I.
PENDAHULUAN
• Arti Filsafat
:
Filsafat adalah pandangan tentang dunia dan alam yang dinyatakan secara
teori, Filsafat adalah suatu ilmu dan suatu metode berpikir untuk memecahkan
problim-problim gejala alam dan masyarakat, Filsafat merupakan sikap hidup
manusia dan sebagai pedoman untuk bertindak dalam menghadapi gejala-gejala alam
dan masyarakat.
“Filsafat bukan suatu
kepercayan yang dogmatis dan membuta”
•
Persoalan dan Katagori Filsafat :
• Filsafat mempersoalkan soal-soal etika moral,
aestetika/seni, sosial/politik, epistemologi/tentang pengetahuan,
ontogi/tentang manusia.
•
Katagori persoalan filsafat meliputi soal-soal
hubungan bentuk dan isi, sebab dan akibat, gejala dan hakekat, keharusan dan
kebetulan, keumuman dan kekhususan.
Filsafat mempersoalkan soal-soal yang pokok, sedang soal yang terpokok
dari persoalan filsafat adalah soal hubungan ide dan materi, fikiran dan
keadaan, mana yang primer dan mana yang sekunder diantara keduanya itu, ide
atau materi, fikiran atau keadaan.
Jawaban dari persoalan yang terpokok tersebut akan membagi semua aliran
filsafat menjadi dua kubu, kubu Idealisme dan kubu Materialisme.
Semua aliran filsafat yang memandang dan
menyatakan ide atau fikiran sebagai hal yang primer, dan materi atau keadaan
sebagai hal yang sekunder, termasuk dalam kubu Idealisme, sebaliknya semua
aliran filsafat yang memendang dan menyatakan materi atau keadaan sebagai hal
yang primer, dan ide atau fikiran sebagai hal yang sekunder, termasuk dalam
kubu filsafat Materialisme.
•
Aliran dan Kubu Filsafat :
Filsafat mempunyai banyak sekali aliran, Tapi dari semua aliran yang
banyak sekali itu bisa dibagi hanya dalam dua kubu, kubu filsafat Idealisme dan
kubu Materialisme.
Aliran pokok filsafat adalah Idealisme dan Materialisme, Tapi disamping
aliran yang pokok itu, terdapat aliran filsafat Dualisme.
Walau begitu, aliran filsafat Dualisme pada hakekatnya juga termasuk
aliran filsafat Idealisme, karena itu aliran filsafat Dualisme juga termasuk
kubu filsafat Idealisme.
Filsafat Dualisme pada hakekatnya juga filsafat Idealisme karena
pandangannya didasarkan pada ide yang mereka-reka.
Filsafat Dualisme memandang ide dan materi, fikiran dan keadaan, sebagai
hal yang kedua-duanya primer, tidak ada yang sekunder.
Pandangan itu jelas tidak berdasarkan kenyataan, itulah idealismenya
filsafat Dualisme.
•
Watak dan Klas Filsafat :
Filsafat selalu mencerminkan watak dan mewakili kepentingan klas
tertentu, karena itu filsafat selalu mempunyai dan merupakan watak dari suatu
klas.
Filsafat Idealisme yang mencerminkan watak dan
mewakili kepentingan klas pemilik alat produksi yang menindas dan menghisap
yaitu klas-klas tuan budak atau pemilik budak, klas tuan feodal atau tuan
tanah, klas borjuis atau kapitalis dsb, sebaliknya filsafat Materialisme
mencerminkan watak dan mewakili kepentingan klas bukan pemilik alat produksi
yang tertindas dan terhisap yaitu klas buruh dsb, sedang filsafat Dualisme
mencerminkan watak dan mewakili kepentingan klas pemilik alat produksi tapi
yang tertindas dan juga terhisap yaitu klas borjuis kecil dsb.
•
Pentingnya Berfilsafat dan Belajar filsafat :
Berfilsafat itu penting, dengan berfilsafat orang akan mempunyai pedoman
untuk bersikap dan bertindak secara sadar dalam menghadapi gejala-gejala yang
timbul dalam alam dan masyarakat, kesadaran itu akan membuat seseorang tidak
mudah digoyahkan dan diombang-ambingkan oleh timbul tenggelamnya gejala-gejala
yang dihadapi.
Untuk berfisafat, orang harus belajar filsafat,
dan belajar filsafat harus dengan cara yang benar.
Cara belajar filsafat ialah harus menangkap
ajaran dan pengertiannya secara ilmu, lalu memadukan ajaran dan pengertian itu
dengan praktek, selanjutnya mengambil pengalaman dari praktek itu, dan kemudian
menyimpulkan praktek itu secara ilmu.
•
Arti
Berfilsafat :
Berfilsafat berarti bersikap dan bertindak secara sadar berdasarkan ilmu
dan metode berfikir terhadap gejala-gejala alam dan masyarakat yang dihadapi.
Berfilsafat bukan bersikap dan bertindak secara
tradisi, menurut kebiasaan atau berdasarkan naluri trun-menurun dam menghadapi
dan memecahkan problem-problem gejala-gejala itu.
•
Filsafat M.D.H.
:
•
Arti M.D.H.
:
M.D.H. adalah Materialisme Dialektika dan Materialisme historiss,
Materialisme Dialektika berarti pandangannya materialis dan metodenya
dialektis, sedang Materialis historiss berarti Materialis Dialektik yang
diterapkan dengan gejala sosial masyarakat.
•
Lahirnya M.D.H. dan Penciptanya :
Filsafat M.D.H. lahir sesudah lahirnya berbagai macam filsafat yang
pandangannya materialis atau metodenya dialektis, sedang penciptanya adalah
Karl Marx.
Filsafat M.D.H. diciptakan oleh Karl Marx dan menjadi filsafat Marxisme,
Filsafat M.D.H. merupakan hasil kesimpulan dan ciptaan Karl Marx sesudah Karl
Marx belajar dan mengambil dari kebenaran ajaran pandangan filsafat materialis
Feuerbach dan metode filsafat dialektik Hegel, Karl Marx mengambil isinya yang
benar dari pandangan materialis filsafat Feuerbach dan membuang kulitnya yang
salah dari metodenya yang Metafisis, selanjutnya Karl Marx mengambil isinya
yang benar dari metode dialektis filsafat Hegel dan membuang kulitnya yang
salah dari pandangannya yang Idealis.
Karl Marx menerima kebenaran pandangan
materialis filsafat Feuerbach, tapi menolak kesalahan metodenya yang metafisis,
juga Karl Marx menerima kebenaran metode dialektis filsafat Hegel, tapi menolak
kesalahan pandangannya yang idealis.
Kesimpulan dari itu Karl Marx menciptakan
filsafat M.D.H. dan lahirlah filsafat M.D.H. Karl Marx.
•
Ciri dan Watak Klas M.D.H. :
Ciri-ciri filsafat M.D.H. ialah : Ilmiah, Obyektif, Universal, Praktis,
Lengkap, dan Revolusioner :
•
Ilmiah ,
karena metodenya dialektis.
•
Obyektif ,
karena pandangannya materialis.
•
Universal ,
karena ajarannya tidak hanya berlaku didalam alam, tapi berlaku didalam
masyarakat.
•
Praktis , karena
ajarannya dapat dibuktikan dan dilaksanakan.
•
Lengkap ,
karena ajarannya tidak hanya bicara soal alam, tapi juga soal masyarakat.
•
Revolusioner ,
karena ajarannya selalu berpihak kepada apa yang sedang tumbuh dan melawan apa
yang sedang melayu berdasarkan hukum perkembangannya, selajutnya selalu
menuntut perhancuran terhadap apa yang sudah tua dan membangun yang baru dan
lebih maju.
Filsafat M.D.H. mencerminkan watak dan mewakili kepentingan klas bukan
pemilik alat produksi yaitu klas buruh atau klas proletar yang tertindas dan
terhisap serta merupakan satu-satunya filsafat yang berpihak kepada klas buruh
atau klas proletar.
• M.D.H. dan Klas Buruh serta Peranannya :
Filsafat M.D.H. merupakan senjata moril bagi perjuangan klas buruh,
tanpa filsafat M.D.H. perjuangan klas buruh tidak akan mempunyai kekuatan
raksasa, perjuangannya tidak akan mencapai hasil yang fundamental, dan akan
gagal, sebaliknya klas buruh merupakan senjata materil bagi filsafat M.D.H,
tanpa klas buruh filsafat M.D.H. tidak akan mempunyai kekuatan dan tidak akan
ada artinya sebagai ilmu sosial, sebab hanya klas buruh yang mampu dan
konsekueen melaksanakan ajaran M.D.H. didalam praktek.
• Pentingnya Berfilsafat M.D.H. :
Filsafat M.D.H. adalah filsafat yang benar, karena itu berfilsafat
M.D.H. penting, dengan berfilsafat M.D.H. orang akan memiliki ilmu berfikir,
pandangan dan metode berfikir yang benar, dengan itu berarti mempunyai pedoman
yang tepat untuk mengambil sikap dan bertindak yang tepat dalam menghadapi
gejala-gejala dan memecahkan problem-problemnya yang timbul didalam alam dan
masyarakat.
Dengan begitu, orang yang berfilsafat M.D.H. akan memiliki pandangan
jauh kedepan dan revolusioner, juga akan mempunyai sikap yang teguh dan
konsekuen, tidak mudah digoyahkan dan diombang-ambingkan oleh keadaan atau oleh
gejala-gejala yang dihadapi.
• Cara Belajar Filsafat M.D.H. :
Filsafat M.D.H. adalah suatu ilmu dan merupakan
senjata perjuangan revolusioner klas buruh atau klas yang tertindas dan
terhisap, karena itu belajar filsafat M.D.H. harus secara ilmiah, jujur, rendah
hati, konsekueen, melaksanakan dalam praktek dan berwatak klas buruh, yaitu :
•
Dengan pendirian klas proletar dan melawan
ideologi klas non-proletar yang ada didalam diri sendiri.
•
Secara ilmiah dan melaksanakannya dalam praktek.
•
Menarik pengalaman dari pelaksanaan praktek dan
menyimpulkan hasil praktek itu.
•
Menangkap pengertian dan menggenggam semangat
revolusionernya serta selalu menuntut perubahan dengan membangun yang baru dan
lebih maju.
II.
MATERIALISME DIALEKTIKA
•
Monoisme dan Dualisme :
Monoisme adalah suatu sistem pandangan filsafat yang bertitik tolak dari
satu dasar pandangan, yaitu dari materi atau dari ide.
Dualisme adalah suatu sistem pandangan filsafat
yang bertitik tolak dari dua dasar pandangan, yaitu dari materi dan dari ide
sekaligus.
Dengan begitu, filsafat materialisme dan idealisme walau pandangannya
bertitik tolak dari dasar yang bertentangan, tapi sistem pandangannya itu sama,
yaitu monoisme, artinya pandangannya sama-sama bertitik tolak dari hanya satu
dasar, yaitu dari dasar materi atau dari dasar ide, bedanya sistem pandangan
monoisme filsafat materialisme bertitik tolak dari dasar materi, sebaliknya
sistem pandangan monoisme filsafat idealisme bertitik tolak dari dasar ide.
Adapun sistem pandangan filsafat dualisme
bertitik tolak dari dua dasar, yaitu dari dasar materi dan ide sekaligus.
•
Materialisme, Idealisme, Dualisme :
• Materialisme
:
Materialsme adalah satu aliran filsafat yang pandangannya bertitik tolak
dari materi, Materialisme memandang materi itu primer, sedang ide sekunder,
materi timbul atau ada lebih dulu, baru kemudian ide.
Pandangan materialisme itu berdasarkan atas kenyataan menurut proses
waktu dan zat:
•
Menurut
Proses Waktu :
Lama sebelum manusia yang bisa mempunyai ide itu ada atau lahir didunia,
dunia dan alam atau materi ini sudah ada lebih dulu.
•
Menurut
Proses Zat :
Manusia ini tidak bisa berfikir atau tidak bisa mempunyai ide tanpa ada
atau tanpa mempunyai otak, dan otak itu adalah suatu materi, otak itu adalah
materi, tapi materi atau benda yang berfikir, otak atau materi ini yang lebih
dulu ada, baru kemudian bisa timbul ide atau fikiran pada kepala manusia.
• Idealisme
:
Idealisme adalah satu aliran filsafat yang
pandangannya bertitik tolak dari ide, Idealisme memandang ide itu primer,
sedang materi sekunder, ide itu timbul atau ada lebih dulu, baru kemudian
materi, segala sesuatu yang ada ini timbul sebagai hasil yang diciptakan oleh
ide atau fikiran, karena ide atau fikiran itu timbul lebih dulu, baru kemudian
sesuatu itu ada.
Terhadap adanya pandangan idealisme yang
demikian itu, Lenin dengan tajam mengritik idealisme sebagai filsafat yang
tanpa otak.
• Dualisme
:
Dualisme adalah satu aliran filsafat yang pandangannya bertitik tolak
dari materi dan ide sekaligus, Dualisme memandang bahwa materi dan ide
sama-sama primer, tidak ada yang sekunder, kedua-duanya timbul dan ada
bersamaan, materi itu ada karena ada ide atau fikiran, juga sebaliknya ide atau
fikiran itu ada karena ada materi.
Tapi pada hakekatnya, pandangan dualisme yang
demikian itu juga idealis, karena pandangan seperti itu tidak lain hanya pada
ide, dan tidak ada dalam kenyataan.
Dengan begitu filsafat materialisme adalah
filsafat yang obyektif, karena pandangannya bertitik tolak dari materi atau
dari kenyataan obyektif, sebaliknya filsafat idealisme adalah filsafat yang
subyektif, karena pandangannya bertitik tolak dari ide atau dari fikiran.
•
Aliran Materialisme dan Idealisme :
• Aliran Materialisme :
Filsafat materialisme mempunyai banyak macam aliran, dari banyak macam
aliran materialisme itu terdapat tiga aliran yang besar dan pokok, yaitu
Materialisme Mekanik, Materialisme Metafisik, Materialisme Dialektik, ketiga
aliran filsafat materialisme itu mempunyai perbedaan-perbedaan antara satu
dengan yang lain, dan bahkan juga terdapat saling pertentangan.
•
Materialisme
Mekanik :
Materialisme mekanik adalah suatu aliran filsafat yang pandangannya
materialis dan metodenya mekanik.
Ajaran materialisme mekanik ialah bahwa materi tiu selalu dalam suatu
gerak atau berubah, geraknya itu gerak mekanis, gerak yang tetap begitu saja
selamanya seperti yang telah terjadi, gerak yang berulang-ulang seperti gerak
mesin, tanpa perkembangan atau peningkatan.
•
Materilisme
Metafisik :
Materialisme metafisik adalah suatu aliran filsafat yang pandangannya
materialis dan metodenya metafisis.
Ajaran materialisme metafisik ialah bahwa materi itu selalu dalam
keadaan diam, tetap, tidak berubah selamanya, tapi seandainya materi itu
berubah, maka perubahan itu terjadi karena faktor luar atau karena kekuatan
dari luar, gerak materi itu gerak externalal, gerak luar, selanjutnya materi
itu dalam keadaan terpisah-pisah, tidak mempunyai dan tidak ada saling hubungan
antara yang satu dengan yang lain.
•
Materialisme
Dialektik :
Materialisme dialektik adalah suatu aliran filsafat yang pandangannya
materialis dan metodenya dialektis.
Ajaran materialisme dialektik ialah bahwa materi itu selalu saling
berhubungan, saling mempengaruhi dan saling bergantung antara yang satu dengan
yang lain, bukannya saling terpisah-pisah atau berdiri sendiri-sendiri, materi
itu juga selalu dalam keadaan gerak, berubah dan berkembang, bukannya selalu
diam, tetap atau tidak berubah.
Selanjutnya gerak materi itu gerak internalal, gerak atau berubah karena
faktor di dalamnya atau karena kekuatan dari dalamnya sendiri, bukannya gerak externalal,
yaitu gerak atau berubah karena faktor luar atau karena kekuatan dari luar.
Lalu gerak materi itu dialektis, yaitu gerak atau berubah menuju
ketingkatnya yang lebih tinggi dan lebih maju seperti spiral, bukannya gerak
mekanis.
Adapun yang disebut Diam, itu hanya tampaknya atau hanya bentuknya,
sebab hakekatnya dari gejala yang tampaknya atau bentuknya Diam itu, isinya
tetap gerak, jadi Diam itu juga satu bentuk gerak.
•
Aliran Idealisme
:
Filsafat Idealisme mempunyai dua aliran, yaitu aliran Idealisme Obyektif
dan aliran Idealisme Subyektif.
•
Idealisme
Obyektif :
Idealisme Obyektif adalah suatu aliran filsafat yang pandangannya
idealis dan idealismenya itu bertitik tolak dari ide universal, ide diluar ide
manusia.
Menurut Idealisme Obyektif, segala sesuatu yang timbul dan terjadi, baik
dalam alam maupun masyarakat, adalah karena hasil atau karena diciptakan oleh
ide universal.
•
Idealisme
Subyektif :
Idealisme Subyektif adalah suatu aliran filsafat yang pandangannya idealis
dan pandangan idealismenya itu bertitik tolak dari ide manusia atau idenya
sendiri.
Menurut Idealisme Subyektif segala sesuatu yang timbul dan terjadi, baik
dalam alam maupun masyarakat, adalah karena hasil atau karena diciptakan oleh
ide manusia atau oleh idenya sendiri.
•
Materi dan Ide
:
• Materi :
Materi mempunyai arti yang berbeda antara arti menurut pengertian
filsafat dan arti menurut pengertian ilmu alam.
Arti menurut pengertian filsafat adalah luas,
sedang menurut pengertian ilmu alam adalah terbatas.
Dalam artian filsafat, materi adalah segala sesuatu yang ada secara
obyektif, ada diluar ide atau diluar kemauan manusia, materi adalah segala
sesuatu yang bisa disentuh dan bisa ditangkap oleh indera manusia, serta bisa
menimbulkan ide-ide tertentu.
Adapun dalam artian ilmu alam, materi adalah
segala sesuatu yang mempunyai susunan atau yang tersusun secara organis, itu
berarti benda.
Dengan begitu pengertian filsafat tentang materi
berarti sudah mencakup pengertian materi menurut ilmu alam.
Materi mempunyai peranan menentukan ide dan perkembangannya, materi bisa
menimbulkan ide atau mendorong timbulnya ide, suatu ide timbul sesudah lebih
dulu suatu materi timbul dan ditangkap oleh indera, adalah jelas bahwa materi
yang bernama otak yang memproduksi ide.
Otak itu suatu materi yang mempunyai vitalitet
yang besar daya timbulnya ide dan perkembangannya, otak mempunyai daya tangkap,
daya simpan, daya seleksi, daya kombinasi dan daya simpul.
• Ide :
Ide adalah cermin dari materi atau merupakan
bentuk lain dari materi
Tapi ide tidak mesti persis sama seperti materi yang dicerminkan, ide
selalu berada diatas atau didepan materi, ide bisa menjangkau jauh didepan
materi, walau begitu ide tetap tidak bisa lepas dari materi.
Materi dan Ide adalah dua bentuk yang lain dari
gejala yang satu dan sama, materi menentukan ide, sedang ide mempunyai pengaruh
terhadap perkembangan materi, jadi ide juga mempunyai peranan aktif, tidak
pasif seperti cermin biasa.
•
Gerak :
Gerak adalah suatu existensi dari adanya materi atau suatu pernyataan
dari adanya materi.
Itu berarti bahwa sesuatu yang gerak adalah selalu materi, tidak ada
gerak tanpa materi, atau tidak ada gerak yang bukan materi, itu sama halnya
bahwa tidak ada materi tanpa gerak.
Segala sesuatu itu selalu gerak, berubah dan
berkembang, tidak ada sesuatu yang tetap, kecuali gerak itu sendiri, artinya
bahwa segala sesuatu itu tetap dalam keadaan
gerak, bahwa gerak itu tetap berlangsung terus selamanya bagi segala sesuatu.
Gerak mempunyai dua bentuk yang utama, yaitu Gerak Mekanis dan Gerak
Dialektis.
•
Garak
Mekanis :
Gerak mekanis adalah gerak atau perubahan yang bersifat
ulang-mengulangi, yang tetap dalam lingkungannya yang sama dan tidak akan
menuju atau mencapai perubahan yang bersifat kualitatif atau yang bersifat
lebih tinggi dan lebih maju.
Gerak mekanis adalah gerak yang bersifat kuantitatif, gerak yang begitu
saja terus menerus, berulang-ulang, ulang-mengulangi seperti gerak sebuah
mesin.
•
Gerak
Dialektis :
Gerak dialektis adalah gerak atau perubahan yang bersifat meningkat,
dari tingkatnya yang rendah menuju ke tingkatnya yang tinggi sampai mencapai kwalitet baru.
Gerak atau perubahan dialektis dari tingkatnya yang rendah menuju ke
tingkatnya yang tinggi sampai kwalitet baru, itu tampaknya juga seperti mengulangi dalam bentuknya pada
tingkatnya yang rendah, tapi bentuk yang baru itu sudah dalam keadaan kwalitet
yang lebih tinggi, jadi tidak mengulangi kembali seperti semula dalam bentuk
pada tingkatnya yang lama.
Arah gerak atau perubahan dialektis adalah seperti spiral.
•
Diam :
Diam itu juga merupakan satu bentuk gerak, sifatnya sangat relatif atau
sangat sementara sekali, artinya bentuk diam itu hanya bersifat sangat
sementara karena didalam yang diam itu juga terdapat proses gerak dari
kekuatan-kekuatan yang saling berkontradiksi dan saling mendorong yang ketika
itu sedang bertemu pada satu titik, kekuatan-kekuatan itu sama kuatnya sehingga
salah satunya tidak ada yang tergeserkan dari titik bertemunya, keadaan yang
demikian itulah yang menampakkan gejala seolah-olah sesuatu itu dalam keadaan
diam.
Tapi keadaan diam itu sangat relatif atau sangat sementara karena kedua
kekuatan yang saling berkontradiksi dan saling mendorong itu pada saat dan
akhirnya pasti akan segara ada yang terdesak dan tergeser dari tempatnya, pada
saat terjadinya pergeseran itulah akan tampak dengan nyata gejala gerak atau
perubahan.
Kecuali itu, keadaan yang tampaknya diam juga bisa terjadi karena proses
gerak atau proses perubahan sesuatu belum sampai pada pengubahan kwalitet atau
pengubahan bentuknya yang lama, masih bersifat pada pengubahan kwantitet
sehingga belum mampu menunjukkan gejala-gejala perubahannya.
Keadaan yang demikian itu pula yang menampakkan gejala seolah-olah
sesuatu itu dalam keadaan diam, tapi yang sebenarnya didalam sesuatu yang
tampaknya diam itu terus berlangsung proses gerak atau proses perubahan, maka
dalam waktu yang sangat relatif atau sangat sementara, bila proses gerak atau
proses perubahan itu sudah sampai pada pengubahan kwalitet, gejala gerak atau
perubahan sesuatu akan tampak dengan jelas.
Gerak atau perubahan itu terjadi karena faktor internalal atau karena
adanya kekuatan-kekuatan yang mendorong didalamnya, didalam materi itu sendiri.
Gerak materi adalah gerak internal, faktor atau kekuatan internal dari
materi itu sendiri yang menentukan gerak atau perubahannya, sedang faktor luar
atau kekuatan-kekuatan yang mendorong dari luar adalah faktor atau
kekuatan-kekuatan yang mempunyai pengaruh terhadap keadaan internalal sesutau
materi, peranan pengaruh dari faktor atau kekuatan luar itu bisa menghambat
atau juga bisa mempercepat, bahkan bisa ikut menentukan gerak atau perubahan
sesuatu materi, tapi bagaimana juga peranan pengaruh faktor atau kekuatan luar
itu pada akhirnya yang paling menentukan adalah faktor internal materi itu sendiri.
•
Materi, Ruang dan Waktu :
Materi, ruang dan waktu merupakan hal yang selalu saling hubungan dan
tidak terpisahkan.
Materi selalu berada didalam ruang dang berkembang menurut waktu, tidak
ada materi tanpa ruang atau berada diluar ruang, juga tidak ada materi
berkembang tanpa waktu.
Materi didalam ruang menyebabkan materi bisa
mempunyai saling hubungan antara yang satu dengan yang lain, sedang materi
didalam waktu membuat materi itu bisa berkembang.
Ruang adalah sesuatu yang mempunyai luas dan isi
materi, tidak ada ruang yang kosong tanpa materi, ruang mempunyai hubungan
antara yang satu dengan yang lain, sifat hubungannya itu horizontal atau
mendatar, karena itu ruang bisa dicapai secara berulang lebih dari satu kali,
ruang menenpatkan materi yang ada didalamnya untuk berkembang sesuai dengan
luas ruang itu.
Waktu adalah detik-detik yang terus-menerus
bersambung tanpa berhentinya, detik-detik yang terus-menerus bersambung itu,
hubungannya bersifat vertikal atau bersusun, karena itu detik-detik atau waktu
tidak bisa dicapai secara berulang lebih dari satu kali, sebab waktu terus
berjalan maju, terus berlalu tanpa berhenti dan tanpa kembali pada detik-detik
yang telah lewat, maka waktu menenpatkan materi untuk berkembang mengikuti
jalannya waktu yang terus maju, waktu terus-menerus mendorong materi berkembang
maju secara historiss, bersusun tingkat demi tingkat, fase demi fase dalam
proses yang terus berkembang.
Demikian materi, ruang dan waktu mempunyai saling hubungan yang erat dan
konden, yang sama sekali tidak terpisahkan antara yang satu dengan yang lain,
materi berada dan berkembang dalam ruang dan waktu, materi berkembang dalam
ukuran luas ruang dan maju menurut tingkatan waktu.
•
Saling Hubungan
:
Saling hubungan ini dalam arti saling hubungan yang kongkrit dan
mempunyai saling pengaruh antara materi yang satu dengan yang lain, hubungan
yang wajar, bukan hubungan yang abstrak dan diada-adakan atau direka-reka.
Saling hubungan yang demikian itu ada empat
macam, yaitu Saling hubungan Organik, Saling hubungan Menentukan, Saling
hubungan Pokok, serta Saling hubungan Keharusan dan Kebetulan.
• Saling Hubungan Organik :
Saling hubungan organik adalah saling hubungan yang mempunyai saling
pengaruh antara yang satu dengan yang lain, saling hubungan dalam rangka
kesatuan organik, saling hubungan yang tersusun dan saling terikat.
• Saling Hubungan Menentukan :
Saling hubungan menentukan adalah saling hubungan yang hakiki, yang
menentukan adanya sesuatu, atau saling hubungan hakekat dari adanya sesuatu dan
yang juga merupakan hakekat sesuatu itu sendiri.
• Saling Hubungan Pokok :
Saling hubungan pokok adalah saling hubungan yang menjadi poros dan
memimpin semua saling hubungan yang lain, atau saling hubungan yang paling
mempengaruhi saling hubungan- saling hubungan yang lain, dan juga yang paling
mempengaruhi perkembangan sesuatu yang mengandungnya.
• Saling Hubungan Keharusan dan Kebetulan :
Saling hubungan keharusan adalah saling hubungan
yang pasti dan harus terjadi atau harus ada, atau saling hubungan yang tidak
bisa ditiadakan dan tidak bisa dihindari.
Adapun saling hubungan kebetulan adalah saling
hubungan yang tidak tentu terjadi didalam saling hubungan yang organis, tapi
bila saling hubungan itu terjadi, akan mempunyai pengaruh terhadap saling
hubungan yang organis itu.
III.
DIALEKTIKA MATERIALIS
Inti dari masalah dialektika adalah masalah saling hubungan dari segala
sesuatu, serta masalah gerak atau masalah perubahan dan perkembangan segala
sesuatu itu.
Dalam masalah gerak, dialektika materialis
mempersoalkan dan mempunyai tiga azas gerak, yaitu Kontradiksi, perubahan
kuantitatif ke kualitatif, dan Negasi dari Negasi.
•
Kontradiksi
:
• Arti dan Peranan Kontradiksi :
Kontradiksi adalah pertentangan atau perbedaan, kontradiksi ini
merupakan sebab dari gerak atau perubahan segala sesuatau.
• Sifat Kontradiksi :
Kontradiksi mempunyai sifat Umum dan Khusus, atau mempunyai sifat
Keumuman dan Kekhususan.
•
Keumuman
Kontradiksi :
Kontradiksi itu ada dimana-mana dan dalam seluruh waktu,terdapat
disegala sesuatu, dimanapun dan kapanpun, segala sesuatu itu dimanapun dan
kapanpun selalu dan pasti mengandung kontradiksi.
Kontradiksi itu terjadi dan berlangsung terus menerus melalui proses
awal dan akhir, artinya kontradiksi itu pasti mempunyai awal dan juga mempunyai
akhir, ada awal kontradiksi dan ada akhir kontradiksi, dan sesudah sesuatu
kontradiksi itu berakhir, pasti disusul atau pasti timbul lagi kontradiksi baru
yang juga mempunyai awal dan kemudian juga akan berakhir pula, begitu terus
menerus, kontradiksi itu tidak akan ada putus-putusnya, berakhir yang satu,
berawal yang baru, selesai yang satu, timbul yang baru.
•
Kekhususan
Kontradiksi :
Kontradiksi itu berbeda-beda menurut adanya didalam sesuatu hal yang
berbeda-beda pula, artinya karena hal yang satu berbeda dengan hal yang lain,
maka kontradiksi yang ada atau yang dikandung didalam hal yang berbeda itu,
juga berbeda.
Kontradiksi itu tidak hanya berbeda menurut halnya yang berbeda, tapi
juga berbeda menurut tingkat-tingkat perkembangan yang berbeda didalam satu hal
itu, artinya karena tingkat-tingkat perkembangan didalam satu hal itu
berbeda-beda, maka kontradiksi yang berlangsung pada satu tingkat perkembangan
tertentu, juga berbeda dengan kontradiksi pada tingkat perkembangannya yang
lain.
•
Macam
Kontrdiksi :
Kontradiksi yang ada didalam sesuatu itu tidak hanya satu, tapi lebih
dari satu atau banyak, dan kontradiksi yang banyak itu tidak semua sama
kedudukannya, juga tidak sama peranannya, sifatnya dan wataknya.
Ada tiga macam Kontradiksi, yaitu Kontradiksi Pokok dan Tidak pokok,
Kontradiksi Dasar dan Tidak dasar, Kontradiksi Antagonis dan tidak antagonis.
• Kontradiksi
Pokok :
Kontradiksi
Pokok adalah kontradiksi yang menjadi poros, yang memimpin dan menentukan
adanya kontradiksi-kontradiksi yang lain yang tidak pokok, kontradiksi itu
didalam pengurusan dan penyelesaiannya harus diutamakan.
Adapun
Kontradiksi Tidak pokok adalah kontradiksi yang adanya ditentukan oleh
kontradiksi pokok, perkembangannya dipimpin dan tunduk kepada kontradiksi pokok
itu.
• Kontradiksi
Dasar :
Kontradiksi
Dasar adalah kontradiksi yang kepentingannya sama sekali bertentangan antara
yang satu dengan yang lain dan tidak bisa dikompromikan, kontradiksi dasar juga
kontradiksi yang menentukan adanya sesuatu dan menentukan bentuk dari sesuatu
itu.
• Kontradiksi
Antagonis :
Kontradiksi
Antagonis mempunyai dua pengertian, yaitu antagonis dalam artian wataknya dan
antagonis dalam artian bentuknya.
Kontradiksi
Antagonis dalam artian wataknya atau kontradiksi yang berwatak antagonis adalah
kontradiksi yang mempunyai kepentingannya sama sekali bertentangan antara yang
satu dengan yang laindan tidak bisa dikompromikan, serta mengandung saling
menghancurkan dengan unsur-unsur kekerasan dalam penyelesaiannya.
Kontradiksi
Antagonis dalam artian bentuknya atau kontradiksi yang berbentuk antagonis
adalah kontradiksi yang penyelesaiannya mengambil bentuk kekerasan, walau watak
kontradiksinya sendiri tidak antagonis.
Ketiga macam kontradiksi itu mempunyai saling hubungan, walau tidak
tentu satu kontradiksi mengandung tiga macam kontradiksi itu sekaligus, artinya
kontradiksi pokok tidak tentu kontradiksi dasar, dan juga tidak tentu
kontradiksi yang berwatak antagonis, tapi kontradiksi dasar, salah satu
tentu menduduki dan menjadi kontradiksi pokok, kontradiksi dasar itu sendiri
tidak tentu kontradiksi yang antagonis, baik antagonis dalam artian wataknya
maupun antagonis dalam artian bentuknya, sedang kontradiksi yang antagonis
dalam artian wataknya yang antagonis, tentu mengandung kontradiksi dasar dan
kontradiksi yang berwatak antagonis itu tentu menduduki serta menjadi sebagai
kontradiksi pokok.
•
Segi-segi Kontradiksi :
Setiap kontradiksi didalam sesuatu hal, tentu mengandung segi-segi yang
berkontradiksi, atau didalam setiap hal tentu mengandung segi-segi yang
berkontradiksi.
Hakekat dari hukum kontradiksi adalah hukum persatuan dan perjuangan
dari segi-segi yang bertentangan, dan hakekat dari studi tentang dialektika
adalah studi tentang hubungan kontradiksi itu.
Segi-segi yang berkontradiksi selalu mempunyai kedudukan dan peranan
yang berbeda antara yang satu dengan yang lain sbb :
• Segi
Pokok dan Segi Tidak Pokok :
Segi
pokok adalah segi yang memimpin segi yang lain yang tidak pokok, Segi tidak
pokok tunduk kepada Segi pokok.
Segi
pokok merupakan segi yang menuntut soalnya segera diselesaikan atau dipenuhi,
dan merupakan segi yang membawa arah jalannya segi yang lain yang tidak pokok.
• Segi
Berdominasi dan Segi Tidak Berdominasi :
Segi
berdominasi adalah segi yang menentukan kwalitet sesuatu, didalam masyarakat,
segi yang berdominasi berarti segi yang berkuasa, dan juga berarti segi yang
menetukan kwalitet masyarakat itu.
Sedang
segi yang tidak berdominasi adalah segi yang tidak menentukan kwalitet, didalam
masyarakat, segi yang tidak berdominasi berarti segi yang tidak berkuasa atau
segi yang dikuasai.
• Segi
Berhari Depan dan Segi Tidak Berhari Depan
:
Segi
berhari depan adalah segi yang akan atau yang sedang berkembang, segi yang
masih akan terus ada atau akan terus hidup didalam perubahan atau didalam
tingkat perkembangan kwalitet yang baru dan kelanjutannya.
Sedang
segi tidak berhari depan adalah segi yang akan layu atau sedang melayu, segi
yang adanya atau hidupnya hanya terbatas didalam kwalitet yang lama dan tidak
akan ada lagi didalam perubahan atau didalam tingkat perkembangan kwalitet yang
baru atau kwalitet kelanjutannya.
• Segi
Berhegemoni dan Segi Tidak Berhegemoni :
Segi
berhegemoni adalah segi didalam gejala sosial atau didalam masyarakat, segi
berhegemoni hanya didalam katagori revolusi, dalam hal revolusi itu, segi
berhegemoni adalah segi yang memimpin, segi yang membawa dan menentukan arah perkembangan
revolusi.
Segi berhegemoni mempunyai syarat dan menampakkan ciri-cirinya,
yaitu :
• Mempunyai program perjuangan klas yang diterima
oleh seluruh nasion atau diterima secara nasional.
• Menjadi teladan dalam melaksanakan program
perjuangan klasnya yang sudah diterima oleh seluruh nasion atau diterima secara
nasional.
• Mempunyai kekuatan yang cukup untuk melaksanakan
kepemimpinan.
• Mampu menggalang persatuan dan kekuatan
nasional.
Keempat macam kedudukan dan peranan segi-segi yang berkontradiksi itu
terdapat saling hubungan, tapi tidak berarti satu segi kontradiksi tentu
menempati atau mempunyai empat kedudukan dan peranan itu sekaligus, sebagaimana
halnya segi pokok tidak tentu sekaligus sebagai segi yang berdominasi ataupun
segi yang berhari depan, didalam katagori revolusi atau didalam gelaja sosial,
segi pokok pada hakekatnya adalah segi yang berhegemoni.
Segi berdominasi tidak tentu segi pokok dan juga tidak tentu segi
berhari depan, didalam katagori revolusi atau didalam gejala sosial, segi
berdominasi tidak tentu segi berhegemoni.
Segi berhari depan tidak tentu segi pokok, dan juga tidak tentu segi
berdominasi, didalam katagori revolusi atau didalam gejala sosial, segi berhari
depan tidak tentu segi berhegemoni, tapi segi berhari depan itu pada tingkat
menjelang perubahan kwalitet lama ke kwalitet baru, pasti menduduki atau
menjadi segi pokok, didalam katagori revolusi atau didalam gejala sosial, segi
berhari depan itu pada tingkat menjelang kemenangan revolusi dalam proses
perubahan masyarakat lama ke masyarakat baru, pasti menduduki atau menjadi
sebagai segi berhegemoni, kemudian dalam kwalitet baru, segi berhari depan
pasti menduduki atau menjadi segi berdominasi, dan didalam katagori revolusi
atau didalam gejala sosial, segi berhari depan didalam masyarakat baru pasti
menduduki atau menjadi segi berkuasa.
Segi berhegemoni pasti segi pokok, tapi segi berhegemoni tidak tentu
segi berhari depan dan juga tidak tentu segi berdominasi atau segi berkuasa,
hanya pada tingkat menjelang kepastian kemenangan revolusi, dalam proses
perubahan masyarakat lama ke masyarakat baru, segi yang berhegemoni pasti segi
yang berhari depan, dan didalam kwalitet masyarakat baru, segi berhegemoni
pasti juga sebagai segi berdominasi atau segi yang berkuasa.
•
Hukum Mutasi
:
Hukum mutasi atau hukum perpindahan adalah suatu hukum yang berlaku
didalam proses kontradiksi, artinya kedudukan dan peranan satu kontradiksi atau
segi kontradiksi bisa bermutasi, kontradiksi pokok bisa berubah menjadi
kontradiksi tidak pokok, sebaliknya kontradiksi tidak pokok bisa berubah
menjadi kontradiksi pokok, kontradiksi berbentuk antagonis bisa berubah menjadi
kontradiksi tidak berbentuk antagonis, sebaliknya kontradiksi tidak berbentuk
antagonis bisa berubah menjadi kontradiksi berbentuk antagonis.
Tapi hukum mutasi itu tidak berlangsung pada kontradiksi dasar dan pada
kontradiksi yang berwatak antagonis, artinya kontradiksi dasar dan kontradiksi
yang berwatak antagonis akan tetap, tidak akan berubah, kontradiksi dasar akan
tetap sebagai kontradiksi dasar dan tidak akan berubah menjadi sebagai
kontradiksi tidak dasar, sebaliknya kontradiksi tidak dasar juga akan tetap,
tidak berubah menjadi sebagai kontradiksi dasar, selanjutnya kontradiksi yang
berwatak antagonis akan tetap, tidak akan berubah menjadi kontradiksi yang
tidak berwatak antagonis, begitu sebaliknya kontradiksi yang tidak berwatak
antagonis juga akan tetap, tidak akan berubah menjadi kontradiksi berwatak
antagonis, kedua kontradiksi itu, yaitu kontradiksi dasar dan kontradiksi
berwatak antagonis yang akan tetap pada kedudukannya, tidak akan berubah, dalam
proses perkembangan akhirnya tentu akan hancur salah satu, kehancuran itu
terjadi pada menjelang dan menyebabkan berubahnya suatu kwalitet atau
masyarakat, serta berarti timbulnya kwalitet baru atau lahirnya masyarakat baru.
Hukum mutasi itu juga berjalan pada segi-segi yang berkontradiksi, yaitu
segi pokok bisa berubah menjadi segi tidak pokok, sebaliknya segi tidak pokok
bisa berubah menjadi segi pokok, segi berdominasi bisa berubah menjadi segi
tidak berdominasi, sebaliknya segi tidak berdominasi bisa berubah menjadi segi
berdominasi, didalam masyarakat, segi berkuasa bisa berubah menjadi segi tidak
berkuasa, sebaliknya segi tidak berkuasa bisa berubah menjadi segi berkuasa,
segi berhegemoni bisa berubah menjadi segi tidak berhegemoni, sebaliknya segi
tidak berhegemoni bisa berubah menjadi segi berhegemoni.
Tapi hukum mutasi itu tidak akan berlangsung pada segi berhari depan,
segi berhari depan akan tetap sebagai segi berhari depan, tidak akan bermutasi
atau tidak akan berubah menjadi segi tidak berhari depan selama dalam periode
kwalitet lama atau dalam periode masyarakat lama, walau mungkin, sesudah dalam
kwalitet baru atau dalam masyarakat baru, segi berhari depan dari kwalitet lama
atau dari masyarakat lama itu bisa bermutasi atau berubah menjadi segi tidak
berhari depan, tapi mutasi atau perubahan itu baru terjadi sesudah dalam
kwalitet baru atau dalam masyarakat baru, dan tidak akan terjadi selama dalam
satu periode kwalitet lama atau masyarakat lama.
•
Perubahan kuantitatif ke kualitatif :
•
Arti Kwantitet dan Kwalitet :
Kwantitet adalah jumlah, jumlah dalam arti yang luas, meliputi bilangan,
susunan, saling hubungan dan komposisi, kwantitet menentukan kwalitet sesuatu.
Kwalitet adalah hakekat sesuatu, yang membedakan sesuatu itu dari yang
lain.
•
Perubahan Kwantitet dan Perubahan Kwalitet :
Perubahan kwantitet adalah perubahan yang masih dalam kwalitet lama atau
masih dalam bentuk yang lama, perubahan yang bersifat kuantitatif, perubahan
evolusioner yang menyiapkan dan menuju kearah perubahan kwalitet, perubahan
demikian, berarti belum perubahan kuantitatif.
Perubahan kwantitet itu akan mencapai perubahan kwalitet hanya sesudah
mencapai titik batas tertentu, yaitu titik batas tertinggi atau terendah, atau
batas maximum atau minimum dari syarat bagi berubahnya suatu kwalitet.
Perubahan kwantitet samata-mata yang tidak sampai mencapai titik batas,
tidak akan merubah kwalitet lama dan kurang ada artinya bagi suatu
perkembangan.
Adapun perubahan kwalitet adalah perubahan yang mengakhiri perubahan
kwantitet dan menghancurkan kwalitet lama.
Perubahan kwalitet itu merupakan dan melalui proses loncatan dari
kwalitet ke kwalitet baru, perubahan kwalitet itu tentu melalui proses
perubahan kwantitet, tanpa adanya perubahan kwantitet lebih dulu, tidak akan
ada dan tidak akan terjadi perubahan kwalitet, selanjutnya kwalitet baru yang
mengakhiri perubahan-perubahan kwantitet lama itu, menimbulkan lagi
kwantitet-kwantitet baru, dan perubahan –perubahan kwantitet baru itu juga
menyiapkan lagi perubahan kwalitet baru, demikian seterusnya.
Perubahan kwantitet ke perubahan kwalitet itu merupakan suatu proses
dari gerak atau perubahan dan perkembangan, artinya setiap gerak atau setiap
peribahan dan perkembangan sesuatu tentu melalui proses perubahan kuantitatif
ke perubahan kualitatif.
Perubahan kwantitet dan perubahan kwalitet selalu saling hubungan sangat
erat yang tidak bisa dipisah-pisahkan antara yang satu dengan yang lain,
kedua-duanya saling jalin-menjalin.
•
Negasi dari Negasi :
Negasi berarti tiada atau meniadakan, Negasi dari negasi berarti yang
meniadakan, Hukum negasi dari negasi adalah hukum arah gerak atau arah
perubahan dan perkembangan sesuatu, Hukum itu ialah, bahwa gerak atau perubahan
dan perkembangan dari segala sesuatu, arahnya tentu menuju ke bentuknyanya yang
lama atau ke asalnya semula, tapi dengan isi atau dengan kwalitetnya yang baru,
selama gerak atau perubahan dan perkembangan sesuatu itu belum sampai mencapai
bentuknya yang lama atau belum kembali ke asalnya semula, maka berarti gerak
atau perubahan dan perkembangan itu masih dalam proses perjalanannya.
Hukum negasi dari negasi adalah hukum, bahwa gerak atau perubahan dan
perkembangan segala sesuatu tentu akan menegasi yang menegasi atau akan
meniadakan yang meniadakan, bahwa yang menegasi tentu akan dinegasi atau yang
meniadakan tentu akan ditiadakan, selama yang menegasi belum dinegasi atau yang
meniadakan belum ditiadakan, maka gerak atau perubahan dan perkembangan sesutau
itu masih belum selesai, belum berakhir, dan masih proses perjalanan, gerak
atau perubahan dan perkembangan sesuatu itu baru akan selesai atau akan
berakhir hanya apabila yang menegasi sudah dinegasi , atau yang meniadakan
sudah ditiadakan, dengan begitu berarti gerak atau perubahan dan perkembangan
itu sudah sampai kembali pada bentuknya yang lama atau pada asalnya semula.
Titik mula proses dari gerak atau perubahan dan perkembangan dimulai
dari bentuk dan isinya yang asal itu dinegasi atau ditiadakan oleh bentuk dan
isi yang baru, dari dinegasi atau ditiadakannya bentuk dan isi yang asal oleh
bentuk dan isi yang baru, mulailah suatu proses gerak spiral yang menuju ke
arah kembali ke bentuk dan isinya yang asal, dan itu yang dinyatakan bahwa
selama gerak atau perubahan dan perkembangan itu belum sampai kembali pada
bentuk dan isinya yang asal, maka berarti bahwa gerak perubahan dan
perkembangan itu masih belum berakhir, belum selesai, dan masih dalam
perjalanannya.
Negasi atau peniadaan bentuk dan isi yang asal oleh bentuk dan isi yang
baru itu merupakan negasi atau peniadaan yang pertama dalam suatu proses gerak
spiral, kemudian bentuk dan isi yang baru, yang telah menegasi atau telah
meniadakan bentuk dan isi yang asal itu, pada akhirnya tentu akan dinegasi atau
ditiadakan juga oleh bentuk dan isi yang lama yang asal, tapi dalam kwalitetnya
yang baru dan tinggi serta maju, negasi atau peniadaan itu, yaitu negasi atau
peniadaan oleh bentuk dan isi yang asal terhadap bentuk dan isi yang telah
pernah menegasi atau meniadakannya itu, adalah merupakan negasi atau peniadaaan
yang kedua dalam suatu proses gerak spiral.
Berlangsungnya suatu negasi atau peniadaan yang pertama, kemudian
diakhiri oleh negasi atau peniadaan yang kedua, itu yang disebut sebagai hukum
negasi dari negasi atau hukum meniadakan yang meniadakan, berdasarkan hukum
itu, maka yang menegasi tentu akan dinegasi atau yang meniadakan tentu akan
ditiadaka, dan kembalilah gerak atau perubahan dan perkembangan sesuatu kepada
bentuk dan isinya yang lama atau yang asal, tapi dalam kwalitetnya yang baru
yang lebih tinggi dan lebih maju dari awal mulanya.
Demikian hukum arah gerak atau arah perubahan dan perkembangan secara
spiral dari segala sesuatu.
IV.
EPISTEMOLOGI MATERIALIS
Epistemologi adalah teori tentang pengetahuan, yaitu tentang asal dan
lahirnya pengetahuan serta peranan dan perkembangan pengatahuan.
•
Asal dan Lahirnya Pengatahuan :
•
Asal Pengetahuan
:
Pengetahuan adalah berasal dari praktek, baik praktek langsung maupun
praktek tidak langsung.
Praktek langsung ialah praktek atau pengalamannya sendiri, sedang
praktek tidak langsung ialah praktek atau pengalaman orang lain.
Praktek langsung menimbulkan pengetahuan langsung, dengan begitu, baik
pengetahuan langsung maupun pengetahuan tidak langsung, kedua-duanya berasal
dari praktek.
Dari kedua pengetahuan itu, pengetahuan langsung lebih penting daripada
pengetahuan tidak langsung, maka praktek dan pengalaman langsung juga lebih
penting daripada praktek atau pengalaman tidak langsung.
Pengetahuan langsung itu bersifat terbatas karena praktek langsung atau
pengalaman sendiri juga terbatas, sebaliknya pengetahuan tidak langsung
bersifat luas karena praktek tidak langsung atau pengalaman orang lain juga
luas.
•
Lahirnya Pengatahuan :
Pengetahuan lahir melalui proses dua tingkat, yaitu tingkat sensasi dan
tingkat rasio.
Pengetahuan
tingkat sensasi atau pengetahuan sensasional adalah pengetahuan yang langsung
ditangkap secara apa adanya dari praktek, pengetahuan sensasional itu bersifat
kuantitatif dan sepotong-sepotong serta menyiapkan pengetahuan rasional, karena
itu pengetahuan sensasional akan menjadi kurang ada gunanya bagi ilmu
pengetahuan atau tidak bisa menjadi ilmu bila tidak ditingkatkan menjadi
pengetahuan rasional, pengetahuan sensasional yang tidak ditingkatkan menjadi
pengetahuan rasional hanya akan menjadi sebagai pengetahuan biasa, pengetahuan
tingkat rendah yang sederhana dan bersifat kuantitatif ( kennis ).
Adapun pengetahuan rasional
adalah pengetahuan hasil penangkapan, hasil penelitian dan perenungan serta
merupakan penyimpulan dari pengetahuan sensasional, dengan begitu pengetahuan
rasional adalah pengetahuan yang tidak langsung dari praktek pengetahuan
tingkat kedua sebagai peningkatan dan kelanjutan dari pengetahuan sensasional.
Pengetahuan rasional bersifat luas dan kwntitatif, lengkap tidak
sepotong-sepotong, bersifat kombinatif
dan kongklusif dari sejumlah pengetahuan sensasional yang sepotong-sepotong,
pengetahuan rasional merupakan perubahan kualitatif dari pengetahuan
sensasional dan menjadi ilmu pengetahuan (wetenschap).
Tentang pengetahuan sensasional dan pengetahuan rasional itu ada
pandangan yang extrim dan salah dari kaum sensasionalis dan kaum rasionalis.
Kaum sensasionalis memandang pengetahuan sensasional itu sebagai
pengetahuan yang obyektif dan benar karena pengetahuan sensasional adalah
pengetahuan yang langsung berasal dari praktek, dengan begitu pandangan kaum
sensasionalis adalah pandangan yang sepotong-sepotong, kaum sensasionalis tidak
memandang sifat-sifat yang sempit, terbatas dan sepotong-sepotong dari
pengetahuan sensasional, mereka seperti tidak memandang bahwa segala sesuatu
itu tidak hanya terdiri dari sepotong, karena itu keobyektifan dan kebenaran
sesuatu tidak bisa dipandang hanya dari sepotong itu, sesuai dengan
pandangannya kaum sensasionalis memandang pengetahuan rasional sebagai
pengetahuan yang tidak obyektif dan tidak benar atau diragukan keobyektifan dan
kebenarannya karena pengetahuan rasional adalah pengetahuan yang tidak langsung
berasal dari praktek dan karena rasio itu bisa salah dalam menyimpulkan, maka
pengetahuan rasional sebagai pengetahuan hasil penyimpulan itupun bisa salah,
Sebaliknya kaum rasionalis memandang pengetahuan rasional sebagai pengetahuan
yang obyektif dan benar karena pengetahuan rasional adalah pengetahuan yang
menyeluruh dan lengkap, dalam hal ini kaum rasionalis tidak memandang bahwa
pengetahuan rasional adalah pengetahuan yang berasal dari dan melalui proses
pengetahuan sensasional, dan karena itu bisa salah, sebab rasio memang bisa
salah, maka pengetahuan rasional sebagai hasil penyimpulan rasio pun bisa
salah, sesuai dengan pandangannya itu kaum rasionalis memandang pengetahuan
sensasional sebagai pengetahuan yang rendah dan remeh, tidak penting dan tidak
berguna karena pengetahuan sensasional adalah pengetahuan yang sempit,
sepotong-sepotong dan tidak lengkap.
Kedua pandangan itu adalah pandangan yang extrim dan salah karena hanya
mengagungkan yang satu dan meremehkan yang lain, adapun pandangan yang obyektif
dan benar mengenai kedua pengetahuan itu ialah bahwa pengetahuan sensasional
dan pengetahuan rasional adalah dua tingkat pengetahuan yang secara dialektis
tidak bisa dipisah-pisahkan dan tidak bisa direndahkan atau diremehkan,
kedua-duanya selalu saling berhubungan sangat erat dan mempunyai peranan yang
penting, pengetahuan sensasional adalah bagian dari pengetahuan rasional dan
menyiapkan lahirnya pengetahuan rasional itu, sedang pengetahuan rasional tidak
akan bisa lahir tanpa adanya dan tanpa melalui proses pengetahuan sensasional,
pengetahuan sensasional adalah pengetahuan yang obyektif dan benar dalam artian
baru sepotong, tapi dalam artian yang menyeluruh bagi sesuatu, pengetahuan
sensasional menjadi belum lengkap, karena itu pengetahuan sensasional menjadi
belum sepenuhnya obyektif dan belum sepenuhnya benar, sebaliknya pengetahuan
rasional adalah pengetahuan yang menyeluruh dan lengkap, tapi juga bisa belum
sepenuhnya obyektif dan belum sepenuhnya benar, sebab keobyektifan dan
kebenarannya harus ditinjau dari keadaan praktek yang berlangsung, yang secara
menyeluruh disaling hubungkan dan
disimpulkan dari dan berdasarkan yang sepotong-sepotong, sesuainya pengetahuan
rasional dengan praktek baru bisa dinyatakan suatu pengetahuan rasional sebagai
pengetahuan yang obyektif dan benar.
•
Batas dan Perkembangan serta Peranan Pengetahuan
:
•
Batas Pengetahuan :
Pengetahuan yang berasal dari praktek bersifat terbatas dan tidak
terbatas sekaligus sesuai dengan praktek itu sendiri.
Pengetahuan manusia orang-seorang itu terbatas karena praktek dang
pengalaman seseorang juga terbatas, tapi pengetahuan manusia bersama tidak
terbatas karena praktek dan pengalaman manusia bersama juga tidak terbatas,
pengetahuan manusia satu generasi terbatas karena praktek dan pengalaman
manusia satu generasi juga terbatas, tapi pengetahuan manusia seluruh generasi
tidak terbatas karena praktek dan pengalaman manusia seluruh generasi juga
tidak terbatas.
Ketidak terbatasan pengetahuan manusia bersama dan manusia seluruh
generasi terjadi melalui suatu proses akumulasi yaitu pengumpulan dan penyatuan
dan pengetahuan manusia orang-seorang atau manusia satu generasi yang terbatas,
pengetahuan manusia orang-seorang yang satu dengan yang lain terbatas, diakumulasi
atau dikumpulkan dan disatukan menjadi pengetahuan manusia bersama yang tidak
terbatas, begitu juga pengetahuan manusia satu generasi yang satu dengan yang
lain terbatas, diakumulasi atau dikumpulkan dan disatukan menjadi pengetahuan
manusia seluruh generasi yang tidak terbatas, artinya pangetahuan manusia
seseorang yang terbatas, ditambah-tambah dan disatukan dengan pengetahuan
manusia seseorang lainnya yang juga terbatas menjadi pengetahuan manusia
bersama yang tidak terbatas, begitu juga pengetahuan manusia satu generasi yang
terbatas, ditambah-tambah atau disambung-sambung dan disatukan dengan
pengetahuan manusia satu generasi yang lain yang juga terbatas menjadi
pengetahuan manusia seluruh generasi yang tidak terbatas.
Dengan begitu pengetahuan adalah terbatas pada manusia orang-seorang,
tapi tidak terbatas pada manusia bersama seluruhnya, terbatas pada manusia satu
generasi, tapi tidak terbatas pada manusia seluruh generasi, terbatas pada satu
waktu, tapi tidak terbatas pada seluruh waktu.
Maka semua yang ada secara obyektif yang tidak bisa diketahui oleh
manusia orang-seorang akan bisa diketahui oleh manusia orang-seorang lainnya,
apa yang tidak bisa diketahui oleh manusia satu generasi akan bisa diketahui
oleh manusia satu generasi lainnya, yang tidak bisa diketahui pada satu waktu
akan bisa diketahui pada satu waktu lainnya, Karena itu semua yang ada secara
obyektif pasti akan bisa diketahui, tapi belum bisa diketahui dan akan bisa
diketahui sejalan dengan perkembangan praktek manusia orang-seorang dan praktek
manusia bersama serta sejalan dengan perkembangan praktek manusia satu generasi
dan praktek manusia seluruh generasi.
•
Perkembangan Pengetahuan :
Pengetahuan manusia tidak berhenti pada satu batas, tapi akan berkembang
ke batas yang lain sejalan dangan praktek manusia yang juga tidak akan berhenti
pada satu batas, tapi akan berkembang ke batas yang lain, pengetahuan dan
praktek manusia berkembang dan akan selalu berkembang terus sesuai dan sejalan
dengan gerak materi yang juga terus menerus tanpa berhenti.
Pengatahuan manusia berkembang dan meluas, itu berlangsung dan terjadi
dari pengetahuan manusia orang-seorang dan manusia bersama sampai pengetahuan
satu generasi dan manusia seluruh generasi berkumpul dan tersambung dengan
pengetahuan manusia orang-seorang dan manusia generasi-generasi lainnya atau
keselanjutnya, semua pengetahuan itu dari pengetahuan yang satu ke pengetahuan
yang lain yang terus menerus bertambah, terus diakumulasi dan dikombinasi,
disatukan dan disaling hubungkan, diseleksi dan terus bersambung berkembang
menuju dan menjadi pengetahuan yang luas dan makin luas serta tinggi dan makin
tinggi.
Pengetahuan yang makin luas dan makin tinggi itu akhirnya pasti akan
bisa menggali dan mencapai semua yang ada secara obyektif yang masih
tersembunyi yang belum tergali dan belum tercapai.
•
Peranan Pengetahuan :
Pengetahuan (wetenschap) atau teori mempunyai peranan yang sangat
penting bagi perkembangan praktek dan materi, bagi hidup dan kehidupan manusia.
Pengetahuan berasal dan lahir dari praktek serta berkembang dan meluaas
sejalan dengan perkembangan praktek dan materi, tapi pengetahuan mempunyai
pengaruh besar terhadap perkembanga praktek dan materi itu sendiri.
Pengetahuan mempunyai pandangan dan jangkauan jauh ke depan sebelum
praktek dan materi itu berkembang, pengetahuan merupakan sinar bagi praktek
serta memimpin dan membawa arah perkembangan praktek dan materi.
Praktek akan berjalan dalam gelap dan meraba-raba bila tidak disinari
dan dipimpin oleh pengetahuan atau teori, sehingga akan terbentur-bentur dan
tersesat.
Pengetahuan dan praktek tidak bisa dipisah-pisahkan antara yang satu
dengan yang lain, praktek melahirkan pengetahuan, sedang sebaliknya pengetahuan
menyinari dan memimpin praktek, perkembangan praktek menimbulkan perkembangan
pengetahuan, sedang sebaliknya perkembangan pengetahuan kebenarannya diuji
dalam praktek yang selanjutnya menimbulkan perkembangan baru bagi praktek.
Praktek melahirkan pengetahuan, sedang sebaliknya pengetahuan diuji dan
kembali kepada praktek, demikian berlangsung proses skematis yaitu
praktek-pengatahuan-praktek.
•
Praktek dan Pengetahuan :
•
Arti dan Macam Praktek :
Praktek adalah kerja manusia atau perbuatan manusia mengubah materi,
yaitu benda atau kebendaan serta mengubah alam dan kehidupan masyarakat.
Mengubah benda artinya adalah kerja produksi, mengubah keadaan artinya
adalah kerja sosial, sedang mengubah alam berarti menentang atau melawan alam,
dan mengubah kehidupan masyarakat berarti berjuang atau berevolusi.
Kerja produksi dan menentang atau melawan alam merupakan praktek alam
atau praktek produksi, sedang kerja sosial dan berjuang atau berevolusi
merupakan praktek sosial atau praktek revolusi.
Dengan begitu praktek pada pokoknya hanya terbagi dalam dua golongan
atau dua macam, yaitu praktek alam atau praktek produksi dan praktek sosial
atau praktek revolusi, semua dan berbagai macam praktek manusia tergolong dalam
salah satu dari kedua macam praktek itu.
Karena itu pengetahuan atau teori yang lahir dari praktek pada pokoknya
juga hanya terbagi dalam dua golongan atau hanya ada dua macam, yaitu
pengetahuan atau teori tentang alam dan sosial atau tentang produksi dan
revolusi, jadi juga hanya ada dua macam ilmu, yaitu ilmu alam dan ilmu sosial
atau ilmu produksi dan ilmu revolusi, berbagai macam ilmu pada pokoknya
termasuk ke dalam salah satu golongan atau salah satu macam ilmu itu
Praktek alam atau praktek produksi melahirkan ilmu dengan segala macam
jenisnya, sedang praktek sosial atau praktek revolusi melahirkan ilmu sosial
dengan segala macam jenisnya.
•
Peranan Praktek :
Praktek mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan ilmu dan
manusia, Praktek melahirkan pengetahuan atau ilmu, menguji dan mengembangkan
menjadi teori, praktek membuat hidup manusia, membentuk watak manusia dan
meningkatkannya.
Praktek yang terus-menerus, melahirkan pangalaman yang kesimpulannya
menjadi teori, kebenaran teori itu selanjutnya masih harus diuji didalam
praktek, kebenaran ditinjau dari sesuai atau tidaknya dengan praktek, sesuainya
teori itu dengan praktek berarti teori itu benar, sedang yang tidak sesuai
dengan praktek berarti teori itu salah, Peninjauan atau pengujian kebenaran
teori itu didalam praktek tidak hanya sekali, tetapi terus-menerus sebab dalam
perkembangan praktek selanjutnya teori yang sudah benar itu bisa menjadi selisih
dan tidak sesuai lagi dengan praktek yang sudah berkembang, keadaan demikian
menurut teori itu untuk menyesuaikan lagi dengan perkembangan praktek yang
baru, dari perkembangan itu teori juga menjadi berkembang sesuai dengan
perkembangan praktek, begitu terus-menerus praktek melahirkan teori, menguji
kebenaran teori dan selanjutnya mengembangkan teori.
Praktek yang terus-menerus juga menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
kelanjutan hidup manusia, dari praktek yang terus-menerus itu juga terbentuk
watak manusia dan tuntutan untuk kelanjutannya.
•
Praktek Membentuk Watak :
Praktek membuat hidup dan menjadi kehidupan manusia, membuat manusia
biasa dalam hidup dan kehidupan itu, dan menimbulkan pada fikiran manusia
tuntutan-tuntutan bagi kelanjutan dan perkembangannya, kebiasaan dalam hidup
dan dalam satu kehidupan itu dengan tuntutan-tuntutan bagi kelanjutan dan
perkembangan dari kebiasaan hidup dan kehidupan itu menjadi dan merupakan suatu
watak.
Demikian praktek membentuk watak, cara hidup menentukan cara berfikir,
kedudukan sosial menentukan kesadaran sosial atau kedudukan klas menentukan
kesadaran klas.
Begitu, bahwa keadaan menimbulkan dan menentukan fikiran, materi
menimbulkan dan menentukan ide, maka setiap perubahan keadaan atau perubahan
materi akan menimbulkan dan menentukan pula perubahan watak, cara berfikir,
kesadaran sosial atau kesadaran klas, ide atau fikiran.
•
Kebenaran :
•
Arti dan Macam Kebenaran :
Kebenaran adalah sesuainya ide dengan materi atau sesuainya fikiran
dengan keadaan, Kebenaran ada dua macam, yaitu kebenaran obyektif dan kebenaran
subyektif :
• Kebenaran
Obyektif :
Kebenaran
obyektif adalah suatu kenyataan apa adanya dari suatu materi atau keadaan.
• Kebenaran
Subyektif :
Kebenaran
subyektif adalah suatu pencerminan ide tentang materi atau pencerminan fikiran
tentang keadaan.
•
Sumber dan Letak Kebenaran :
Sumber kebenaran adalah kenyataan apa adanya dari materi atau keadaan,
kebenaran obyektif dan kebenaran subyektif, kedua-duanya bersumber dari
kenyataan itu.
Adapun letak kebenaran, bagi kebenaran obyektif letaknya ada pada
kenyataan/materi atau keadaan, sedang kebenaran subyektif letaknya ada pada
pencerminan/ide atau fikiran.
•
Sifat Kebenaran :
Kebenaran sesuatu mempunyai dua sifat, yaitu sifat absolut dan sifat
relatif :
• Kebenaran
Absolut :
Kebenaran
absolut adalah kebenaran yang lengkap dan menyeluruh dari sesuatu materi atau
keadaan yang dicerminkan sesuai dengan kenyataannya secara obyektif, lengkap
dan menyeluruh menurut apa adanya, karena itu kebenaran absolut adalah juga
kebenaran obyektif.
• Kebenaran
Relatif :
Kebenaran
Relatif adalah kebenaran sementara atau kebenaran pada satu waktu dan akan
berubah atau berkembang pada waktu yang lain, kebenaran relatif juga kebenaran
di satu tempat dan bisa berubah di tempat lain, kebenaran relatif berarti pula
kebenaran yang baru sepotong atau baru sebagian dari suatu materi atau keadaan
yang lengkap dan menyeluruh yang dicerminkan, kebenaran relatif adalah juga
kebenaran subyektif.
Kebenaran itu sendiri adalah relatif, bersifat sementara dan akan selalu
berubah atau berkembang, materi atau keadaan sebagai sumber kebenaran juga
selalu berubah atau berkembang, dengan begitu berarti bahwa kebenaran obyektif
ataupun kebenaran subyektif, kedua-duanya juga relatif, bersifat sementara dan
akan selalu berubah atau berkembang.
Kebenaran absolut dan kebenaran relatif adalah dua hal yang berhubungan
sangat erat, tidak bisa dipisah-pisahkan, kebenaran absolut kebenaran yang
lengkap dan menyeluruh, itu terjadi dan terjadi dari kebenaran-kebenaran
relatif, kebenaran yang baru sepotong-sepotong atau baru sebagian, sebaliknya
kebenaran relatif, kebenaran yang baru sepotong-sepotong atau baru sebagian
itu, mengandung kebenaran absolut dan merupakan unsure atau bagian yang akan
melahirkan suatu kebenaran absolut.
Kebenaran itu bersifat absolut karena kebenaran itu ada secara obyektif
dan kebenaran absolut itupun bersifat relatif karena kebenaran itu hanya
bersifat sementara.
Maka salah pendapat kaum subyektivis yang mengatakan tidak ada kebenaran
obyektif karena kebenaran bersifat relatif, bergantung pada ide yang
mencerminkannya, tetapi juga salah pendapat kaum absolutis yang mengatakan
tidak ada kebenaran subyektif atau tidak ada kebenaran ide karena kebenaran itu
bersifat apa adanya, karena itu kebenaran juga tidak bersifat relatif tetapi tetap.
•
Kebenaran Umum dan Kebenaran Khusus :
Kebenaran kecuali mempunyai sifat absolut dan relatif, juga mempunyai
sifat umum dan khusus, yaitu sebagai kebenaran umum dan kebenaran khusus.
• Kebenaran
Umum :
Kebenaran
umum adalah kebenaran sepanjang masa atau kebenaran yang tetap selamanya,
kebenaran yang terdapat dan berlaku dimanapun dan kapanpun.
• Kebenaran
khusus :
Kebenaran
khusus adalah kebanaran menurut waktu, tempat dan tingkatan.
Kebenaran umum dan kebenaran khusus adalah dua hal yang berhubungan
erat, tidak bisa dipisah-pisahkan, kebenaran umum terjadi dari dan terdapat
secara konkrit pada kebenaran khusus, atau kebenaran umum itu ada dan terdapat
pada kebenaran khusus, kebenaran umum merupakan poros dari kebenaran-kebenaran
khusus, sebaliknya kebenaran khusus mengandung kebenaran-kebenaran umum dan
berpedoman pada kebenaran umum itu.
Adalah salah pendapat kaum absolutis sebagaimana juga pendapat kaum
dogmatis yang mengatakan tidak ada kebenaran khusus menurut waktu, tempat dan
tingkatan, kebenaran itu hanya satu dan universil, kapanpun waktunya, dimanapun
tempatnya dan bagaimanapun tingkatannya, kebenaran adalah sama, kebenaran
berlaku pada semua waktu, berlaku di semua tempat dan di semua tingkat.
Tetapi juga salah pendapat kaum relativis dan kaum revisionis yang
mengatakan tidak ada kebenaran umum, semua kebenaran adalah relatif menurut
waktu, tempat dan tingkatan, dan berdasarkan pendapatnya yang salah itu kaum
revisionis merevisi teori kebenaran umum filsafat Marxisme dan merevisi ajaran
Marxisme itu sendiri.
V.
KATEGORI FILSAFAT
•
Bentuk dan Isi :
Bentuk adalah bingkai dari isi, bentuk merupakan kekuatan dan pelindung
kehidupan isi, bentuk menyelimuti atau menyelubungi isi, bentuk merupakan
gejala luar yang tampak dan menampakkan diri atau yang tertangkap oleh indera
lebih dulu daripada isinya, bentuk bersifat pasif dalam proses perkembangannya.
Adapun isi adalah yang terkandung di dalam bentuk, isi merupakan inti
dan kebenaran dari sesuatu, isi merupakan sesuatu yang hidup dan membentuk
kehidupan, isi bersifat aktif dalam proses perkembangannya.
Bentuk dan isi adalah dua segi yang tidak bisa dipisah-pisahkan,
kedua-duanya selalu berhubungan erat, bentuk selalu mengandung isi, tidak ada
bentuk tanpa isi, sebaliknya isi selalu ada di dalam bentuk, tidak isi tanpa
bentuk, bentuk tanpa isi akan tidak mempunyai arti apa-apa, sebaliknya isi
tanpa bentuk akan tidak mempunyai kekuatan, karena itu akan berantakan dan
tidak bisa mempertahankan adanya.
Bentuk dan isinya harus selalu sesuai, juga dalam setiap
perkembangannya, tidak sesuainya bentuk dengan isinya akan menimbulkan satu
kontradiksi antara bentuk dengan isinya itu.
Bentuk ditentukan oleh isinya, tetapi bentuk mempunyai pengaruh terhadap
isinya, isi menentukan perkembangan bentuknya, tetapi bentuk mempengaruhi
perkembangan isinya, bentuk yang sudah sempit dan tidak sesuai dengan
perkembangan isinya akan di bongkar dan dihancurkan oleh isinya, karena itu
akan terjadi atau akan lahir dan timbul suatu bentuk yang baru yang sesuai
dengan perkembangan isinya.
Bentuk yang baru melonggarkan bagi perkembangan isinya lebih lanjut,
begitu sampai pada suatu ketika, bentuk menjadi sempit dan tidak sesuai lagi
dengan perkembangan isinya, karena itu juga akan terjadi lagi pembongkaran dan
penghancuran terhadap bentuk itu oleh isinya untuk menggantinya dengan bentuk
yang baru lagi yang sesuai dengan perkembangan isinya.
Bentuk yang lama berubah menjadi bentuk yang baru, itu terjadi tidak
dengan sendirinya, tetapi terjadi karena atas perjuangan aktif oleh isinya.
•
Gejala dan Hakekat :
Gejala adalah apa yang tertangkap oleh indera, gejala merupakan
pelantunan hakekat dan merupakan ujud luar yang mempunyai saling hubungan
dengan hakekatnya, gejala tampak dan menampakkan diri pada berbagai macam.
Adapun hakekat adalah saling hubungan yang menentukan adanya sesuatu dan
menimbulkan gejala-gejala, hakekat menampakkan diri lewat gejala-gejalanya.
Gejala-gejala yang timbul dari adanya hakekat, tidak semua sama atau
tidak semua mencerminkan sesuai dengan hakekatnya, walau begitu untuk bisa
mengetahui hakekat sesuatu tentu melalui gejala-gejalanya.
Gejala yang sama atau yang mencerminkan sesuai dengan hakekatnya adalah
gejala yang menembus langsung dengan hakekatnya.
•
Sebab dan Akibat :
Sebab adalah yang menimbulkan akibat dan merupakan sumber dari timbulnya
akibat atau ada serta terjadinya sesuatu, Adapun akibat adalah yang ditimbulkan
oleh sebab.
Sebab dan akibat mempunyai hubungan langsung dan erat, sebab menimbulkan
akibat dan tidak ada akibat tanpa sebab, akibat akan terus-menerus timbul
selama sebab yang menimbulkannya itu masih ada.
Karena itu mengurus akibat harus pula mengurus atau mengakhiri sebabnya
atau menyelesaikan sebabnya yang menimbulkannya itu, mengurus akibat tanpa
mengurus atau tanpa menyelesaikan dan mengakhiri sebabnya atau sebab yang
menimbulkannya akan tidak ada artinya, akibat menuntut pengurusan yang segera,
sedang sebab harus lebih lanjut dan mutlak untuk diurus.
Sebab selalu mendahului akibat, sebaliknya akibat selalu timbul kemudian
sesudah sebab, tetapi apa yang timbul kemudian sebagai kelanjutan dari sesuatu
yang timbul mendahuluinya, tidak tentu merupakan akibat dari yang timbul
mendahuluinya itu.
Akibat yang ditimbulkan oleh sebab pada proses kelanjutannya bisa
menjadi sebab yang akan menimbulkan akibat yang baru.
Studi tentang saling hubungan pada hakekatnya adalah studi tentang
saling hubungan sebab dan akibat.
•
Keharusan dan Kebetulan :
Keharusan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari, ada dan terjadinya
tidak bisa dielakkan dan tidak bisa ditolak, keharusan adalah hal yang mutlak
dan obyektif.
Adapun kebetulan adalah sesuatu yang tidak tentu, ada dan terjadinya
bukan suatu kepastian, kebetulan merupakan titik pertemuan atau titik persilangan
dari dua keharusan, kebetulan itu terjadi karena bertemunya dua keharusan,
kebetulan merupakan perwujudan konkrit dari tuntutan dua keharusan.
VI.
L O G I K A
•
Logika :
Logika adalah cara berfikir yang sederhana yang bisa diterima oleh akal,
logika sesuai dengan caranya yang sederhana, hanya dapat dipergunakan untuk
memecahkan hal-hal yang sederhana.
Logika bukan cara berfikir yang kompleks dan mendalam, karena itu juga tidak
bisa dipergunakan untuk memecahkan hal-hal yang kompleks dan rumit.
Logika mengandung keterbatasan atau cara berfikir yang terbatas, logika
meninjau sesuatu hal hanya mengenal apa yang ada diluar atau tampak dan tidak
sampai menembus soalnya sampai ke dalam, logika hanya menangkap apa yang ada
diluar, hanya pada bentuknya, gejala atau akibabnya, tidak sampai menangkap apa
yang ada di dalam atau apa yang terdapat di dalamnya, tidak sampai menangkap
isinya, hakekat atau sebabnya, karena itu logika belum cukup bisa mengetahui
kebenaran secara lengkap dan menyeluruh.
•
Macam Logika :
Logika sebagai cara berfikir terdapat dua macam, yaitu logika formal dan
logika dialektik :
•
Logika
formal adalah seperti halnya metode berfikir metafisik, memandang segala
sesuatu secara terpisah dan memandang keadaan sebagai hal yang tetap, tidak
berubah.
•
Logika
Dialektik adalah seperti juga cara berfikir dialektis, memandang segala sesuatu
mempunyai saling hubungan dan dalam keadaan berubah, tidak tetap.
VII.
MATERIALISME HISTORIS
Materialisme historis adalah penerapan pandangan materialis dan metode
dialektik dari filfasat materialisme dialektik pada gejala sosial atau di dalam
masyarakat, materialisme historis adalah materialisme dialektiknya sejarah atau
materialisme dialektik yang berlaku di dalam keadaan sosial atau di dalam
masyarakat.
Materialisme historis merupakan cirri dari kelengkapan dan
ke-konsekuenan filsafat materialisme dialektika Marx yang membedakan filsafat
Marx dari filsafat-filsafat sebelumnya.
Perbedaan filsafat Marx dengan filsafat-filsafat sebelumnya, yaitu
terletak pada soal : Bahwa filsafat-filsafat sebelumnya Marx hanya berbicara
tentang gejala alam, sedang pandangannya tentang sejarah masyarakat tidak jelas
dan tidak konsekuen, baru filsafat Marx yang berbicara tidak hanya tentang
gejala alam, tetapi juga secara lengkap dan lonsekwen berbicara tentang gejala
sosial atau sejarah masyarakat, karena itu lahirnya filsafat M.D.H Karl Marx
merupakan suatu revolusi dari sejarah filsafat.
Materialisme historis Marx mengajarkan tentang keadaan sosial menentukan
kesadaran sosial, hukum umum perkembangan masyarakat, basis dan bangunan atas,
klas dan perjuangan klas, negara dan revolusi, peranan massa dan pimpinan dalam
sejarah.
•
Keadaan Sosial Menentukan Kesadaran Sosial :
Keadaan sosial mempunyai syarat-syarat dan terdiri dari tiga faktor,
yaitu geografi, penduduk dan cara produksi.
Dari ketiga faktor keadaan sosial itu yang paling menentukan adalah
faktor cara produksi, faktor cara produksi adalah faktor paling mobil, progresif
dan revolusioner dalam mendorong maju keadaan sosial, sedang faktor geografi
dan faktor penduduk adalah faktor-faktor yang mempunyai pengaruh dan ikut
menentukan dalam mendorong maju keadaan sosial, tetapi tidak lebih cepat dari
faktor cara produksi.
Faktor geografi dan faktor penduduk itu berubah dan berkembang sangat
lambat, begitu lambatnya berubah dan berkembangnya faktor geografi dan faktor
penduduk itu, sehingga ketinggalan sangat jauh dari berubah dan berkembangnya
faktor cara produksi, karena itu peranannya dalam mendorong maju keadaan sosial
sampai seperti tidak terasa, maka pada hakekatnya berubah dan berkembangnya
keadaan sosial menjadi ditentukan oleh berubah dan berkembangnya faktor cara
produksi, demikian kesadaran sosial yang ditentukan oleh keadaan sosial pada
hakekatnya juga ditentukan oleh faktor cara produksi.
Adapun kesadaran sosial adalah suatu pengertian, pandangan dan sikap
sosial manusia terhadap hidup dan kehidupannya, serta terhadap hidup dan
kehidupan sosial masyarakat, kesadaran sosial seseorang bergantung dan
ditentukan oleh keadaan sosialnya.
Keadaan sosial menentukan kesadaran sosial, perubahan dan perkembangan
keadaan sosial juga membawa dan menentukan perubahan dan perkembangan kesadaran
sosial, walau begitu kesadaran sosial tidak bersikap pasif terhadap keadaan
sosial, kesadaran sosial mempunyai pengaruh aktif terhadap keadaan sosial,
terhadap perubahan dan perkembangan keadaan sosial itu.
Faktor-faktor keadaan sosial yang mempengaruhi dan menentukan kesadaran
sosial, yaitu geografi, penduduk dan cara produksi dengan peranan masing-masing
:
•
Geografi :
Geografi meliputi unsur-unsur letaknya, bentuknya dan kegunaannya bagi
produksi, Dari ketiga unsur itu yang paling penting peranannya dalam
mempengaruhi dan ikut menentukan keadaan sosial, serta lebih lanjut
mempengaruhi dan menentukan kesadaran sosial adalah unsur kegunaannya bagi
produksi.
Geografi yang berbeda dari suatu negeri dan masyarakat, menimbulkan pula
perbedaan keadaan sosial serta kesadaran sosial dari negeri dan masyarakat lain
yang berbeda geografinya.
Perubahan dan perkembangan geografi membawa dan menentukan pula
perubahan dan perkembangan keadaan sosial dan lebih lanjut membawa perubahan
dan perkembangan kesadaran sosial.
•
Penduduk :
Penduduk mempunyai dan meliputi unsur-unsur jumlah dan kepadatan,
unsur-unsur itu mempengaruhi dan ikut menentukan keadaan sosial yang
selanjutnya mempengaruhi dan menentukan kesadaran sosial, perubahan dan
perkembangan penduduk ikut membawa dan menentukan perubahan dan perkembangan
keadaan sosial yang lebih lanjut juga membawa perubahan dan perkembangan
kesadaran sosial.
Perubahan dan perkembangan penduduk berlangsung dalam proses yang lebih
cepat daripada proses perubahan dan perkembangan geografi.
•
Cara Produksi :
Cara produksi terbentuk dan terdiri dari tenaga produktif dan hubungan
produksi, cara produksi adalah faktor yang paling mempengaruhi dan paling
menentukaan keadaan sosial yang lebih lanjut berarti paling mempengaruhi dan
paling menentukan kesadaran sosial, perubahan dan perkembangan cara produksi
membawa dan menentukan pula perubahan dan perkembangan keadaan sosial yang
lebih lanjut juga membawa dan menentukan perubahan dan perkembangan kesadaran
sosial.
Proses perubahan dan perkembangan cara produksi sangat cepat, paling
mempengaruhi dan paling menentukan di banding dengan proses perubahan dan
perkembangan geografi dan penduduk.
Proses perubahan dan perkembangan cara produksi di mulai dari proses
perubahan dan perkembangan tenaga produktif serta ditentukan pada akhirnya oleh
perubahan dan perkembangan hubungan produksi.
Hubungan produksi menentukan cara produksi, perubahan dan perkembangan
hubungan produksi membawa perubahan dan perkembangan cara produksi.
Inti persoalan hubungan produksi adalah pemilikan atas alat produksi,
sedang inti persoalan pemilikan alat produksi adalah penentuan kedudukan sosial
manusia dalam hubungannya antara yang satu dengan yang lain dalam proses
produksi dan lebih lanjut kedudukan sosial itu menentukan kesadaran sosial.
Kedudukan sosial manusia sebagai pemilik alat produksi menimbulkan dan
menentukan kesadaran sosialnya sebagai pemilik alat produksi untuk
mempertahankan kepemilikannya atas alat produsi, sebaliknya kedudukan sosial
manusia sebagai bukan pemilik alat produksi menimbulkan dan menentukan
kesadaran sosialnya sebagai bukan pemilik alat produksi yang anti pada
pemilikan atas alat-alat produksi.
Demikian pada hakekatnya keadaan sosial ditentukan oleh hubungan
produksi dan kesadaran sosial ditentukan oleh kedudukan sosial dalam hubungan
produksi itu.
Kesadaran sosial itu hanya ada dua macam, yaitu kesadaran sosial untuk
mempertahankan pemilikan perseorangan atas alat produksi dan kesadaran sosial
untuk pemilikan bersama secara kolektif atas alat produksi sebagai milik
masyarakat.
•
Hukum Umum Perkembangan Masyarakat :
Hukum umum perkembangan masyarakat adalah suatu hukum yang obyektif,
hukum itu timbul dan berlangsung secara obyektif di dalam masyarakat, diluar
kesadaran dan diluar kemauan manusia, timbul dan terjadinya tidak diciptakan
oleh manusia, berlangsung dan terlaksananya tidak bisa dihindari dan tidak bisa
ditolak oleh manusia dan oleh kekuatan apapun, itu sudah menjadi kepastian
sejarah dalam proses perkembangan masyarakat.
Hukum perkembangan masyarakat di mulai dari proses kebutuhan hidup
manusia yang pokok, yaitu mempertahankan dan melangsungkan hidup dalam proses
kehidupan dan perkembangan selanjutnya, proses itu berlangsung secara obyektif
dan berlaku sebagai hukum umum perkembangan masyarakat, bahwa :
•
Kebutuhan
hidup manusia yang pokok ialah mempertahankan dan melangsungkan hidup.
•
Utuk
bisa mempertahankan dan melangsungkan hidup, manusia harus makan, berpakaian
dan bertempat tinggal, itu merupakan syarat dan sebagai kebutuhan hidup yang
primer.
•
Untuk
bisa memenuhi kebutuhan hidupnya yang primer itu, manusia harus bekerja
memproduksinya.
•
Untuk
bisa bekerja memproduksinya, manusia harus menggunakan alat kerja dan ada
sasaran kerja, alat kerja dan sasaran kerja itu merupakan dan disebut sebagai
alat produksi, dalam hal kerja itu juga harus ada atau tersedia tenaga kerja.
•
Tenaga
kerja manusia dengan kecakapan dan keahliannya yang di dapat dari pengalaman
kerjanya beserta alt produksi, merupakan tenaga produktif.
•
Tenaga
produktif itu selalu berubah dan berkembang, tidak pernah tinggal diam atau
berhenti pada satu saat pun, tenaga produktif itu merupakan motor dari
perkembangan maju masyarakat.
•
Perubahan
dan perkembangan tenaga produktif di mulai pertama-tama dari perubahan dan
perkembangan alat kerja, kemudian diikuti dengan perubahan dan perkembangan
kecakapan dan keahlian tenaga kerja yang menggunakan alat kerja itu, tenaga
kerja itu merupakan faktor yang terpenting dalam tenaga produktif.
•
Tenaga
produktif selalu menuntut keharusan sesuainya hubungan produksi dengan
perubahan dan perkembangan tenaga produktif itu pada setiap tingkat.
•
Hubungan
produksi adalah hubungan antara manusia yang satu dengan yang lain dalam proses
produksi, hubungan produksi itu berlangsung karena untuk memproduksi, manusia
tidak cukup hanya dengan menggunakan tenaga kerjanya sendiri dan alat produksi,
tetapi masih harus mengadakan hubungan dengan manusia lain yang merupakan dan
disebut sebagai hubungan produksi.
•
Hubungan
produksi mengandung isi yang pokok, yaitu kedudukan pemilikan alat produksi
dalam proses produksi itu, artinya alat produksi dalam proses produksi itu
milik siapa, milik bersama secara kolektif dari semua manusia dalam hubungan
produksi itu atau milik perseorangan secara sepihak dalam proses produksi itu
juga.
•
Hubungan
produksi itu menentukan kwalitet suatu masyarakat, berubah dan berkembangnya
hubungan produksi berarti berubah dan berkembangnya suatu masyarakat.
•
Hubungan
produksi harus selalu sesuai dengan tenaga produktif dalam setiap tingkat
perubahan dan perkembangan tenaga produktif itu, hubungan produksi itu
berlangsung diluar kesadaran manusia, tetapi kesadaran manusia tidak berarti
pasif, kesadaran manusia juga mempunyai peranan aktif dalam proses perubahan
dan mendorong maju perkembangan hubungan produksi sesuai dengan perkembangan
tenaga produktif.
•
Hubungan
produksi merupakan bingkai dari tenaga produktif sebagaimana bentuk merupakan
bingkai dari isi, hubungan produksi itu bersifat pasif dalam setiap proses
perubahan dan perkembangannya, sebaliknya tenaga produktif bersifat aktif dalam
setiap proses perubahan dan perkembangannya, perubahan dan perkembangan
hubungan produksi selalu kemudian daripada perubahan dan perkembangan tenaga
produktif.
•
Hubungan
produksi yang sudah menjadi sempit bagi perubahan dan perkembangan tenaga
produktif pada akhirnya akan dibongkar dan dihancurkan oleh perkembangan tenaga
produktif itu sendiri untuk kemudian diganti dengan hubungan produksi baru yang
sesuai dengan perkembangan dan watak tenaga produktif itu, dengan berubah dan
berkembangnya hubungan produksi, berubah dan berkembang pula masyarakatnya.
•
Keharusan
sesuainya hubungan produksi dengan perkembangan tenaga produktif itu merupakan
suatu hukum dan yang mendorong maju perkembangan masyarakat, itu adalah hukum
umum perkembangan masyarakat.
•
Hubungan
produksi dan tenaga produktif merupakan cara produksi, dengan hubungan produksi
sebagai faktor yang menentukan cara produksi, sebagaimana hubungan produksi
menentukan kwalitet suatu masyarakat, begitu hubungan produksinya , begitu pula
cara produksi dan system ekonominya, yang berarti begitu juga kwalitet
masyarakatnya, berubah hubungan produksinya berarti berubah cara produksi dan
system ekonominya juga kwalitet masyarakatnya.
•
Basis dan Banguna Atas :
Basis adalah suatu system ekonomi, Faktor-faktor system ekonomi ialah
pemilikan alat produksi, distribusi hasil produksi dan pertukaran dari hasil
produksi itu, dari tiga faktor itu yang paling menentukan adalah faktor
pemilikan alat produksi.
Adapun bangunan atas adalah suatu pencerminan dari basis, Bangunan atas
berdiri diatas dan karena kekuatan basis.
Bangunan atas terdiri dari dua faktor, yaitu faktor ide dan faktor
pelaksana alat realisator ide, dari dua faktor itu akhirnya yang paling penting
dan menentukan adalah ide dan alat pelaksana atau alat realisator ide itu.
Basis menentukan bangunan atas, yaitu menentukan perubahan dan
perkembangan bangunan atas, berubah dan berkembangnya basis berarti berubah dan
berkembangnya bangunan atas, tetapi bangunan atas tidak bersifat pasif,
bangunan atas mempunyai peranan aktif dalam mempengaruhi perubahan dan
perkembangan basis, juga dalam mengubah dan mengembangkan basis itu, pengalaman
sejarah menunjukkan bahwa pengubahan dan perubahan revolusioner basis selalu
dimulai dari pengubahan dan perubahan revolusioner bangunan atas.
Pengubahan dan perubahan basis yang selalu di mulai dari pengubahan dan
perubahan bangunan atas itu tidak berarti bahwa bangunan atas yang menentukan
basis, tetapi tetap basis yang menentukan bangunan atas, sebab bila pengubahan
dan perubahan bangunan atas itu berhenti hanya pada pengubahan dan perubahan
bangunan atas itu saja dan tidak terus sampai pada pengubahan dan perubahan
basis, maka akhirnya bangunan atas yang sudah berubah itu akan kembali seperti
semula sesuai dengan basisnya yang belum atau tidak berubah karena tidak
diubah.
•
Klas dan Perjuangan Klas :
Klas adalah segolongan orang yang mempunyai kedudukan yang sama dalam
hubungannya dengan pemilikan alat produksi, mempunyai kepentingan yang sama dan
tujuan yang sama pula.
Kedudukan sosial klas seseorang dalam masyarakat ditentukan oleh
hubungannya dengan pemilikan alat produksi, yaitu ia sebagai pemilik alat
produksi atau sebagai bukan pemilik alat produksi, mereka yang menduduki
sebagai pemilik alat produksi adalah klas parasit yang menghisap dan menindas,
sebaliknya mereka yang menduduki sebagai bukan pemilik alat produksi adalah
klas buruh atau produsen yang terhisap dan tertindas.
Ideologi klas seseorang ditentukan oleh kedudukan dan kepentingan
klasnya, disamping itu juga ditentukan oleh tujuan perjuangan hidupnya, artinya
ia berjuang untuk apa, untuk siapa dan untuk kepentingan klas mana, untuk
memiliki dan mempertahankan serta melindungi pemilikan perseorangan atas alat
produksi atau untuk menghapuskan pemilikan perseorangan atas alat produksi dan
menjadikannya sebagai milik bersama seluruh masyarakat, mereka berjuang untuk
yang pertama adalah berideologi klas penghisap dan penindas, sedang mereka yang
berjuang untuk yang kedua adalah berideologi klas buruh.
Kepentingan klas seseorang ditantukan oleh kedudukan klasnya, klas
pemilik alat produksi sebagai klas penghisap dan penindas mempunyai kepentingan
untuk mempertahankan dan melindungi pemilikannya atas alat produksi yang
berarti berkepentingan untuk mempertahankan dan melindungi penghisapan dan
penindasan, sebaliknya klas bukan pemilik alat produksi sebagai klas terhisap
dan tertindas mempunyai kepentingan untuk menghapuskan pemilikan perseorangan
atas alat produksi yang berarti berkepentingan untuk menghapuskan penghisapan
dan penindasan.
Klas dalam masyarakat berklas hanya terdapat dua klas yang pokok, yaitu
klas pemilik alat produksi sebagai klas penghisap dan penindas, dan klas bukan
pemilik alat produksi sebagai klas terhisap dan tertindas, tetapi disamping dua
klas yang pokok itu ada satu klas peralihan, yaitu klas pemilik alat produksi
yang sekaligus juga klas buruh yang terhisap dan tertindas oleh klas pemilik
alat produksi yang besar yang menghisap dan menindas.
Klas-klas dalam masyarakat lahir sesudah terjadinya perampasan dan
pemilikan perseorangan atas alat produksi oleh segolongan kecil manusia yang
kuat terhadap segolongan besar manusia yang lemah.
Lahirnya klas dalam masyarakat menimbulkan adanya perjuangan klas di
dalam masyarkat, Perjuangan klas adalah perjuangan untuk membela kepentingan
klas dan tujuan klas atau perjuangan antara dua klas yang kepentingan dan
tujuannya bertentangan.
Perjuangan klas antara dua klas yang saling bertentangan kepentingan dan
tujuannya itu tidak mengenal kompromi dan tidak bisa dikompromikan, berwatak
dan bersifat antagonis, perjuangan klas itu terus berlangsung dan tidak akan
berhenti pada satu saatpun, hanya bentuk dan sifatnya yang kadang-kadang
terbuka dan kadang-kadang tertutup.
Perjuangan klas itu akan terus-menerus berlangsung, tidak akan berhenti
dan tidak akan lenyap selama klas-klas itu sendiri masih ada di dalam
masyarakat, berhenti dan lenyapnya perjuangan klas akan bersamaan dengan
lenyapnya klas-klas itu dari masyarakat.
Klas-klas itu akan lenyap bila dan pada saat pemilikan perseorangan atas
alat produksi lenyap atau hapus dan menjadi pemilikan bersama oleh masyarakat.
•
Negara dan Revolusi :
•
Negara :
Negara adalah alat suatu klas yang berkuasa untuk menindas dan menguasai
klas yang lain untuk mempertahankan dan melindungi kepentingan dan kekuasaan
klas yang berkuasa.
Negara lahir dalam masyarakat berklas sesudah klas-klas itu sendiri
lahir dan sesudah terjadi pertentangan serta timbul perlawanan dan perjuangan
klas, negara lahir sebagai akibat dari adanya perlawanan dan perjuangan klas
terhisap dan tertindas terhadap klas yang menghisap dan menindas, suatu
perlawanan yang terus-menerus dan tidak teratasi, untuk bisa mematahkan dan
menindas serta mengatasi setiap perlawanan yang timbul dari klas yang terhisap
dan tertindas atau dari klas lain dan untuk menjaga serta melindungi
kepentingan dan kekuasaan serta untuk dapat menegakkan dan mempertahankan kekuasaannya
lebih lanjut, klas yang berkuasa memerlukan alat kekuasaan dan kekuatan, dan
itu adalah negara.
Demikian negara lahir sebagai alat kekuasaan dan alat penindas dari klas
yang berkuasa terhadap klas lain dan bukan sebagai alat pendamai dalam pertentangan
klas yang berdiri diatas semua klas yang saling bertentangan.
Negara sesuai dengan fungsinya selalu berwatak dan bersifat diktaktur,
diktaktur dari klas yang berkuasa terhadap klas yang lain.
Aparat kekuasaan negara yang utama dan penting serta pokok adalah
pemerintahan, angkatan bersenjata dan penjara, ketiga aparat kekuasaan itu
adalah mutlak dan merupakan hakekat negara, dan dari ketiganya itu yang paling
penting adalah angkatan bersenjata.
Negara sebagai alat kekuasaan berarti
alat pelaksana politik atau alat pelaksana ide klas yang berkuasa,
karena itu negara merupakan suatu faktor dari bangunan atas, dan sebagai
bangunan atas negara lahir dan berdiri diatas basis serta yang melindungi basis
itu, maka watak suatu negara tidak bisa lepas dari watak basisnya atau watak
dan kepentingan system ekonomi yang berlangsung, watak dan fungsi negara tentu
sesuai dengan watak dan kepentingan basis atau system ekonominya dan sesuai
dengan watak serta kepentingan klas yang berkuasa, tidak bisa lain !.
Negara sesuai dengan sejarah lahir dan terbentuknya, tidak selamanya ada
dan mutlak, ada zaman yang masyarakatnya hidup berlangsung tanpa ada negara,
yaitu masyarakat komunal primitif sebagai masyarakat yang tidak berklas, karena
klas-klas belum lahir atau belum ada dalam masyarakat itu, karena itu negara
pada akhirnya juga akan lenyap dari masyarakat, akan datang masanya yang
masyarakat hidup berlangsung tanpa negara, yaitu masyarakat komunisme sebagai
masyarakat yang tidak berklas, karena klas-klas sudah lenyap dan hapus dari
masyarakat itu.
Negara pada akhirnya akan lenyap dari masyarakat bersamaan dengan
lenyapnya klas-klas dari masyarakat itu pula.
•
Revolusi :
Revolusi adalah perebutan dan pergantian kekuasaan dari klas yang
berkuasa kepada klas lain yang lebih maju, dengan begitu pergantian kekuasaan
kepada klas lain yang reaksioner adalah bukan revolusi tetapi kontra revolusi.
Revolusi mempunyai tiga sasaran utama, yaitu politik, ekonomi dan
kebudayaan, itu berarti revolusi yang pertama-tama ditujukan untuk merebut dan
mengganti kekuasaan negara, segera sesudah itu berhasil harus segera merebut
dan mengoper kekuasaan atas alat produksi, kemudian sesudah kekuasaan itu
mantap dan terkonsolidasi kuat, lalu merombak kebudayaan lama dengan segala
sisa-sisanya untuk memenangkan dan mendominasi kebudayaan baru, kebudayaan klas
yang berevolusi.
Revolusi yang sudah berhasil merebut dan mengganti kekuasaan negara,
tetapi tidak diteruskan untuk merebut dan mengoper kekuasaan atas alat produksi
akan berarti revolusi itu hanya dalam bentuk dan tidak sampai pada isinya,
revolusi yang demikian pada hakekat dan pada akhirnya adalah revolusi yang
gagal, sebab hakekat suatu revolusi adalah merebut dan mengoper kekuasaan
negara atas alat produksi untuk merombak system ekonomi yang lama dan
menggantinya dengan system ekonomi yang baru dari klas yang berevolusi.
•
Revolusi
dilapangan politik berarti merebut dan mengganti kekuasaan negara, merombak
aparatnya yang lama dan menggantinya dengan aparat yang baru sebagai aparat
revolusi, yaitu aparat yang sesuai dan untuk melaksanakan tujuan revolusi, dan
tujuan revolusi berarti tujuan klas yang berevolusi, yaitu klas yang merebut
dan mengganti kekuasaan negara.
•
Revolusi
dilapangan ekonomi berarti merebut dan mengoper kekuasaan negara atas alat
produksi, merombak hubungan produksi yang lama dan menggantinya dengan hubungan
produksi yang baru dari klas yang berevolusi, yang merombak system ekonomi yang
lama dan menggantinya dengan system ekonomi yang baru dari klas yang
berevolusi.
•
Revolusi
dilapangan kebudayaan berarti melawan dan merombak kebiasaan dan cara berfikir
yang lama dan menggantinya dengan kebiasaan dan cara berfikir yang baru dari klas
yang berevolusi.
•
Revolusi
dilapangan politik tanpa merombak aparat yang lama dan menggantinya dengan
aparat yang baru, aparat revolusi dari klas yang berevolusi, akan menghambat
dan bisa membelokkan jalannya revolusi dari arah dan tujuan revolusi.
•
Revolusi
dilapangan ekonomi tanpa merombak hubungan produksi dan system ekonomi yang
lama untuk menggantinya dengan hubungan produksi dan system ekonomi yang baru
dari klas yang berevolusi, akan tidak ada artinya bagi tujuan revolusi yang
berarti gagal.
•
Revolusi
dilapangan politik dan ekonomi tanpa dilanjutkan atau tanpa revolusi dilapangan
kebudayaan, akan bisa menyelewengkan jalannya revolusi dari arah dan tujuan
revolusi itu.
Revolusi-revolusi yang sudah terjadi dalam sejarah bisa dibagi dalam dua
kategori pokok, yaitu revolusi proletar atau revolusi sosialis dan
revolusi-revolusi sebelumnya, dua kategori pokok revolusi itu mempunyai
perbedaan besar dan prinsip pada watak dan sifat serta tujuannya.
Revolusi proletar atau revolusi sosialis adalah revolusinya klas bukan
pemilik alat produksi atau revolusinya klas yang terhisap dan tertindas, yaitu
revolusinya klas buruh atau klas pekerja terhadap klas pemilik alat produksi
atau klas penghisap dan penindas, sedang revolusi-revolusi sebelumnya,
revolusi-revolusi sebelum revolusi proletar atau sebelum revolusi sosialis
adalah revolusinya klas-klas pemilik alat produksi atau klas penghisap dan
penindas terhadap klas lain atau terhadap klas pemilik alat produksi atau klas
penghisap dan penindas yang lama.
Revolusi proletar atau revolusi sosialis bertujuan untuk menghancurkan
system ekonomi dan masyarakat penghisapan dan menggantinya dengan system
ekonomi dan masyarakat sosialis, yaitu system ekonomi dan masyarakat kolektif
tanpa penghisapan dan penindasan, sedang revolusi-revolusi sebelumnya bertujuan
untuk mengganti system ekonomi dan masyarakat penghisapan dan penindasan yang
lama dengan system ekonomi dan masyarakat penghisapan dan penindasan yang baru.
Revolusi proletar atau revolusi sosialis bertugas untuk membangun system
ekonomi dan masyarakat yang sama sekali baru, yang belum terkandung atau belum
tumbuh dalam system ekonomi dan masyarakat yang lama yang digantinya, sedang
revolusi-revolusi sebelumnya bertugas membangun menegakkan system ekonomi dan
masyarakat yang lama yang diganti, dengan begitu revolusi-revolusi sebelum
revolusi proletar atau sebelum revolusi sosialis berarti tidak membangun system
ekonomi yang sama sekali baru.
Revolusi proletar atau revolusi sosialis dan revolusi-revolusi
sebelumnya yang watak, sifat dan tujuannya saling berbeda secara prinsip itu,
berbeda pula praktek berlangsungnya, pelaksanaannya dan penegakannya.
Revolusi proletar atau revolusi sosialis berlangsung sampai pada
penumbangan system ekonomi dan masyarakat yang lama beserta akar-akarnya,
pelaksanaan dan penegakannya harus dengan aparat yang baru yang bersih dari
watak dan sifat-sifat lama dari revolusi-revolusi sebelumnya, berlangsung
sampai berlaku dan berkuasanya system ekonomi dan masyarakat baru dengan masih
bisa membiarkan atau menggunakanya sisa-sisa system ekonomi dan masyarakat yang
lama di dalam system ekonomi dan masyarakat yang baru, pelaksanaan dan
penegakannya bisa pula menggunakan atau dengan aparat-aparat yang lama yang
masih membawa watak dan sifat-sifat lama.
Revolusi proletar atau revolusi sosialis membangun system ekonomi dan
masyarakat yang sama sekali baru, karena itu didalamnya akan berlangsung
kontradiksi atau pertentangan yang makin menajam antara watak dan
fikiran-fikiran baru dengan watak dan fikiran-fikiran lama atau antara ideology
baru dengan ideology lama yang ditumbangkan yang sisa-sisanya masih berusaha
untuk berkuasa kembali, watak dan fikiran atau ideology yang baru dan yang lama
itu tidak bisa saling berintegrasi atau tidak bisa diintegrasikan dan
kontradiksi atau pertentangan tidak bisa dikompromikan, sedang
revolusi-revolusi sebelum revolusi proletar atau sebelum revolusi sosislis
membangun system ekonomi dan masyarakat yang tidak sama sekali baru, karena itu
didalamnya tidak akan berlangsung kontradiksi atau pertentangan yang makin
menajam antara watak dan fikiran atau ideology yang baru dengan watak dan
fikiran atau ideology yang lama, tetapi kontradiksi atau pertentangan antara
keduanya itu akan melunak dan bisa dikompromikan serta bisa saling
berintegrasi.
Revolusi-revolusi itu menjadi matang dan berlangsung atau terjadi dengan
melalui syarat-syarat dalam proses krisis revolusioner, Tanda-tanda atau
cirri-ciri dari krisis revolusioner itu ialah :
• Massa rakyat sudah tidak puas dan tidak mau
dengan keadaan yang lama yang sedang berlangsung.
• Massa rakyat sudah berani dan sudah bertindak
menentang dan melawan keadaan itu, baaik secara bersama atau terorganisasi
maupun secara sendiri-sendiri yang anarkhis.
• Klas atau pemerintah yang berkuasa sudah tidak
mampu mengatasi keadaan dan tidak mampu membuat jalan keluar.
• Klas yang baru sudah siap dan sudah mampu untuk
mengganti kekuasaan lama serta sudah siap tampil kedepan memimpin dan mampu
melaksanakan kepemimpinan dalam perlawanan massa rakyat terhadap kekuasaan klas
atau kekuasaan pemerintah yang lama.
Revolusi adalah perlawanan besar dan menyeluruh dari massa rakyat
terhadap kekuasaan klas atau kekuasaan pemerintah lama yang proses
kematangannya dimulai dari perlawanan-perlawanan yang kecil-kecil dan
terpisah-pisah, revolusi selalu berlangsung dengan perlawanan dan kekerasan,
tidak ada revolusi yang berlangsung secara damai.
•
Peranan Massa dan Pimpinan dalam Sejarah :
•
Massa :
Massa adalah segolongan besar manusia dalam masyarakat yang mempunyai
ikatan persamaan kepentingan tertentu, massa disini berarti massa pekerja atau
rakyat pekerja.
Massa rakyat pekerja adalah pencipta sejarah, massa rakayt pekerja
adalah kaum produsen, sejarah masyarakat adalah sejarah dari massa rakyat
pekerja, sejarah adalah sejarah dari kaum produsen dan bukan sejarah dari para
pemimpin.
Massa rakyat pekerja adalah juga pelaksana dan realisator ide-ide
masyarakat, tanpa massa rakyat pekerja tidak akan ada ide-ide masyarakat atau
ide-ide sosial yang bisa dilaksanakan atau direalisasikan.
Massa rakyat pekerja hidup dan menghidupi serta menentukan jalan hidup
dan kehidupan mereka sendiri.
Massa dalam hidup dan kehidupannya memerlukan dan mempunyai pimpinan yang
lahir dari antara mereka dan mereka tentukan sendiri, massa melahirkan dan
menentukan pimpinan dan bukan sebaliknya, massa bukan semacam domba yang hanya
menurutkan kemauan gembalanya.
•
Pimpinan :
Pimpinan adalah orang yang menjadi poros dalam hidup dan kehidupan
massa, pimpinan menjadi pedoman dalam menempuh jalan hidup dan kehidupan massa.
Pimpinan adalah satu dengan massa dan lahir dari antara massa itu
sendiri, pimpinan adalah juga massa, tetapi massa yang paling menonjol diantara
mereka dan mempunyai banyak kelebihan dari yang lain, baik dalam hidup dan
kehidupan, maupun dalam menempuh jalan hidup dan kehidupan itu serta dalam
mencapai kepentingan bersama.
Kemenonjolan dan kelebihan pimpinan ialah bahwa pimpinan dalam hal itu
memiliki syarat-syarat : “serba paling”, yang paling berpengaruh, paling jauh
pandangannya, paling berani dsb, sesuai dengan dasar kebutuhan dan kepentingan
massa yang bersangkutan.
Pimpinan merupakan peresan dari massa dan cermin dari hidup dan
kehidupan massanya, pimpinan merupakan wakil dan pembawa kepentingan, perasaan
dan fikiran massa yang dipimpinnya, pimpinan yang sudah menyeleweng dan sudah
tidak mewakili atau sudah tidak membawa kepentingan, perasaan dan fikiran massanya
akan ditinggalkan dan akan diganti dengan pimpinan yang baru oleh massanya.
Pimpinan lahir dari massa serta hidup dan besar dari massa, pemimpin
akan terus diikuti oleh massa selama ia mewakili dan membawa kepentingan,
perasaan dan fikiran massa, sebaliknya pimpinan akan jauh dan tenggelam di
tengah-tengah massa serta ditinggalkan oleh massa dan lenyap dari massa bila ia
sudah tidak lagi mewakili dan membawa kepentingan, perasaan dan fikiran
massanya.
Pemimpin dan massa adalah satu, tidak bisa dipisah-pisahkan, massa
memerlukan pimpinan dalam hidup dan kehidupannya, serta dalam menempuh jalan
hidup dan kehidupannya itu dan juga dalam mencapai kepentingannya, sebaliknya
pimpinan tidak bisa lahir dan tidak bisa hidup tanpa massa, pimpinan tanpa
massa tidak akan bisa berbuat apa-apa dan tidak ada artinya.
Pimpinan hidup satu dengan massa dan ditengah-tengah, Pimpinan mengerti
kepentingan massa, mendengarkan suara massa, memperhatikan perasaan massa,
mempelajari fikiran dan pendapat massa, lalu menyimpulkan suara perasaan,
fikiran dan pendapat massa itu, kemudian menjadikan kesimpulan itu sebagai
garis pimpinan yang sesuai dengan kepentingan massa dan untuk mencapai
kepentingan massa, selanjutnya mengembalikan garis pimpinan itu kepada massa
untuk dilaksanakan dan direalisasikan.
Kesimpulan dan garis pimpinan yang tepat sesuai dengan kepentingan massa
dan sesuai dengan perasaan serta fikiran massa akan mampu memobilisasi kekuatan
massa untuk melaksanakan dan merealisasikannya, massa adalah inspirator dan
realisator serta penguji dari ketepatan garis pimpinan, dengan begitu
kesimpulan dan garis pimpinan adalah berasal dari massa, kembali kepada massa,
dilaksanakan dan direalisasikan oleh massa serta untuk kepentingan massa.
Maka pada akhirnya massa yang menentukan dan bukan pimpinan, kepentingan
perasaan dan fikiran massa merupakan garis massa, dan garis massa itu
memerlukan serta menjadi garis pimpinan yang pada pelaksanaan dan realisasinya
kembali berakhir kepada massa yang menentukannya.
Demikian peranan massa dan pimpinan dalam sejarah perkembangan
masyarakat, pimpinan yang menunjukan arah dan jalannya, sedangkan massa yang
menentukannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar