yang berkuasa untuk menindas dan menguasai klas yang lain untuk mempertahankan dan melindungi kepentingan dan kekuasaan klas yang berkuasa.
Negara lahir dalam masyarakat berklas sesudah klas-klas itu sendiri lahir dan sesudah terjadi pertentangan serta timbul perlawanan dan perjuangan klas, negara lahir sebagai akibat dari adanya perlawanan dan perjuangan klas terhisap dan tertindas terhadap klas yang menghisap dan menindas, suatu perlawanan yang terus-menerus dan tidak teratasi, untuk bisa mematahkan dan menindas serta mengatasi setiap perlawanan yang timbul dari klas yang terhisap dan tertindas atau dari klas lain dan untuk menjaga serta melindungi kepentingan dan kekuasaan serta untuk dapat menegakkan dan mempertahankan kekuasaannya lebih lanjut, klas yang berkuasa memerlukan alat kekuasaan dan kekuatan, dan itu adalah negara.
Demikian negara lahir sebagai alat kekuasaan dan alat penindas dari klas yang berkuasa terhadap klas lain dan bukan sebagai alat pendamai dalam pertentangan klas yang berdiri diatas semua klas yang saling bertentangan.
Negara sesuai dengan fungsinya selalu berwatak dan bersifat diktaktur, diktaktur dari klas yang berkuasa terhadap klas yang lain.
Aparat kekuasaan negara yang utama dan penting serta pokok adalah pemerintahan, angkatan bersenjata dan penjara, ketiga aparat kekuasaan itu adalah mutlak dan merupakan hakekat negara, dan dari ketiganya itu yang paling penting adalah angkatan bersenjata.
Negara sebagai alat kekuasaan berarti  alat pelaksana politik atau alat pelaksana ide klas yang berkuasa, karena itu negara merupakan suatu faktor dari bangunan atas, dan sebagai bangunan atas negara lahir dan berdiri diatas basis serta yang melindungi basis itu, maka watak suatu negara tidak bisa lepas dari watak basisnya atau watak dan kepentingan system ekonomi yang berlangsung, watak dan fungsi negara tentu sesuai dengan watak dan kepentingan basis atau system ekonominya dan sesuai dengan watak serta kepentingan klas yang berkuasa, tidak bisa lain !.
Negara sesuai dengan sejarah lahir dan terbentuknya, tidak selamanya ada dan mutlak, ada zaman yang masyarakatnya hidup berlangsung tanpa ada negara, yaitu masyarakat komunal primitif sebagai masyarakat yang tidak berklas, karena klas-klas belum lahir atau belum ada dalam masyarakat itu, karena itu negara pada akhirnya juga akan lenyap dari masyarakat, akan datang masanya yang masyarakat hidup berlangsung tanpa negara, yaitu masyarakat komunisme sebagai masyarakat yang tidak berklas, karena klas-klas sudah lenyap dan hapus dari masyarakat itu.
Negara pada akhirnya akan lenyap dari masyarakat bersamaan dengan lenyapnya klas-klas dari masyarakat itu pula.

      Revolusi :
Revolusi adalah perebutan dan pergantian kekuasaan dari klas yang berkuasa kepada klas lain yang lebih maju, dengan begitu pergantian kekuasaan kepada klas lain yang reaksioner adalah bukan revolusi tetapi kontra revolusi.
Revolusi mempunyai tiga sasaran utama, yaitu politik, ekonomi dan kebudayaan, itu berarti revolusi yang pertama-tama ditujukan untuk merebut dan mengganti kekuasaan negara, segera sesudah itu berhasil harus segera merebut dan mengoper kekuasaan atas alat produksi, kemudian sesudah kekuasaan itu mantap dan terkonsolidasi kuat, lalu merombak kebudayaan lama dengan segala sisa-sisanya untuk memenangkan dan mendominasi kebudayaan baru, kebudayaan klas yang berevolusi.
Revolusi yang sudah berhasil merebut dan mengganti kekuasaan negara, tetapi tidak diteruskan untuk merebut dan mengoper kekuasaan atas alat produksi akan berarti revolusi itu hanya dalam bentuk dan tidak sampai pada isinya, revolusi yang demikian pada hakekat dan pada akhirnya adalah revolusi yang gagal, sebab hakekat suatu revolusi adalah merebut dan mengoper kekuasaan negara atas alat produksi untuk merombak system ekonomi yang lama dan menggantinya dengan system ekonomi yang baru dari klas yang berevolusi.

      Revolusi dilapangan politik berarti merebut dan mengganti kekuasaan negara, merombak aparatnya yang lama dan menggantinya dengan aparat yang baru sebagai aparat revolusi, yaitu aparat yang sesuai dan untuk melaksanakan tujuan revolusi, dan tujuan revolusi berarti tujuan klas yang berevolusi, yaitu klas yang merebut dan mengganti kekuasaan negara.
      Revolusi dilapangan ekonomi berarti merebut dan mengoper kekuasaan negara atas alat produksi, merombak hubungan produksi yang lama dan menggantinya dengan hubungan produksi yang baru dari klas yang berevolusi, yang merombak system ekonomi yang lama dan menggantinya dengan system ekonomi yang baru dari klas yang berevolusi.
      Revolusi dilapangan kebudayaan berarti melawan dan merombak kebiasaan dan cara berfikir yang lama dan menggantinya dengan kebiasaan dan cara berfikir yang baru dari klas yang berevolusi.
      Revolusi dilapangan politik tanpa merombak aparat yang lama dan menggantinya dengan aparat yang baru, aparat revolusi dari klas yang berevolusi, akan menghambat dan bisa membelokkan jalannya revolusi dari arah dan tujuan revolusi.
      Revolusi dilapangan ekonomi tanpa merombak hubungan produksi dan system ekonomi yang lama untuk menggantinya dengan hubungan produksi dan system ekonomi yang baru dari klas yang berevolusi, akan tidak ada artinya bagi tujuan revolusi yang berarti gagal.
      Revolusi dilapangan politik dan ekonomi tanpa dilanjutkan atau tanpa revolusi dilapangan kebudayaan, akan bisa menyelewengkan jalannya revolusi dari arah dan tujuan revolusi itu.

Revolusi-revolusi yang sudah terjadi dalam sejarah bisa dibagi dalam dua kategori pokok, yaitu revolusi proletar atau revolusi sosialis dan revolusi-revolusi sebelumnya, dua kategori pokok revolusi itu mempunyai perbedaan besar dan prinsip pada watak dan sifat serta tujuannya.
Revolusi proletar atau revolusi sosialis adalah revolusinya klas bukan pemilik alat produksi atau revolusinya klas yang terhisap dan tertindas, yaitu revolusinya klas buruh atau klas pekerja terhadap klas pemilik alat produksi atau klas penghisap dan penindas, sedang revolusi-revolusi sebelumnya, revolusi-revolusi sebelum revolusi proletar atau sebelum revolusi sosialis adalah revolusinya klas-klas pemilik alat produksi atau klas penghisap dan penindas terhadap klas lain atau terhadap klas pemilik alat produksi atau klas penghisap dan penindas yang lama.
Revolusi proletar atau revolusi sosialis bertujuan untuk menghancurkan system ekonomi dan masyarakat penghisapan dan menggantinya dengan system ekonomi dan masyarakat sosialis, yaitu system ekonomi dan masyarakat kolektif tanpa penghisapan dan penindasan, sedang revolusi-revolusi sebelumnya bertujuan untuk mengganti system ekonomi dan masyarakat penghisapan dan penindasan yang lama dengan system ekonomi dan masyarakat penghisapan dan penindasan yang baru.
Revolusi proletar atau revolusi sosialis bertugas untuk membangun system ekonomi dan masyarakat yang sama sekali baru, yang belum terkandung atau belum tumbuh dalam system ekonomi dan masyarakat yang lama yang digantinya, sedang revolusi-revolusi sebelumnya bertugas membangun menegakkan system ekonomi dan masyarakat yang lama yang diganti, dengan begitu revolusi-revolusi sebelum revolusi proletar atau sebelum revolusi sosialis berarti tidak membangun system ekonomi yang sama sekali baru.
Revolusi proletar atau revolusi sosialis dan revolusi-revolusi sebelumnya yang watak, sifat dan tujuannya saling berbeda secara prinsip itu, berbeda pula praktek berlangsungnya, pelaksanaannya dan penegakannya.
Revolusi proletar atau revolusi sosialis berlangsung sampai pada penumbangan system ekonomi dan masyarakat yang lama beserta akar-akarnya, pelaksanaan dan penegakannya harus dengan aparat yang baru yang bersih dari watak dan sifat-sifat lama dari revolusi-revolusi sebelumnya, berlangsung sampai berlaku dan berkuasanya system ekonomi dan masyarakat baru dengan masih bisa membiarkan atau menggunakanya sisa-sisa system ekonomi dan masyarakat yang lama di dalam system ekonomi dan masyarakat yang baru, pelaksanaan dan penegakannya bisa pula menggunakan atau dengan aparat-aparat yang lama yang masih membawa watak dan sifat-sifat lama.
Revolusi proletar atau revolusi sosialis membangun system ekonomi dan masyarakat yang sama sekali baru, karena itu didalamnya akan berlangsung kontradiksi atau pertentangan yang makin menajam antara watak dan fikiran-fikiran baru dengan watak dan fikiran-fikiran lama atau antara ideology baru dengan ideology lama yang ditumbangkan yang sisa-sisanya masih berusaha untuk berkuasa kembali, watak dan fikiran atau ideology yang baru dan yang lama itu tidak bisa saling berintegrasi atau tidak bisa diintegrasikan dan kontradiksi atau pertentangan tidak bisa dikompromikan, sedang revolusi-revolusi sebelum revolusi proletar atau sebelum revolusi sosislis membangun system ekonomi dan masyarakat yang tidak sama sekali baru, karena itu didalamnya tidak akan berlangsung kontradiksi atau pertentangan yang makin menajam antara watak dan fikiran atau ideology yang baru dengan watak dan fikiran atau ideology yang lama, tetapi kontradiksi atau pertentangan antara keduanya itu akan melunak dan bisa dikompromikan serta bisa saling berintegrasi.
Revolusi-revolusi itu menjadi matang dan berlangsung atau terjadi dengan melalui syarat-syarat dalam proses krisis revolusioner, Tanda-tanda atau cirri-ciri dari krisis revolusioner itu ialah :

      Massa rakyat sudah tidak puas dan tidak mau dengan keadaan yang lama yang sedang berlangsung.
      Massa rakyat sudah berani dan sudah bertindak menentang dan melawan keadaan itu, baaik secara bersama atau terorganisasi maupun secara sendiri-sendiri yang anarkhis.
      Klas atau pemerintah yang berkuasa sudah tidak mampu mengatasi keadaan dan tidak mampu membuat jalan keluar.
      Klas yang baru sudah siap dan sudah mampu untuk mengganti kekuasaan lama serta sudah siap tampil kedepan memimpin dan mampu melaksanakan kepemimpinan dalam perlawanan massa rakyat terhadap kekuasaan klas atau kekuasaan pemerintah yang lama.

Revolusi adalah perlawanan besar dan menyeluruh dari massa rakyat terhadap kekuasaan klas atau kekuasaan pemerintah lama yang proses kematangannya dimulai dari perlawanan-perlawanan yang kecil-kecil dan terpisah-pisah, revolusi selalu berlangsung dengan perlawanan dan kekerasan, tidak ada revolusi yang berlangsung secara damai.

      Peranan Massa dan Pimpinan dalam Sejarah :
      Massa :
Massa adalah segolongan besar manusia dalam masyarakat yang mempunyai ikatan persamaan kepentingan tertentu, massa disini berarti massa pekerja atau rakyat pekerja.
Massa rakyat pekerja adalah pencipta sejarah, massa rakayt pekerja adalah kaum produsen, sejarah masyarakat adalah sejarah dari massa rakyat pekerja, sejarah adalah sejarah dari kaum produsen dan bukan sejarah dari para pemimpin.
Massa rakyat pekerja adalah juga pelaksana dan realisator ide-ide masyarakat, tanpa massa rakyat pekerja tidak akan ada ide-ide masyarakat atau ide-ide sosial yang bisa dilaksanakan atau direalisasikan.
Massa rakyat pekerja hidup dan menghidupi serta menentukan jalan hidup dan kehidupan mereka sendiri.
Massa dalam hidup dan kehidupannya memerlukan dan mempunyai pimpinan yang lahir dari antara mereka dan mereka tentukan sendiri, massa melahirkan dan menentukan pimpinan dan bukan sebaliknya, massa bukan semacam domba yang hanya menurutkan kemauan gembalanya.

      Pimpinan :
Pimpinan adalah orang yang menjadi poros dalam hidup dan kehidupan massa, pimpinan menjadi pedoman dalam menempuh jalan hidup dan kehidupan massa.
Pimpinan adalah satu dengan massa dan lahir dari antara massa itu sendiri, pimpinan adalah juga massa, tetapi massa yang paling menonjol diantara mereka dan mempunyai banyak kelebihan dari yang lain, baik dalam hidup dan kehidupan, maupun dalam menempuh jalan hidup dan kehidupan itu serta dalam mencapai kepentingan bersama.
Kemenonjolan dan kelebihan pimpinan ialah bahwa pimpinan dalam hal itu memiliki syarat-syarat : “serba paling”, yang paling berpengaruh, paling jauh pandangannya, paling berani dsb, sesuai dengan dasar kebutuhan dan kepentingan massa yang bersangkutan.
Pimpinan merupakan peresan dari massa dan cermin dari hidup dan kehidupan massanya, pimpinan merupakan wakil dan pembawa kepentingan, perasaan dan fikiran massa yang dipimpinnya, pimpinan yang sudah menyeleweng dan sudah tidak mewakili atau sudah tidak membawa kepentingan, perasaan dan fikiran massanya akan ditinggalkan dan akan diganti dengan pimpinan yang baru oleh massanya.
Pimpinan lahir dari massa serta hidup dan besar dari massa, pemimpin akan terus diikuti oleh massa selama ia mewakili dan membawa kepentingan, perasaan dan fikiran massa, sebaliknya pimpinan akan jauh dan tenggelam di tengah-tengah massa serta ditinggalkan oleh massa dan lenyap dari massa bila ia sudah tidak lagi mewakili dan membawa kepentingan, perasaan dan fikiran massanya.
Pemimpin dan massa adalah satu, tidak bisa dipisah-pisahkan, massa memerlukan pimpinan dalam hidup dan kehidupannya, serta dalam menempuh jalan hidup dan kehidupannya itu dan juga dalam mencapai kepentingannya, sebaliknya pimpinan tidak bisa lahir dan tidak bisa hidup tanpa massa, pimpinan tanpa massa tidak akan bisa berbuat apa-apa dan tidak ada artinya.
Pimpinan hidup satu dengan massa dan ditengah-tengah, Pimpinan mengerti kepentingan massa, mendengarkan suara massa, memperhatikan perasaan massa, mempelajari fikiran dan pendapat massa, lalu menyimpulkan suara perasaan, fikiran dan pendapat massa itu, kemudian menjadikan kesimpulan itu sebagai garis pimpinan yang sesuai dengan kepentingan massa dan untuk mencapai kepentingan massa, selanjutnya mengembalikan garis pimpinan itu kepada massa untuk dilaksanakan dan direalisasikan.
Kesimpulan dan garis pimpinan yang tepat sesuai dengan kepentingan massa dan sesuai dengan perasaan serta fikiran massa akan mampu memobilisasi kekuatan massa untuk melaksanakan dan merealisasikannya, massa adalah inspirator dan realisator serta penguji dari ketepatan garis pimpinan, dengan begitu kesimpulan dan garis pimpinan adalah berasal dari massa, kembali kepada massa, dilaksanakan dan direalisasikan oleh massa serta untuk kepentingan massa.
Maka pada akhirnya massa yang menentukan dan bukan pimpinan, kepentingan perasaan dan fikiran massa merupakan garis massa, dan garis massa itu memerlukan serta menjadi garis pimpinan yang pada pelaksanaan dan realisasinya kembali berakhir kepada massa yang menentukannya.
Demikian peranan massa dan pimpinan dalam sejarah perkembangan masyarakat, pimpinan yang menunjukan arah dan jalannya, sedangkan massa yang menentukannya.           
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar